Implementasi Program Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan di Komunikasi

BAB V ANALISA TEMUAN Implementasi kebijakan merupakan suatu tahapan penting dalam kebijakan publik dan merupakan sebuah proses yang dinamis, yang meliputi berbagai variabel. Jika sebuah kebijakan diambil secara tepat, tetapi dalam implementasinya tidak baik dan benar maka kebijakan tersebut hanya baik di atas kertas dan akan gagal mencapai tujuannya. Oleh karena itu implementasi kebijakan aspek yang sangat penting dalam seluruh proses kebijakan. Mengkaji implementasi program pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Bantan, penulis mengadopsi model George Edward III, yang di dalamnya terdapat empat variabel yaitu : komunikasi, sumber daya, disposisi atau sikap dan struktur birokrasi. Keempat faktor ini saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Program pinjaman bergulir PNPM MP dilaksanakan di Kelurahan Bantan yang dimulai sejak awal tahun 2007 yang di sosialisasikan oleh Fasilitator Kelurahan. Kemudian dibentuk lah Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM yang bernama LKM Sari Bantan. Awalanya dana pinjaman yang dikelola sebesar Rp. 150.000.000,-. Syarat peminjaman adalah dengan membentuk kelompok yang terdiri dari 5 anggota. Dalam pelaksanaannya terdapat tahapan – tahapan dan aspek yang mempengarurinya. Penulis mengkaji pelaksanaan program pinjaman bergulir PNPM MP dengan empat variabel yang sudah disampaikan di atas, yaitu : komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Selain keempat variabel tersebut, penulis juga menjelaskan fenomena – fenomena yang ditemukan dalam pelaksanaan program pinjaman bergulir PNPM MP ini.

