2.2.3.2.1. Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi 2001: 416, penilaian kinerja dimanfaatkan oleh organisasi untuk :
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian personel-personel secara maksimum. 2.
Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, pemberhentian dan transfer.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana
atasan mereka menilai kinerja mereka. 5.
Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.
2.3. Pengaruh Antara Partisipasi Penganggaran Terhadap Kinerja
manajerial Teori Jalur – Tujuan Path – Goal theoy yang dikemukakan oleh
Martin Evans dan Robert House dalam Miftah Thoha 1983: 296 berusaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin terhadap
motivasi, kepuasan, dan pelaksaan pekerjaan bawahannya. Adapun teori Path-Goal versi House, memasukkan empat tipe atau
gaya kepemimpinan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan Direktif. Bawahan tahu senyatanya apa yang
diharapkan darinya dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini tidak ada partisipasi dari bawahan.
2. Kepemimpinan yang mendukung. Kepemimpinan model ini
mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap
para bawahannya. 3.
Kepemimpinan partisipatif. Gaya kepemimpinan ini, pemimpin berusaha meminta dan mempergunakan saran-saran dari para
bawahannya. Namun pengambilan keputusan berada padanya. 4.
Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi. Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang para bawahan
untuk berprestasi. Demikian pula pemimpin memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu melaksanakan tugas pekerjaan
mencapai tujuan secara baik. Hal tersebut diatas mempunyai hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja manajer. Dengan menggunakan salah satu dari empat gaya tersebut dan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
seperti yang telah diuraikan tersebut, maka pemimpin berusaha mempengaruhi persepsi bawahaannya dan memotivasikan dengan cara
mengarahkan mereka pada kejelasan tugas-tugasnya, pencapaian tujuan, kepuasan kerja dan pelaksanaan kerja yang efektif. Selain itu dengan
adanya partisipasi anggaran memberikan kesempatan bagi manajer atas
maupun bawah untuk ikut menyusun anggaran. Pada umumnya tujuan menyeluruh dari anggaran dikomunikasikan kepada para manajer yang
kemudian membantu mengembangkan anggaran yang dapt memenuhi tujuan tersebut. Dalam partisipasi anggaran, penekanan dilakukan pada
pemenuhan tujuan secara umum, bukan pada setiap jenis anggaran. Untuk memanfatkan keinginan dan kemampuan kerja bawahan
yang merupakan bawaan sejak lahir, para manajer hendaknya memberikan suatu iklim yang kondusif bagi perkembangan pribadi. Dalam hal ini,
manajemen partisipatif adalah model yang ideal Robert K, 2005: 317.
2.4. Pengaruh Antara Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja