Struktur Birokrasi Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

respon tersebut. Masyarakat Kelurahan Bantan yang merupakan objek dan juga sebagai pelaksana program sangat antusias dengan adanya program ini, seperti yang disamapaikan oleh seorang peminjam yang mengatakan : “Ibu sangat bersyukur dengan adanya program pinjaman, saya gak bingung lagi mencari pinjaman buat modal usaha yang selama ini sulit didapat. Awal pinjaman saya minta lima ratus ribu, pinjaman seterusnya dua juta. Ya sangat membantu lah.” wawancara pada tanggal 24 Juni 2013 Senada dengan yang disampaikan oleh koordinator LKM yang menyampaikan: “kita sebagai LKM merasa program ini sangat membantu, khususnya masyarakat yang selama ini sangat kesulitan mendapatkan pinjaman dari bank. Kita berusaha agar melalui program ini, kesejahteraan masyarakat bisa terangkat. wawancara pada tanggal 24 Juni 2013 Berdasarkan observasi diatas, masyarakat sebagai objek dan juga sebagai pelaksana program, sangat antusias dan memahami arti pentingnya program yang sedang dijalankan. Dan hal ini sangat berpengaruh terhadap berhasil tidaknya program pinjaman bergulir itu sendiri. Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering atau dominan menjadi pelaksana kebijakan. Apabila para pelaksana kebijakan telah mengetahui apa yang dilakukan dan mempunyai cukup keinginan serta sumber-sumber untuk melakukannya, tetapi dalam pelaksanaanya masih terhambat oleh struktur-struktur organisasi maka tujuan dari kebijakan tidak akan tercapai. Menurut Edward

d. Struktur Birokrasi

25 1. SOP Standart Operating Procedures terdapat 2 dua karakteristik dari birokrasi, yakni posedur-prosedur kerja atau ukuran-ukuran dasar yang sering disebut sebagai Standart Operating Procedures SOP dan Fragmentasi. SOP merupakan aspek struktur yang penting dari setiap organisasi. SOP ini menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak. SOP digunakan agar pelaksana kebijakan dapat memanfaatkan waktu yang tersedia, selain itu SOP juga 25 Winarno, Op.cit. 175. Universitas Sumatera Utara menyeragamkan tindakan-tindakan dari para pejabat dalam implementasi kebijakan. SOP dalam implementasi program pinjaman bergulir PNPM MP adalah pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis pinjaman bergulir, terkait dengan bagaimana implementasi kebijakan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Kelurahan Bantan, Koorditator LKM, serta Ketua BKM, bahwa di dalam buku Pedoman Pelaksanaan Pinjaman Bergulir telah terdapat segala langkah yang harus dilakukan, mulai dari sosialisasi, seleksi kelayakan peminjam, pemberian pinjamanserta serta pengelolaan pinjaman bergulir. Berdasarkan data sekunder yang ada pada penulis, memang benar semuanya telah terdapat di dalam buku pedoman, hanya saja bagaimana implementor melaksanakan pedoman yang ada di lapangan. Fragmentasi merupakan pembagian tanggung jawab untuk sebuah bidang kebijakan antar unit-unit organisasional. Dalam implementasi program pinjaman bergulir ini, penulis mengamati koordinasi antara aparatur kelurahan, LKM, serta UPK. Berdasarkan obesevasi penulis, semua unit organisasi yang berkaitan dengan program pinjaman bergulir ini,memiliki peran masing – masing. Aparatur kelurahan memberikan dukungan pelaksanaan program melalui keikutsertaaan dalam memantu sosialisasi, dan memfasilitasi pertemuan antara masyarakat dengan Tim Fasilitator. Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM memiliki peran dalam mengkoordinir pelaksanaan program. Unit Pengelola Keuangan merupakan organisasi pengelola pinjaman bergulir serta berperan dalam seleksi peminjam dengan meminta pertimbangan dari LKM. 2. Fragmentasi

5.2 Pemanfaatan Pinjaman Bergulir Oleh Masyarakat

Dokumen yang terkait

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Efektivitas Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat

9 74 97

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Publik - Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

0 0 8