32
c. Kemampuan secara konseptual
Adalah kemampuan manajer mengkoordinasikan dan mengintegrasikan informasi agar dapat mengerti oleh keseluruhan
organisasi. Kemampuan konseptual sangat penting khususnya bagi manajer tingkat eksekutif lini atas.
2.2.3.2 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sebagai suatu alat untuk membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan pada organisasi melalui informasi
umpan balik yang dihasilkan. Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo 2003 : 231, penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen
untuk menilai tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya
seperti akhir tahun. Menurut Anthony dan Govindarajan 2002 :75, sistem penilaian
kinerja berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan dengan campuran penilaian strategik : ukuran hasil dan
pembangkit, ukuran financial dan non financial, serta ukuran internal dan eksternal.
Tujuan dari system penilaian kinerja adalah pelaksanaan strategi, pengukuran ini dapat dilihat sebagai faktor keberhasilan masa kini dan
masa depan, jika ukuran ini membaik berarti strategi telah dilaksanakan dengan baik, keberhasilan strategi tergantung dengan penentuannya.
33
System penilaian kinerja merupakan suatu mekanisme yang memperbaiki kemungkinan untuk perusahaan agar strategi yang dijalankan dapat
berhasil Anthony dan Govindarajan, 2002 : 75.
2.2.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajer
1. Fokus pada Pelanggan
Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk
atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses,
dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. 2.
Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang
penting dalam penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan membawa 2 manfaat utama. Pertama, hal ini akan meningkatkan
kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang lebih baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga mencakup
pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga
meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
34
3. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses- proses tertentu di dalam suatu system lingkungan. Oleh karena itu
system yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat meningkat.
4. Kerja Sama Tim Teamwork
Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi
tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Akan tetapi, persaingan internal tersebut cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan
energy yang seharusnya dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas, yang pada gilirannya untuk meningkatkan daya saing eksternal.
5. Pendidikan dan Pelatihan
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan factor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan
didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian
profesionalnya.
35
2.2.3.4 Fungsi Manajemen