Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri – Perkotaan

Dengan demikian masyarakat mampu melakukan kegiatan – kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dalam rangka penanggulangan berbagai masalah kemiskinan yang dihadapi.

2.5 Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri – Perkotaan

Pinjaman bergulir PNPM Mandiri – Perkotaan diadopsi dari Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP yang telah dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai upaya membangun kemandirian masyarakat. Penanggulangan kemiskinan membutuhkan penanganan yang menyeluruh, maka PNPM-Mandiri memberikan bantuan untuk masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk pendampingan dan bantuan dana. Bantuan pendampingan ini diwujudkan dalam penugasan konsultan dan fasilitator beserta dukungan dana operasioanal untuk mendampingi dan memberdayakan masyarakat agar mampu merencanakan dan melaksanakan program masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan di desakelurahan masing-masing. Di dalam proses pendampingan akan ada pelatihan yang akan dilakukan kepada masyarakat untuk menambah ketrampilan dan pelaksanaan kerja. Untuk melihat efektivitas program pelatihan masyarakat, konsultan dan fasilitator PNPM-Mandiri perlu melakukan penilain terhadap perubahan sikap dan ketrampilan masyarakat, baik sebelum maupun sesudah mengikuti pelatihan. Persoalan yang sering timbul dalam pelatihan yang dilakukan PNPM-Mandiri seringkali masyarakat belum mengerti arti penting dari pelatihan dalam mengelola ekonomi rumah tangga. Dengan memahami pengelolaan ekonomi keuangan rumah tangga dengan baik sebuah keluarga akan mudah untuk mengatur kebutuhannya, karena ia akan memperhitungkan setiap rupiah yang dikeluarkannya. Sedangkan bantuan dana akan diberikan dalam bentuk Bantuan Universitas Sumatera Utara Langsung Masyrakat BLM. BLM ini bersifat stimulant dan sengaja disediakan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk berlatih dengan mencoba melaksanakan rencana kegiatan penanggulangan kemiskinan yang telah direncanakan. Pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir dalam PNPM Mandiri Perkotaan bertujuan untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar dengan kegiatan yang menghasilkan pendapatan yang biasanya tidak memiliki akses ke sumber pinjaman lainnya, untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan kegiatan yang mendukung tumbuhnya ekonomi serta usaha mikro disamping itu membelajarkan mereka dalamhal mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar. 23 e. Meningkatkan kapasitas kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan ekonomi rumah tangga, kewirausahaan dan pembukuan sederhana. Pendekatan yang digunakan adalah dengan mengarahkan kegiatan pinjaman bergulir sebagai akses pinjaman masyarakat miskin yang saat ini belum mempunyai akses pinjaman ke lembaga keuanganlain melalui: a. Kegiatan pinjaman bergulir dilaksanakan ditingkat kelurahan, dikelola secara professional untuk menjaga keberlangsungan akses pinjaman bagi masyarakat miskin. b. Transparansi atas pengelolaan dan kinerja UPK serta monitoring partisipatif oleh wargamasyarakat sebagai wujud pertanggungjawaban pengelolaan dana masyarakat . c. Penyediaan akses pinjaman yang jumlahnya maupun tingkat bunganya hanya menarik bagikelompok masyarakat miskin. d. Menggunakan sistem tanggung renteng kelompok sebagai alat kontrol pengelola UPKmaupun kelompok peminjam KSM 24 23 Sumber :Petunjuk Teknis Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri - Perkotaan 24 Ibid,, Universitas Sumatera Utara Pinjaman bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri – perkotaan yang merupakan hasil adopsi dari Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan P2KP, secara substansi berupaya dalam penanggulangan kemiskinan melalui konsep memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat, sehingga dapat terbangun gerakan kemandirian penanggulangan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan. Sebagai program penanggulangan kemiskinan, PNPM Mandiri – Perkotaan diwujudkan dalam bentuk kegiatan pinjaman bergulir. Sebelum implementasi, program ini terlebih dahulu disosialisasikan kepada masyarakat. Sosialisasi ini dilaksanakan di aula Kelurahan yang disampaikan Fasilitator Kelurahan yang dibantu oleh aparatur kelurahan. Masyarakat berhak memutuskan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini atau tidak. Program ini dikelola oleh masyarakat sendiri, maka dibentuklah Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM. Pengurus dan Kordinator LKM dipilih oleh masyarakat masyarakat sendiri. Para pengurus LKM haruslah yang mempunyai kemauan dan memiliki waktu, serta iklas , karena setiap pengurus tidak memiliki gaji, sifatnya hanya relawan. Dalam pengelolaan pinjaman bergulir LKM membentuk Unit Pengelola Keuangan yang secara operasional terpisah dari LKM. Sebelum mengajukan permohonan pinjaman, maka masyarakat terlebih dahulu membentuk kelompok, yaitu Kelolmpok Swadaya Masyarakat KSM yang terdiri dari 5 anggota. Sasaran utama kegiatan pinjaman bergulir ini adalah rumah tangga miskin yang ada di kelurahan. Program pinjaman bergulir ini merupakan akses keuangan bagi masyarakat miskin dan hadir sebagai jawaban atas kesulitan masyarakat untuk mendapatkan modal usaha dari lembaga – lembaga keuangan formal seperti Bank, karena memerlukan agunan yang Universitas Sumatera Utara belum tentu dimiliki oleh masyarakat miskin. Pinjaman awal yang diberikan adalah Rp. 500.000.- dan pinjaman selanjutnya sebesar Rp. 2.000.000,-