5.1. Implementasi Program Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan di

Kelurahan Bantan berdasarkan model G Edward III Universitas Sumatera Utara

a. Komunikasi

Setiap kebijakan akan dapat dilaksanakan dengan baik jika terjadi komunikasi yang efektif antara pelaksana program kebijakan dengan para kelompok sasaran target group. Tujuan dan sasaran dari program atau kebijakan dapat disosialisasikan secara baik sehingga dapat menghindari adanya distorsi atas kebjakan dan program Sosialisai merupakan tahapan pertama kegiatan Implementasi PNPM Mandiri – Perkotaan dimana pada tahap ini masyarakat, khususnya masyarakat miskin, diberikan pemahaman bahwa mereka dapat bangkit dari kemiskinan melalui program pinjaman bergulir PNPM Mandiri – Perkotaan. Program pinjaman bergulir memberikan akses pinjaman yang mudah untuk masyarakat miskin yang saat ini belum memiliki akses pinjaman ke lembaga keuangan lain. Sosilalisasi dilakukukan dengan mengumpulkanwarga kelurahan Bantan dan memberikan penjelasan tentang program pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan. Program pinjaman bergulir ini diperkenalkan oleh Fasilitator Kelurahan. Kegiatan sosialisasi ini bertujuan agar masyarakat mengerti tentang tata cara pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir ini, tahap – tahap peminjaman dan proses pengembalian pinjaman. hal ini sesuai dengan pernyataan bapak Makmur Hasibuan, Sekretaris Kelurahan Bantan, mengenai sosialisasi program pinjaman bergulir kepada masyarakat: “Pertama sekali fasilitator kelurahan dating ke kantor lurah untuk meminta izin melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Kemudian masyarakat dikumpulkan, fasilitator kelurahan melakukan sosialisasi program pinjaman bergulir PNPM MP ini. Setelah sosialisasi dilaksanakan maka dibentuklah LKM yang didampngi oleh fasilitator kelurahan dan lurah bantan. Kordinator dan anggota LKM dipilih oleh warga melalui rembug warga.” wawancara pada tanggal 16 Juni 2013 Berdasarkan wawancara di atas, diketahui bahwa sosialisasi dilakukan oleh fasilitator kelurahan, kemudian terbentuklah Lembaga Keswadayaan MasyarakatLKM yang dipilih oleh masyarakat sendiri yang didampingi oleh fasilitator dan lurah Bantan. Melalui rembug warga, dipilih lah satu koordinator LKM dan 9 orang anggota LKM. Sebagian besar anggota LKM merupakan Kepala Lingkungan. Universitas Sumatera Utara Dalam sosialisasi yang dilksanakan oleh fasilator kelurahan dan Lurah Bantan, tidak semua warga dapat menghadiri kegiatan tersebut sehingga tidak semua warga mengetahui informasi tentang program pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan ini. Seperti yang disampaikan oleh Sekertaris Kelurahan, Bapak Makmur Hasibuan yang menyatakan: “Waktu sosialisasi memang tidak semua warga dapat mengikuti sosialisasi yang disampaikan oleh fasilatator kelurahan, karena memang aula kantor yang tidak begitu besar untuk menampung semua warga Kelurahan Bantan. Jadi kami berkoordinasi dengan kepala – kepala lingkungan yang ada di Kelurahan Bantan dan disepakati setiap lingkungan diwakilkan oleh dua orang warga.” wawancara pada tanggal 16 Juni 2013 Pada awalnya, banyak warga yang tidak percaya dan sedikit yang berpartisipasi, akan tetapi lambat laun dengan berjalanya berbagai program PNPM Mandiri Perkotaan, maka warga berangsur – angsur ikut dalam kegiatan PNPM Mandiri – Perkotaan, termasuk pinjaman bergulir. Kepala lingkungan memiliki peran yang sangat besar dalam hal sosialisasi kepada warga. Kepala lingkungan menyadari perannya sebagai penyambung lidah dalam meneruskan informasi tentang pinjaman bergulir PNPM MP agar program ini bisa berjalan dengan baik. Hal senada disampaikan kepala lingkungan IV Arwin yang menyatakan: “Kami selaku kepala lingkungan bertugas meneruskan informasi mengenai program pinjaman bergulir ini kepada masyarakat karena memang tidak semua warga hadir dalam sosialisasi kemaren. Banyak warga yang tidak ikut karena tidak percaya ada program ini. Saya sendiri bekerja sama dengan salah satu warga yang aktif di kegiatan PKK dan posyandu, disampaikan juga lewat perwiritan.” wawancara pada tanggal 16 Juni 2013 Berdasarkan hasil wawancara di atas, terlihat bahwa bentuk komunikasi yang dilakukan belum efektif dan baik dikarenakan keterbatasan tempat pertemuan masyarakat, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama agar masyarakat bisa mendapatkan informasi tentang pinjaman bergulir PNPM MP ini. Universitas Sumatera Utara b. Setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang memadai. Ketersediaan sumber daya sangat mendukung berhasil atau tidaknya suatu kebijakan. Dalam pelaksanaan program pinjaman bergulir dibutuhkan sumber daya, seperti : staff, informasi, wewenang dalam pelaksanaan program serta fasilitas – fasilitas dalam pelaksanaan kegiatan program. Sumber daya 1. Staff Berbeda dengan program – program kebijakan lainnya, yang menempatkan masyarakat sebagai objek suatu kebijakan, maka dalam kegiatan pinjaman bergulir PNPM MP masyarakat sendiri lah yang menjalankan program tersebut. Untuk mengkoordinasi kegiatan pinjaman bergulir ini, dibentuk Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM yang dibentuk oleh masyarakat sendiri. Untuk pengelolaan pinjaman bergulir dibentuk Unit Pengeola Keuangan UPK. UPK dipilih melalui rapat LKM. Lurah sebagai wakil perpanjangan pemerintah di Kelurahan Bantan, memberikan dukungan dan jaminan pelaksanaan pinajaman bergulir dapat berjalan lancer. Seperti yang disampaikan Sekretaris Kelurahan Bantan, Bapak yang menyatakan bahwa : “Dalam pelaksanaan pinjaman bergulir ini, masyarakat lah yang menjalankannya sendiri, masyarakat yang memilih LKM yang mengkoordinir kegiatan ini. Untuk syarat peminjaman masyarakat diwajibkan untuk membentuk kelompok peminjam yang disebut Kelompok Swadaya Masyarakat KSM. KSM inilah yang mengajukan permohonan pinjaman kepada UPK. Dan lurah memfasilitasi pelaksanaan yang berkaitan dengan pinjaman bergulir ini.” wawancara pada tanggal 18 Juni 2013 Hal senada juga disampaikan oleh Koordinator LKM, dalam wawancara beikut ini : “Dalam kegiatan pinjaman