Kajian tentang Materi Pecahan

9

B. Kajian tentang Materi Pecahan

Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2006 http:bnsp- indonesia.org, mata pelajaran matematika materi pecahan diajarkan di kelas III semester 2 Sekolah Dasar. Standar kompetensi dan kompetensi dasar pokok bahasan pecahan adalah sebagai berikut. Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Matematika Kelas III SD Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bilangan 3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. 3.1 Mengenal pecahan sederhana 3.2 Membandingkan pecahan sederhana 3.3Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana. Pada penelitian ini, peneliti membatasi materi yang diteliti adalah kompetensi dasar mengenal pecahan sederhana dan membandingkan pecahan sederhana. Menurut Tombokan Runtukahu dan Selpius Kandou 2014: 125, pecahan adalah perbandingan dua bilangan cacah dengan pembagi bukan nol dan dinyatakan dalam b bukan nol. Menurut Heruman 2008: 43, pecahan adalah bagian dari sesuatu yang utuh. Pada ilustrasi gambar, biasanya bagian yang dimaksud biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian yang diarsir dinamakan pembilang sedangkan bagian yang utuh dianggap sebagai satuan dan dinamakan penyebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pecahan adalah bagian dari keseluruhan yang dinyatakan dua bilangan cacah dengan pembagi bukan nol. Materi pertama yang diajarkan adalah mengenal pecahan sederhana. Beberapa kegiatan berikut yang dapat dilakukan untuk membantu mengenalkan arti pecahan pada siswa Sri Subarinah, 2006: 80 – 82. 10 1. Pecahan dapat diajarkan sebagai perbandingan bagian yang sama dari suatu benda terhadap keseluruhan benda itu. Benda yang digunakan harus teratur artinya benda mempunyai bentuk teratur dan benda sejenis harus sama besar atau sama panjang agar benda – benda tersebut mudah dibagi. Benda yang digunakan misalnya apel, kue bolu, kue bika, semangka, dan lain – lain. Tahap selanjutnya bisa melalui tahap semikonkret misalnya menggunakan gambar – gambar benda konkret, seperti gambar roti bolu, gambar semangka, gambar lingkaran, gambar persegi. 2. Pecahan dapat diajarkan sebagai perbandingan himpunan bagian yang sama dari suatu himpunan terhadap keseluruhan. Guru menyiapkan empat kelereng dengan tiga kelereng berwarna merah dan satu kelereng berwarna putih. Maka banyaknya kelereng yang berwarna putih adalah seperempat bagian dari seluruh kelereng yang dibawa guru. Dan banyaknya kelereng yang berwarna merah adalah tigaperempat bagian dari seluruh kelereng yang dibawa guru. 3. Pengenalan pecahan dapat juga menggunakan kertas. Siswa diminta untuk membuka dan menutup lipatan sehingga mereka merasakan bahwa satu lembar kertas mempunyai dua lipatan yang sama bentuk dan ukuranya. Kemudian memperkenalkan kepada siswa bahwa satu bagian lipatan dari dua lipatan yang sama disebut setengah atau satu per dua atau seperdua dan ditulis dengan lambang bilangan pecahan . Setelah siswa mengenal pecahan sederhana, selanjutnya siswa diajak untuk memahami penulisan pecahan. Guru dapat menggunakan karton, kemudian membagi – bagi daerah menjadi bagian – bagian tertentu. 11 Pada penulisan pecahan perlu ditekankan adanya pembilang dan penyebut, serta adanya ruas garis yang membatasi antara pembilang dan penyebut. Untuk lebih memahami penulisan pecahan, siswa diminta untuk menuliskan pecahan sebanyak – banyaknya Sri Subarinah, 2006: 82. Materi kedua yang diajarkan adalah membandingkan pecahan sederhana. Pertama, materi membandingkan pecahan dapat diajarkan dengan menggunakan alat peraga menggunakan konsep lebih panjang. Jadi pecahan yang diwakili kertas yang lebih panjang maka pecahan tersebut lebih besar. Setelah konsep ini tertanam, siswa dibimbing untuk memahami perbandingan pecahan tanpa alat peraga Sri Subarinah, 2006: 85. Bagian yang diarsir menunjukkan Bagian yang tidak diarsir menunjukkan Sepertiga Setengah Seperempat Seperenam Seperdelapan Setengah Dua-pertiga Tiga-perempat Lima-perenam Tujuh-perdelapan 12 Kedua, membandingkan pecahan sederhana dapat menggunakan garis bilangan. Misalnya diminta membandingkan antara pecahan lebih besar atau lebih kecil dari pecahan . Setelah memerhatikan gambar di atas, maka dapat menentukan nilai suatu bilangan pecahan. Pecahan terletak di sebelah kanan ; maka lebih besar daripada ; dapat ditulis Nur Fajariyah dan Defi Triratnawati, 2008: 140. Ketiga, membandingkan pecahan dapat dilakukan dengan pecahan senilai. Jika penyebut sama cukup dibandingkan pembilangnya, yaitu pecahan yang lebih besar adalah pecahan dengan pembilang lebih besar. Jika penyebut berbeda, membandingkan pecahan dapat menggunakan pecahan senilai. Cara menentukan pecahan senilai dengan mengalikan atau membagi pembilang dan penyebut semula dengan bilangan yang sama. Untuk itu, luas daerah bentuk geometri seperti daerah persegi panjang, bujur sangkar, lingkaran, dan lain – lain dapat kita gurnakan untuk menunjukkan pecahan senilai tersebut. Uraian berikut ini akan menunjukkan bahwa = = = , dan seterusnya, dengan menggunakan luas daerah bujur sangkar. 13 Perhatikan daerah bujur sangkar di samping ini. Seluruh daerah itu mewakili bilangan 1, sehingga bagian berbayang – bayang mewakili bilangan . Pada daerah bujur sangkar tersebut sekarang ditambahkan garis pembagi yang tegak. Akibatnya bagian seluruh daerah menjadi 2 kali lebih banyak dari 2 menjadi 4 bagian begitu juga baigan yang berbayang – bayang dari 1 menjadi 2. Maka baigan yang berbayang – baying mewakili bilangan atau . Jadi , sebab ataupun diwakili oleh bagian yang berbayang – bayang. Sekarang gambar I ditambah dengan dua garis pembagi tegak sehingga terjadi bagian – bagian sama seperti gambar iii. Banyaknya bagian seluruh daerah sekarang menjadi 3 kali banyaknya semula dari 2 menjadi 6, demikian pula banyaknya bagian dari bagian yang berbayang – bayang dari 1 menjadi 3. Jadi = , sebab masing – masing ditunjukkan oleh bagian daerah yang berbayang – bayang. Selanjutnya gambar I ditambah dengan 3 garis pembagi tegak, sehingga terdapat bagian – bagian yang sama. Dengan ara seperti di atas, didapatkan bahwa: = dan seterusnya. i ii iii iv 14 Dari uraian di atas nampak bahwa pecahan senilai dapat diperoleh dengan mengalikan atau membagi pembilang dan penyebut semula dengan bilangan yang sama. Dengan rumus ditulis Darhim dkk, 1991: 166 – 168. Keempat, membandingkan pecahan dapat dilakukan dengan cara perkalian silang sebagai berikut Heruman, 2008: 55.

C. Kajian tentang Matematika di Sekolah