Dengan demikian masyarakat mampu melakukan kegiatan – kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dalam rangka penanggulangan berbagai masalah
kemiskinan yang dihadapi.
2.5 Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri – Perkotaan
Pinjaman bergulir PNPM Mandiri – Perkotaan diadopsi dari Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP yang telah dilaksanakan sejak tahun 1999
sebagai upaya membangun kemandirian masyarakat. Penanggulangan kemiskinan membutuhkan penanganan yang menyeluruh, maka
PNPM-Mandiri memberikan bantuan untuk masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk pendampingan dan bantuan dana. Bantuan pendampingan ini diwujudkan dalam penugasan
konsultan dan fasilitator beserta dukungan dana operasioanal untuk mendampingi dan memberdayakan masyarakat agar mampu merencanakan dan melaksanakan program
masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan di desakelurahan masing-masing. Di dalam proses pendampingan akan ada pelatihan yang akan dilakukan kepada
masyarakat untuk menambah ketrampilan dan pelaksanaan kerja. Untuk melihat efektivitas program pelatihan masyarakat, konsultan dan fasilitator PNPM-Mandiri perlu melakukan
penilain terhadap perubahan sikap dan ketrampilan masyarakat, baik sebelum maupun sesudah mengikuti pelatihan. Persoalan yang sering timbul dalam pelatihan yang dilakukan
PNPM-Mandiri seringkali masyarakat belum mengerti arti penting dari pelatihan dalam mengelola ekonomi rumah tangga.
Dengan memahami pengelolaan ekonomi keuangan rumah tangga dengan baik sebuah keluarga akan mudah untuk mengatur kebutuhannya, karena ia akan memperhitungkan setiap
rupiah yang dikeluarkannya. Sedangkan bantuan dana akan diberikan dalam bentuk Bantuan
Universitas Sumatera Utara
Langsung Masyrakat BLM. BLM ini bersifat stimulant dan sengaja disediakan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk berlatih dengan mencoba melaksanakan
rencana kegiatan penanggulangan kemiskinan yang telah direncanakan. Pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir dalam PNPM Mandiri Perkotaan bertujuan
untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar dengan kegiatan yang menghasilkan pendapatan yang biasanya tidak
memiliki akses ke sumber pinjaman lainnya, untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan kegiatan yang mendukung tumbuhnya ekonomi serta usaha mikro disamping itu
membelajarkan mereka dalamhal mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar.
23
e. Meningkatkan kapasitas kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan ekonomi rumah tangga, kewirausahaan dan pembukuan sederhana.
Pendekatan yang digunakan adalah dengan mengarahkan kegiatan pinjaman bergulir sebagai akses pinjaman masyarakat miskin yang saat ini belum mempunyai akses pinjaman
ke lembaga keuanganlain melalui: a. Kegiatan pinjaman bergulir dilaksanakan ditingkat kelurahan, dikelola secara professional
untuk menjaga keberlangsungan akses pinjaman bagi masyarakat miskin. b. Transparansi atas pengelolaan dan kinerja UPK serta monitoring partisipatif oleh
wargamasyarakat sebagai wujud pertanggungjawaban pengelolaan dana masyarakat . c. Penyediaan akses pinjaman yang jumlahnya maupun tingkat bunganya hanya menarik
bagikelompok masyarakat miskin.
d. Menggunakan sistem tanggung renteng kelompok sebagai alat kontrol pengelola UPKmaupun kelompok peminjam KSM
24
23
Sumber :Petunjuk Teknis Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri - Perkotaan
24
Ibid,,
Universitas Sumatera Utara
Pinjaman bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri – perkotaan yang merupakan hasil adopsi dari Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan P2KP,
secara substansi berupaya dalam penanggulangan kemiskinan melalui konsep memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk pemerintah
daerah dan kelompok peduli setempat, sehingga dapat terbangun gerakan kemandirian penanggulangan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan.
Sebagai program penanggulangan kemiskinan, PNPM Mandiri – Perkotaan diwujudkan dalam bentuk kegiatan pinjaman bergulir. Sebelum implementasi, program ini
terlebih dahulu disosialisasikan kepada masyarakat. Sosialisasi ini dilaksanakan di aula Kelurahan yang disampaikan Fasilitator Kelurahan yang dibantu oleh aparatur kelurahan.