2.5.1 Landasan Hukum PNPM Mandiri - Perkotaan

Dasar peraturan perundangan sistem yang digunakan adalah : 1. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah 2. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan 3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 Tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 4. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Tim Pengendali Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat.

2.5.2 Visi, Misi, Nilai dan Prinsip PNPM Mandiri Perkotaan

Sebagai sebuah Program yang terintegrasi, PNPM Mandiri – Perkotaan dirancang untuk memiliki Visi, Misi, Nilai – nilai, dan Prinsip – prinsip agar implementasi dapat dilakukan secara optimal dan dapat memenuhi harapan dari kebijakan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah penjabarannya: • Visi PNPM Mandiri – Perkotaan Melalui Implementasi PNPM Mandiri – Perkotaan dapat diwujudkan masyarakat madani yang maju, mandiri dan sejahtera dalam lingkungan pemukiman yang sehat, produktif dan lestari. • Misi PNPM Mandiri – Perkotaan Membangun masyarakat madani yang mampu menjalin kebersamaan dan sinergi dengan pemerintah maupun kelompok peduli setempat dalam menanggulangi Universitas Sumatera Utara kemiskinan secara efektif dan mampu mewujudkan terciptanya lingkungan pemukiman yang tertata, sehat, produktif dan berkelanjutan. • Nilai – Nilai PNPM Mandiri – Perkotaan Nilai – nilai universal kemanusiaan yang harus dilaksanakan PNPM Mandiri – Perkotaan adalah jujur, dapat dipercaya, iklaskerelawanan, adil, kesetaraan, dan kesatuan dalam keragaman. • Prinsip – Prinsip PNPM Mandiri – Perkotaan Prinsip – prinsip universal kemasyarakatan yang mengacu pada tata kepemerintahan yang baik good governance yang harus dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkan dan dilestarikan oleh semua pelaku PNPM Mandiri – Perkotaan masyarakat, konsultan, maupun Pemerintah dengan menerangkan prinsip – prinsip; partisipasi, transparansi, akuntabilitas, desentralisasi dan demokrasi. Prinsip – Prinsip universal pembangunan berkelanjutan tridaya harus merupakan prinsip keseimbangan yang dalam kasus PNPM Mandiri – Perkotaan diterjemahkan sebagai sosial, ekonomi dan lingkunganfisik yang tercakup dalam ko nsep tridaya sebagi berikut; Perlindungan lingkungan, Pengembangan masyarakat dan Pembangunan ekonomi.