bergulir ini memang LKM lah yang mengkordinir dan mengawasi pengelolaan keuangan. kelompok- kelompok peminjam mengajukan pinjaman, kemudian UPK melakukan peninjauan kelapangan apakah memenuhi syarat peminjaman, setelah setelah sesuai syarat, disetujui permohonan peminjamanya.” wawancara pada tanggal 18 Juni 2013 Berdasarkan wawancara di atas terlihat bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir ini, masyarakat sendiri lah yang menjalankan kegiatan ini dengan Universitas Sumatera Utara berkoordinasi dengan Lembaga keswadayaan Masyarakat LKM yang dibentuk oleh masyarakat sendiri. Sebelum mengajukan peminjaman masyarakat membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat KSM. Setelah memenuhi syarat peminjaman maka permohonan tersebut disetujui oleh LKM. 2. Informasi merupakan sumber penting yang kedua dalam implementasi kebijakan. Informasi mempunyai dua bentuk; pertama, informasi mengenai bagaimana melaksanakan suatu kebijakan. Pelaksana-pelaksana perlu mengetahui apa yang dilakukan dan bagaimana harus melakukannya. Dengan demikian para pelaksana diberi petunjuk untuk melaksanakan kebijakan. Kedua, data tentang ketaatan personil-personil lain terhadap peraturan-peraturan pemerintah. Dalam pelaksanaan program pinjaman bergulir PNPM MP, terdapat petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sebagai acuan umum dalam memberikan pinjaman bergulir. Lembaga Keswadayaan Masyarakat dan Kelompok Swadaya masyarakat haruslah mengetahui dan memahami petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program pinjaman bergulir PNPM MP ini. Seperti yang disampaikan koordinator LKM yang mengatakan : Informasi “Pada awalnya diperkenalkan oleh fasilitator kelurahan, banyak yang disampaikan, seperti persyaratan sebelum meminjam, rentang waktu dalam membayar kembali pinjaman. Itu masyarakat sendiri yang memilih, sesuai dengan kemampuanya. ya dalam pelaksanaan kan kita mengacu pada juklak dan juknisnya.” wawancara pada tanggal 18 Juni 2013 Dari uraian di atas, masyarakat baik LKM maupun KSM sudah mengetahui bagaimana melaksanakan program pinjaman bergulir dari sosialisasi yang disampaikan fasilitator kelurahan dan masyarakat juga sudah mengetahui bahwa dalam pelaksanaan program pinjaman bergulir harus mengacu pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknisnya. Universitas Sumatera Utara Wewenang berbeda dari program yang satu dengan prgram yang lain, serta mempunyai banyak bentuk yang berbeda. Wewenang dapat berbentuk dari memberi bantuan hingga memaksakan perilaku. Wewenang yang mau diketahui penulis adalah bagaimana kesigapan segera untuk melaksanakan tugas, ataupun tanggungjawab karena memang kebutuhan yang mendesak terutama menyangkut kepentingan umum serta adanya kewenangan yang menjamin bahwa program dapat diarahkan kepada sebagaimana yamg diharapkan. Sebagai organisasi yang mengelola pinjaman bergulir ini, Unit Pengelola Keuangan menyetujui atau tidak atas pengajuan pinjaman oleh KSM, seperti yang disampaikan oleh bapak Misman berikut : 3. Wewenang Jjadi sebelum kita kabulkan permohonan pinjamannya, terlebih dahulu membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang, masyarakat bebas memilih anggota dan ketua kelompok KSM ini, semua ketentuan kan diatur di PNPM Mandiri Perkotaan ini. Kemudian kita melakukan kunjungan ke rumah dan kita seleksi bersama UPK. Kalo ada KSM yang nunggak ya kita tagih terus sampe lunas, dan resikonya untuk pinjaman berikutnya kita gak kasih lagi, kan masih banyak masyarakat yang membutuhkan pinjaman ini, ya dengan seperti ini kita harap semua KSM yang meminjam bisa lebih bertanggungjawab lagi,” Dari hasil wawancara di atas terlihat bahwa UPK memiliki kewenangan untuk meyetujui atau tidak pinjaman yang diajukan oleh KSM. UPK memberikan penyadaran kepada masyarakat agar bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan dari program pinjaman bergulir PNPM MP. Hal tersebut sesuai dengan tujuan program pinjaman bergulir PNPM MP yaitu untuk memperbaiki ekonomi masyarakat miskin dan membelajarkan masyarakat dalam mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar. wawancara pada tanggal 18 Juni 2013 4. Fasilitas Dalam pelaksanaan program diperlukan fasilitas untuk mendukung berlangsungnya program, Fasilitas-fasilitas pendukung yang dapat dipakai untuk Universitas Sumatera Utara melakukan kegiatan program seperti dana dan sarana prasarana. Kantor LKM Sari Bantan berada pada kantor kelurahan. Semua informasi mengenai pinjaman bergulir dipusatkan di kantor kelurahan ini. Dana operasional pelaksanaan program berasal dari keuntungan yang diperoleh dari pinjaman masyarakat. Hal terkait disampaikan oleh koordinator LKM , bapak Misman yang mengatakan: “Kantor LKM berada di kantor kelurahan yang digunakan untuk membagikan informasi - informasi kepada masyarakat, di depan ada papan pengumuman, disitu biasanya kita tempelkan pengumuman – pengumuman, disini juga kita adakan rembug warga.” Dan mengenai dana operasional anggota UPK menyampaikan : wawancara pada tanggal 18 Juni 2013 “untuk dana operasional yang kita pake itu berasal dari laba yang kita dapat dari pinjaman masyarakat. Kan itu ada aturnya. Ya memang sangat sedikit dana operasional yang kita dapat, bunga satu setengah persen dari pinjamanan masyarakat, kita kadang terkendala di biaya operasional ” Berdasarkan observasi peneliti, terdapat fasilitas – fasilitas yang digunakan untuk mendukung berjalanya program pinjaman bergulir ini, seperti kantor LKM yang digunakan sebagai pusat informasi bagi warga Kelurahan Bantan yang berkaitan dengan pinjaman bergulir PNPM MP. Selain itu, untuk mendukung kegiatan juga diperlukan dana operasional yang berasal dari laba atas pinjaman KSM. Kekurangan biaya operasional juga mempengaruhi pelaksanaan program ini. wawancara pada tanggal 18 Juni 2013

c. Disposisi

Dokumen yang terkait

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Efektivitas Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat

9 74 97

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Publik - Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

0 0 8