Masyarakat berhak memutuskan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini atau tidak. Program ini dikelola oleh masyarakat sendiri, maka dibentuklah Lembaga
Keswadayaan Masyarakat LKM. Pengurus dan Kordinator LKM dipilih oleh masyarakat masyarakat sendiri. Para pengurus LKM haruslah yang mempunyai kemauan dan memiliki
waktu, serta iklas , karena setiap pengurus tidak memiliki gaji, sifatnya hanya relawan. Dalam pengelolaan pinjaman bergulir LKM membentuk Unit Pengelola Keuangan yang
secara operasional terpisah dari LKM. Sebelum mengajukan permohonan pinjaman, maka masyarakat terlebih dahulu membentuk kelompok, yaitu Kelolmpok Swadaya Masyarakat
KSM yang terdiri dari 5 anggota. Sasaran utama kegiatan pinjaman bergulir ini adalah rumah tangga miskin yang ada
di kelurahan. Program pinjaman bergulir ini merupakan akses keuangan bagi masyarakat miskin dan hadir sebagai jawaban atas kesulitan masyarakat untuk mendapatkan modal usaha
dari lembaga – lembaga keuangan formal seperti Bank, karena memerlukan agunan yang
Universitas Sumatera Utara
belum tentu dimiliki oleh masyarakat miskin. Pinjaman awal yang diberikan adalah Rp. 500.000.- dan pinjaman selanjutnya sebesar Rp. 2.000.000,-
2.5.1 Landasan Hukum PNPM Mandiri - Perkotaan
Dasar peraturan perundangan sistem yang digunakan adalah : 1.
Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah 2.
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan 3.
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 Tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
4. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 23 Tahun 2007
Tentang Tim Pengendali Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat.
2.5.2 Visi, Misi, Nilai dan Prinsip PNPM Mandiri Perkotaan
Sebagai sebuah Program yang terintegrasi, PNPM Mandiri – Perkotaan dirancang untuk memiliki Visi, Misi, Nilai – nilai, dan Prinsip – prinsip agar implementasi dapat
dilakukan secara optimal dan dapat memenuhi harapan dari kebijakan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah penjabarannya:
• Visi PNPM Mandiri – Perkotaan Melalui Implementasi PNPM Mandiri – Perkotaan dapat diwujudkan masyarakat
madani yang maju, mandiri dan sejahtera dalam lingkungan pemukiman yang sehat, produktif dan lestari.
• Misi PNPM Mandiri – Perkotaan Membangun masyarakat madani yang mampu menjalin kebersamaan dan sinergi
dengan pemerintah maupun kelompok peduli setempat dalam menanggulangi
Universitas Sumatera Utara
kemiskinan secara efektif dan mampu mewujudkan terciptanya lingkungan pemukiman yang tertata, sehat, produktif dan berkelanjutan.
• Nilai – Nilai PNPM Mandiri – Perkotaan Nilai – nilai universal kemanusiaan yang harus dilaksanakan PNPM Mandiri –
Perkotaan adalah jujur, dapat dipercaya, iklaskerelawanan, adil, kesetaraan, dan kesatuan dalam keragaman.
• Prinsip – Prinsip PNPM Mandiri – Perkotaan Prinsip – prinsip universal kemasyarakatan yang mengacu pada tata kepemerintahan
yang baik good governance yang harus dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkan dan dilestarikan oleh semua pelaku PNPM Mandiri – Perkotaan masyarakat, konsultan,
maupun Pemerintah dengan menerangkan prinsip – prinsip; partisipasi, transparansi, akuntabilitas, desentralisasi dan demokrasi. Prinsip – Prinsip universal pembangunan
berkelanjutan tridaya harus merupakan prinsip keseimbangan yang dalam kasus PNPM Mandiri – Perkotaan diterjemahkan sebagai sosial, ekonomi dan
lingkunganfisik yang tercakup dalam ko nsep tridaya sebagi berikut; Perlindungan lingkungan, Pengembangan masyarakat dan Pembangunan ekonomi.
2.5.3 Tujuan, Sasaran Dan Strategi Pinjaman Bergulir PNPM MP
Adapun tujuan PNPM Mandiri – Perkotaan adalah menyediakan akses layanan keuangan kepada keluarga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar untuk memperbaiki
ekonomi keluarga miskin dan memberikan pembelajaran dalam hal mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar.
Kelompok sasaran utama pinjaman bergulir PNPM Mandiri – Perkotaan ini adalah rumah tangga miskin berpendapatan rendah yang ada di kelurahan. Idikator tercapainya
sasaran tersebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Masyarakat, yaitu seluruh masyarakat kelurahan dengan penerima manfaat langsung
adalah keluarga miskin sesuai dengan kriteria kemiskinan setempat yang disepakati 2.
Minimal 30 peminjam adalah perempuan 3.