2.5.3 Tujuan, Sasaran Dan Strategi Pinjaman Bergulir PNPM MP

Adapun tujuan PNPM Mandiri – Perkotaan adalah menyediakan akses layanan keuangan kepada keluarga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar untuk memperbaiki ekonomi keluarga miskin dan memberikan pembelajaran dalam hal mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar. Kelompok sasaran utama pinjaman bergulir PNPM Mandiri – Perkotaan ini adalah rumah tangga miskin berpendapatan rendah yang ada di kelurahan. Idikator tercapainya sasaran tersebut adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Masyarakat, yaitu seluruh masyarakat kelurahan dengan penerima manfaat langsung adalah keluarga miskin sesuai dengan kriteria kemiskinan setempat yang disepakati 2. Minimal 30 peminjam adalah perempuan 3. Para peminjam tersebut telah tersebut telah bergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat KSM 4. Akses pinjaman bagi KSM peminjam yang kinerja pengembaliannya baik terjamin keberlanjutannya baik melalui dana BLM maupun melalui dana hasil channeling dengan kebijakan pinjaman yang jelas. Strategi pelaksanaan PNPM Mandiri – Perkotaan adalah: 1. Mendorong proses transformasi sosial dari masyarakat tidak berdayamiskin menuju masyarakat berdaya. Proses ini antara lain: 1 Internalisasi nilai – nilai dan prinsip – prinsip universal 2 Penguatan lembaga masyarakat melalui pendekatan pembangunan bertumpu pada kelompok 3 Pembelajaran penerapan konsep tridaya dalam penanggulangan kemiskinan. 2. Pengembangan kapasitas, yaitu dengan membangun kemampuan masyarakat untuk menyiapkan rencana – rencana kegiatan dalam kerangkan penanggulangan kemiskinan, melalui upaya mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi dan kemandirian masyarakat. 3. Membangun dan memberdayakan kelembagaan lokal untuk meningkatkan kemampuan kelembagaan lokal masyarakat di kelurahan 4. Membangun kemitraan antara , menjalin sinergi melalui kemitraan antara masyarakat dengan pelaku pembangunan di daerah, khususnya pemerintah daerah di tingkat lokal, kelompok – kelompok keahlian dan stakeholder terkait. Universitas Sumatera Utara