Para peminjam tersebut telah tersebut telah bergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat KSM
4. Akses pinjaman bagi KSM peminjam yang kinerja pengembaliannya baik terjamin
keberlanjutannya baik melalui dana BLM maupun melalui dana hasil channeling dengan kebijakan pinjaman yang jelas.
Strategi pelaksanaan PNPM Mandiri – Perkotaan adalah: 1.
Mendorong proses transformasi sosial dari masyarakat tidak berdayamiskin menuju masyarakat berdaya. Proses ini antara lain:
1 Internalisasi nilai – nilai dan prinsip – prinsip universal
2 Penguatan lembaga masyarakat melalui pendekatan pembangunan bertumpu
pada kelompok 3
Pembelajaran penerapan konsep tridaya dalam penanggulangan kemiskinan. 2.
Pengembangan kapasitas, yaitu dengan membangun kemampuan masyarakat untuk menyiapkan rencana – rencana kegiatan dalam kerangkan penanggulangan
kemiskinan, melalui upaya mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi dan kemandirian masyarakat.
3. Membangun dan memberdayakan kelembagaan lokal untuk meningkatkan
kemampuan kelembagaan lokal masyarakat di kelurahan 4.
Membangun kemitraan antara , menjalin sinergi melalui kemitraan antara masyarakat dengan pelaku pembangunan di daerah, khususnya pemerintah daerah di tingkat lokal,
kelompok – kelompok keahlian dan stakeholder terkait.
Universitas Sumatera Utara
2.5.4 Ketentuan Dasar Pinjaman Bergulir
Agar pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, perlu dibuat aturan dasar untuk pinjaman bergulir,
antara lain kelayakan lembaga pengelola pinjaman bergulir, kelayakan peminjam, dana pinjaman, pelayan pinjaman bergulir dan pendampingannya. Masing – masing aturan dasar
tersebut adalah sebagaimana uraian berikut: 1.
Kelayakan Lembaga Pengelola Pinjaman Bergulir Lembaga yang langsung mengelola kegiatan pinjaman bergulir adalah Unit Pengelola
Keuangan UPK. UPK adalah salah satu unit pengelola yang berada di bawah LKM. Sebelum kegiatan pinjaman bergulir dalam kelurahan yang bersangkutan dimulai,
harus dilakukan pengujian kelayakan, baik untuk LKMUPK maupun untuk KSManggota dengan menggunakan instrumen kriteria kelayakan yang sudah
disiapkan. Kegiatan pinjaman bergulir dapat dilaksanakan, hanya jika para pelaku tersebut telah memenuhi kriteria kelayakan seperti yang dijelaskan di bawah. KMW
bertanggung jawab atas pendampingan tercapainya kriteria kelayakan LKMUPK. Sedangkan fasilitator bersama relawan setempat bertanggung jawab atas
pendampingan tercapainya kriteria kelayakan kelompok maupun anggotanya. a.
Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM LKM yang akan mengelola kegiatan pinjaman bergulir harus memenuhi
persyaratan minimal sebagai berikut: 1
LKM telah terbentuk secara sah sesuai dengan ketentuan PNPM Mandiri – Perkotaan dan memiliki anggaran dasar yang di dalam nya
antara lain menyatakan bahwa: a
Kegiatan pinjaman bergulir akan dijalankan sebagai salah satu alat penanggulangan kemiskinan di wilayahnya
Universitas Sumatera Utara
b Dana pinjaman bergulir hanya diperuntukkan untuk kegiatan
pinjaman bergulir saja c
Pendapatan UPK hanya untuk membiayai kegiatan operasional UPK dan tidak dapat dipergunakan untuk menbiayai kegiatan
lainnya, termasuk biaya LKM dan pengawas. Pengawas hanya bisa dibiayai dari laba bersih tahunan UPK.
2 LKM telah mengangkat pengawas UPK 2-3 dan petugas UPK
minimal 2 orang. Semua telah memperoleh pelatihan PNPM Mandiri Perkotaan dan telah memiliki uraian tugas dan tanggungjawab
3 LKM dengan persetujuan masyarakat telah membuat aturan dasar
pinjaman bergulir yang memuat kriteria KSM dan anggotanya yang boleh menerima pinjaman, besar pinjaman mula – mula, besar jasa
pinjaman, jangka waktu pinjaman dan sistem angsuran pinjaman serta ketentuan mengenai tanggung renteng anggota KSM
4 Untuk KelurahanDesa lama yang telah menjalankan P2KP:
a Kinerja pinjaman bergulir yang dijalankan mencapai kriteria
memuaskan b
Bersedia melakukan perbaikan antara lain: • Membentuk pengawas UPK
• LKM telah menerima pelatihan dari PNPM Mandiri Perkotaaan • Telah memiliki rekening atas nama LKM dengan kewenangan
menandatangani 3 orang b.
Pengawas UPK
Universitas Sumatera Utara
Pengawas UPK yang bertugas mengawasi kegiatan UPK dalam mengelolergulir pinjaman bergulir telah memenuhi kriteria minimal antara
lain: 1
Telah diangkat oleh LKM dengan persetujuan masyarakat sebanyak 2 – 3 orang, memenuhi unsur laki-laki dan perempuan
2 Telah memiliki uraian tugas yang mencakup tugas dan tanggungjawab
pengawas 3
Telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan
c. Unit Pengelola Keuangan UPK
Unit pengelola Keuangan UPK yang akan mengelola dana pinjaman bergulir telah memenuhi kriteria minimal sebagai berikut:
1 Telah diangkat oleh LKM sebanyak minimal 2 orang ideal 4 orang
2 Telah memiliki uraian tugas dan tanggung jawab
3 Telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh PNPM Mandiri
Perkotaan 4
Telah memahami Aturan Dasar pinjaman bergulir 5
Telah memiliki rekening atas nama UPKLKM dengan kewenangan penandatanganan 3 orang
6 Telah memiliki sistem pembukuan yang berlaku di PNPM Mandiri
Perkotaan 2.
Kelayakan Peminjam KSM peminjam dan anggotanya sebagai calon peminjam harus memenuhi kriteria
kelayakan yang dipersyaratkan untuk mendapat pinjaman bergulir dari UPK. Hanya KSM dan anggotanya yang memenuhi kriteria kelayakan yang dapat dilayani oleh
Universitas Sumatera Utara
LKMUPK. Dengan kata lain, KSM peminjam yang tidak atau belum memenuhi kriteria kelayakan tidak dapat dilayani dan harus ada pendampingan terlebih dahulu
sampai KSM peminjam tersebut memenuhi kriteria kelayakan sebagai calon peminjam.
a. Kriteria Kelayakan KSM
1 KSM telah terbentuk dan anggotanya adalah warga miskin yang tercantum
dalam daftar 2
KSM dibentuk hanya untuk tujuan penciptaan peluang usaha dan kesmpatan kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat miskin dan kekuatan modal
sosial 3
KSM dibentuk atas dasar kesepakatan anggota – angotanya secara sukarela, demokratis, partisipatif, transparan dan kesetaraan
4 Anggota KSM termasuk kategori keluarga miskin sesuai kriteria yang
ditetapkan sendiri oleh LKM masyarakat 5
Jumlah anggota KSM minimal 5 orang 6
Jumlah anggota KSM minimal 30 perempuan 7
Mempunyai pembukuan yang memadai sesuai kebutuhan 8
Semua anggota KSM menyetujui sistem tanggung renteng dan dituangkan secara tertulis dalam pernyataan kesanggupan tanggung renteng
9 Semua anggota KSM telah memperoleh dari fasilitator dan LKMUPK
b. Kriteria kelayakan anggota KSM
1 Anggota KSM adalah warga masyarakat dan memiliki Kartu Tanda Penduduk
setempat 2
Termasuk dalam kategori keluarga miskin sesuai dengan kriteria yang dikembangkan dan disepakati oleh masyarakat sendiri
Universitas Sumatera Utara
3 Dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dengan anggota lain
4 Semua anggota KSM telah mempunyai tabungan minimal 5 dari pinjaman
yang diajukan dan bersedia menambah tabungannya minimal 5 selama jangka waktu pinjaman dan tidak akan mengambil tabungan tersebut sebelum
pinjamannya lunas 5
Memiliki motivasi untuk berusaha dan bekerja atau dapat pula memiliki usaha mikro dan bermaksud untuk meningkatkan usaha, pendapatan dan
kesejahteraan keluarganya 6
Belum pernah mendapat pelayanan dari lembaga keuangan yang ada.