2.5.4 Ketentuan Dasar Pinjaman Bergulir

Agar pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, perlu dibuat aturan dasar untuk pinjaman bergulir, antara lain kelayakan lembaga pengelola pinjaman bergulir, kelayakan peminjam, dana pinjaman, pelayan pinjaman bergulir dan pendampingannya. Masing – masing aturan dasar tersebut adalah sebagaimana uraian berikut: 1. Kelayakan Lembaga Pengelola Pinjaman Bergulir Lembaga yang langsung mengelola kegiatan pinjaman bergulir adalah Unit Pengelola Keuangan UPK. UPK adalah salah satu unit pengelola yang berada di bawah LKM. Sebelum kegiatan pinjaman bergulir dalam kelurahan yang bersangkutan dimulai, harus dilakukan pengujian kelayakan, baik untuk LKMUPK maupun untuk KSManggota dengan menggunakan instrumen kriteria kelayakan yang sudah disiapkan. Kegiatan pinjaman bergulir dapat dilaksanakan, hanya jika para pelaku tersebut telah memenuhi kriteria kelayakan seperti yang dijelaskan di bawah. KMW bertanggung jawab atas pendampingan tercapainya kriteria kelayakan LKMUPK. Sedangkan fasilitator bersama relawan setempat bertanggung jawab atas pendampingan tercapainya kriteria kelayakan kelompok maupun anggotanya. a. Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM LKM yang akan mengelola kegiatan pinjaman bergulir harus memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut: 1 LKM telah terbentuk secara sah sesuai dengan ketentuan PNPM Mandiri – Perkotaan dan memiliki anggaran dasar yang di dalam nya antara lain menyatakan bahwa: a Kegiatan pinjaman bergulir akan dijalankan sebagai salah satu alat penanggulangan kemiskinan di wilayahnya Universitas Sumatera Utara b Dana pinjaman bergulir hanya diperuntukkan untuk kegiatan pinjaman bergulir saja c Pendapatan UPK hanya untuk membiayai kegiatan operasional UPK dan tidak dapat dipergunakan untuk menbiayai kegiatan lainnya, termasuk biaya LKM dan pengawas. Pengawas hanya bisa dibiayai dari laba bersih tahunan UPK. 2 LKM telah mengangkat pengawas UPK 2-3 dan petugas UPK minimal 2 orang. Semua telah memperoleh pelatihan PNPM Mandiri Perkotaan dan telah memiliki uraian tugas dan tanggungjawab 3 LKM dengan persetujuan masyarakat telah membuat aturan dasar pinjaman bergulir yang memuat kriteria KSM dan anggotanya yang boleh menerima pinjaman, besar pinjaman mula – mula, besar jasa pinjaman, jangka waktu pinjaman dan sistem angsuran pinjaman serta ketentuan mengenai tanggung renteng anggota KSM 4 Untuk KelurahanDesa lama yang telah menjalankan P2KP: a Kinerja pinjaman bergulir yang dijalankan mencapai kriteria memuaskan b Bersedia melakukan perbaikan antara lain: • Membentuk pengawas UPK • LKM telah menerima pelatihan dari PNPM Mandiri Perkotaaan • Telah memiliki rekening atas nama LKM dengan kewenangan menandatangani 3 orang b. Pengawas UPK Universitas Sumatera Utara Pengawas UPK yang bertugas mengawasi kegiatan UPK dalam mengelolergulir pinjaman bergulir telah memenuhi kriteria minimal antara lain: 1 Telah diangkat oleh LKM dengan persetujuan masyarakat sebanyak 2 – 3 orang, memenuhi unsur laki-laki dan perempuan 2 Telah memiliki uraian tugas yang mencakup tugas dan tanggungjawab pengawas 3 Telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan c. Unit Pengelola Keuangan UPK Unit pengelola Keuangan UPK yang akan mengelola dana pinjaman bergulir telah memenuhi kriteria minimal sebagai berikut: 1 Telah diangkat oleh LKM sebanyak minimal 2 orang ideal 4 orang 2 Telah memiliki uraian tugas dan tanggung jawab 3 Telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan 4 Telah memahami Aturan Dasar pinjaman bergulir 5 Telah memiliki rekening atas nama UPKLKM dengan kewenangan penandatanganan 3 orang 6 Telah memiliki sistem pembukuan yang berlaku di PNPM Mandiri Perkotaan 2. Kelayakan Peminjam KSM peminjam dan anggotanya sebagai calon peminjam harus memenuhi kriteria kelayakan yang dipersyaratkan untuk mendapat pinjaman bergulir dari UPK. Hanya KSM dan anggotanya yang memenuhi kriteria kelayakan yang dapat dilayani oleh Universitas Sumatera Utara LKMUPK. Dengan kata lain, KSM peminjam yang tidak atau belum memenuhi kriteria kelayakan tidak dapat dilayani dan harus ada pendampingan terlebih dahulu sampai KSM peminjam tersebut memenuhi kriteria kelayakan sebagai calon peminjam. a. Kriteria Kelayakan KSM 1 KSM telah terbentuk dan anggotanya adalah warga miskin yang tercantum dalam daftar 2 KSM dibentuk hanya untuk tujuan penciptaan peluang usaha dan kesmpatan kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat miskin dan kekuatan modal sosial 3 KSM dibentuk atas dasar kesepakatan anggota – angotanya secara sukarela, demokratis, partisipatif, transparan dan kesetaraan 4 Anggota KSM termasuk kategori keluarga miskin sesuai kriteria yang ditetapkan sendiri oleh LKM masyarakat 5 Jumlah anggota KSM minimal 5 orang 6 Jumlah anggota KSM minimal 30 perempuan 7 Mempunyai pembukuan yang memadai sesuai kebutuhan 8 Semua anggota KSM menyetujui sistem tanggung renteng dan dituangkan secara tertulis dalam pernyataan kesanggupan tanggung renteng 9 Semua anggota KSM telah memperoleh dari fasilitator dan LKMUPK b. Kriteria kelayakan anggota KSM 1 Anggota KSM adalah warga masyarakat dan memiliki Kartu Tanda Penduduk setempat 2 Termasuk dalam kategori keluarga miskin sesuai dengan kriteria yang dikembangkan dan disepakati oleh masyarakat sendiri Universitas Sumatera Utara 3 Dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dengan anggota lain 4 Semua anggota KSM telah mempunyai tabungan minimal 5 dari pinjaman yang diajukan dan bersedia menambah tabungannya minimal 5 selama jangka waktu pinjaman dan tidak akan mengambil tabungan tersebut sebelum pinjamannya lunas 5 Memiliki motivasi untuk berusaha dan bekerja atau dapat pula memiliki usaha mikro dan bermaksud untuk meningkatkan usaha, pendapatan dan kesejahteraan keluarganya 6 Belum pernah mendapat pelayanan dari lembaga keuangan yang ada. 3. Sumber Dana pinjaman bergulir Sumber dana untuk kegiatan pinjaman bergulir, dapat berasal dari: a. Dana Bantuan Langsung Masyarakat BLM, yang merupakan sumber dana utama b. Dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD c. Dana yang berasal dari pihak Swasta d. Dana dari swadaya masyarakat e.Pemupukan modal berasal dari LabaKeuntungan hasil pengelolaan Pinjaman bergulir yang disisihkan sesuai ADART dan keputusan RWT f. Dana dari sumber lainnya Dana dari sumber lain berupa channeling atau pinjaman dari lembaga keuangan formal baik bank maupun koperasi di sekitar lokasi LKM berada. Tujuan dana channeling atau pinjaman tersebut adalah untuk menyediakan akses pinjaman bagi LKM yang sudah memenuhi batas maksimal pemberian pinjaman baik dari sisi jumlah pinjaman telah mencapai Rp. 2.000.000,- atau dari sisi frekuensi pinjaman sudah mencapai 4 kali pinjaman diharapkan dengan dana channeling maupun Universitas Sumatera Utara pinjaman dari lembaga keuangan formal tersebut nantinya KSM dan anggotanya dapat memperoleh akses pinjaman lebih lanjut dari lembaga tersebut 4. Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Bergulir Dalam kegiatan pinjaman bergulir diatur kegiatan yang harus dilakukan dalam setiap tahapan yang diatur sebagai berikut : 1 Tahap pengajuan Pinjaman Calon peminjam mempersiapkan segala keperluan yang dipersyaratkan untuk memperoleh pinjaman baik pelatihan, pembentukan simpanan, maupun kelengkapan dokumen dan pengisian blanko pengajuan pinjaman 2 Tahap Pemeriksaan Pinjaman Petugas pinjaman UPK memeriksa dokumen pengajuan pinjaman yang diajukan KSM beserta anggotanya baik secara administratif maupun kunjungan lapangan menganalisis dan membuat usulan kepada manajer UPK atas permohonan pinjaman dimaksud. 3 Tahap Putusan Pinjaman Manajer UPK memberikan persetujuan atau penolakan atas pengajuan pinjaman yang dilakukan KSM didasarkan pada hasil analisis petugas pinjaman UPK 4 Tahap Realisasi Pinjaman Permohonan pinjaman KSm yang telah disetujui oleh manajer UPK disiapkan dokumen untuk pencairan, kemudian direalisasikan pembayaranya kepada KSM dan anggotanya. 5 Tahap Pembinaan Pinjaman Minimal 1 bulan setelah pinjaman direalisasikan, petugas UPK wajib memantau keadaan peminjam, perkembangan usaha dan penggunaan pinjaman, apakah digunakan sesuai dengan tujuan semula. Universitas Sumatera Utara 6 Tahap pembayaran Kembali Pinjaman Peminjam melakukan pembayaran kembali atas pinjamanya. agar tidak sampai terjadi keterlambatan atau tunggakan, maka petugas UPK dibantu oleh relawan, aparat kelurahan desa, tokoh masyarakat maupun pengawas UPK 7 Memonitoring Pinjaman bergulir Dalam kegiatan monitoring pinjaman diuraikan secara rinci kegiatan untuk mencapai kinerja pinjaman berguliryang memuaskan dengan cara memantau secara administratif dan kunjungan kepada peminjam dilapangan 8 Penyelesaian Pinjaman Bermasalah Dalam penyelasaian pinjaman bermasalah, dibahas mengenai penyebab dan upaya penyelesaian pinjaman yang bermasalah baik melalui penagihan secara intensif, maupun dengan penyelamatan pinjaman bermasalah 9 Pelaporan Pinjaman Bergulir Dalam kegiatan ini diuraikan mengenai laporan yang harus dibuat oleh UPK baik laporan bulanan maupun khusus atau yang tidak terjadwal, baik neraca labarugi. 5. Pelaksanaan Pendampingan Pendampingan atau konsultasi merupakan elemen penting dalam upaya memperkuat kemapuan pengelolaan pinjaman bergulir. Kegiatan pendampingan diberikan dalam bentuk coaching petunjuk singkat, konsultasi atau diskusi, membantu pelaksanaan kegiatan sampai dengan petugas dapat melaksanakan secara mandiri, pendampingan terhadap hal – hal yang kurangtidak benar, membimbing hingga terjadi perubahan sikapperilaku serta upaya lain yang mengarah pada peningkatan kemampuan petugas dan anggota masyarakatnya. Strategi pendampingan ini perlu diberikan baik kepada LKM, UPK maupun kepada kelompok pemanfaat pinjaman. Universitas Sumatera Utara 2.5.5 Organisasi pelaksana program pinjaman bergulir PNPM Mandiri – Perkotaan di Kelurahan Bantan Dalam usaha mengatasi kemiskinan di daerahnya, kelurahan Bantan diketahui juga ikut dalam program PNPM Mandiri – Perkotaan. Pinjaman bergulir PNPM Mandiri – Perkotaan sebagai salah satu program nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka menanggulangi kemiskinan yang terjadi di masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan melalui konsep pemberdayaan masyarakat. Berikut adalah organisasi pelaksana Pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan:

a. Lurah

Dokumen yang terkait

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Efektivitas Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat

9 74 97

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Publik - Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

0 0 8