3. Sumber Dana pinjaman bergulir
Sumber dana untuk kegiatan pinjaman bergulir, dapat berasal dari: a. Dana Bantuan Langsung Masyarakat BLM, yang merupakan sumber dana utama
b. Dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD c. Dana yang berasal dari pihak Swasta
d. Dana dari swadaya masyarakat e.Pemupukan modal berasal dari LabaKeuntungan hasil pengelolaan Pinjaman
bergulir yang disisihkan sesuai ADART dan keputusan RWT f. Dana dari sumber lainnya
Dana dari sumber lain berupa channeling atau pinjaman dari lembaga keuangan formal baik bank maupun koperasi di sekitar lokasi LKM berada. Tujuan dana
channeling atau pinjaman tersebut adalah untuk menyediakan akses pinjaman bagi LKM yang sudah memenuhi batas maksimal pemberian pinjaman baik dari sisi
jumlah pinjaman telah mencapai Rp. 2.000.000,- atau dari sisi frekuensi pinjaman sudah mencapai 4 kali pinjaman diharapkan dengan dana channeling maupun
Universitas Sumatera Utara
pinjaman dari lembaga keuangan formal tersebut nantinya KSM dan anggotanya dapat memperoleh akses pinjaman lebih lanjut dari lembaga tersebut
4. Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Bergulir
Dalam kegiatan pinjaman bergulir diatur kegiatan yang harus dilakukan dalam setiap tahapan yang diatur sebagai berikut :
1 Tahap pengajuan Pinjaman
Calon peminjam mempersiapkan segala keperluan yang dipersyaratkan untuk memperoleh pinjaman baik pelatihan, pembentukan simpanan, maupun kelengkapan
dokumen dan pengisian blanko pengajuan pinjaman 2
Tahap Pemeriksaan Pinjaman Petugas pinjaman UPK memeriksa dokumen pengajuan pinjaman yang diajukan KSM
beserta anggotanya baik secara administratif maupun kunjungan lapangan menganalisis dan membuat usulan kepada manajer UPK atas permohonan pinjaman
dimaksud. 3
Tahap Putusan Pinjaman Manajer UPK memberikan persetujuan atau penolakan atas pengajuan pinjaman yang
dilakukan KSM didasarkan pada hasil analisis petugas pinjaman UPK 4
Tahap Realisasi Pinjaman Permohonan pinjaman KSm yang telah disetujui oleh manajer UPK disiapkan
dokumen untuk pencairan, kemudian direalisasikan pembayaranya kepada KSM dan anggotanya.
5 Tahap Pembinaan Pinjaman
Minimal 1 bulan setelah pinjaman direalisasikan, petugas UPK wajib memantau keadaan peminjam, perkembangan usaha dan penggunaan pinjaman, apakah
digunakan sesuai dengan tujuan semula.
Universitas Sumatera Utara
6 Tahap pembayaran Kembali Pinjaman
Peminjam melakukan pembayaran kembali atas pinjamanya. agar tidak sampai terjadi keterlambatan atau tunggakan, maka petugas UPK dibantu oleh relawan, aparat
kelurahan desa, tokoh masyarakat maupun pengawas UPK 7
Memonitoring Pinjaman bergulir Dalam kegiatan monitoring pinjaman diuraikan secara rinci kegiatan untuk mencapai
kinerja pinjaman berguliryang memuaskan dengan cara memantau secara administratif dan kunjungan kepada peminjam dilapangan
8 Penyelesaian Pinjaman Bermasalah
Dalam penyelasaian pinjaman bermasalah, dibahas mengenai penyebab dan upaya penyelesaian pinjaman yang bermasalah baik melalui penagihan secara intensif,
maupun dengan penyelamatan pinjaman bermasalah 9
Pelaporan Pinjaman Bergulir Dalam kegiatan ini diuraikan mengenai laporan yang harus dibuat oleh UPK baik
laporan bulanan maupun khusus atau yang tidak terjadwal, baik neraca labarugi. 5.
Pelaksanaan Pendampingan Pendampingan atau konsultasi merupakan elemen penting dalam upaya memperkuat
kemapuan pengelolaan pinjaman bergulir. Kegiatan pendampingan diberikan dalam bentuk coaching petunjuk singkat, konsultasi atau diskusi, membantu pelaksanaan
kegiatan sampai dengan petugas dapat melaksanakan secara mandiri, pendampingan terhadap hal – hal yang kurangtidak benar, membimbing hingga terjadi perubahan
sikapperilaku serta upaya lain yang mengarah pada peningkatan kemampuan petugas dan anggota masyarakatnya. Strategi pendampingan ini perlu diberikan baik kepada
LKM, UPK maupun kepada kelompok pemanfaat pinjaman.
Universitas Sumatera Utara
2.5.5 Organisasi pelaksana program pinjaman bergulir PNPM Mandiri – Perkotaan di Kelurahan Bantan
Dalam usaha mengatasi kemiskinan di daerahnya, kelurahan Bantan diketahui juga ikut dalam program PNPM Mandiri – Perkotaan. Pinjaman bergulir PNPM Mandiri –
Perkotaan sebagai salah satu program nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka menanggulangi kemiskinan yang terjadi di masyarakat, khususnya bagi
masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan melalui konsep pemberdayaan masyarakat. Berikut adalah organisasi pelaksana Pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan:
a. Lurah