Diameter Giant Cell Organ Limpa Mencit

beredar dalam darah. Pada tahap kedua monosit bermigrasi ke dalam jaringan ikat tempat mereka menjadi matang dan inilah yang disebut makrofag. Di dalam jaringan makrofag dapat berproliferasi secara lokal menghasilkan sel sejenis lebih banyak. Menurut Farida 2005, makrofag alveoli yang berasal dari sumsum tulang dalam pembentukannya akan melalui beberapa stadium yang dimulai dari monoblast, promonosit dan akhirnya membentuk monosit. Monosit akan memasuki sirkulasi darah dan setelah mencapai kapiler alveoli sebagian akan bermigrasi ke dalam rongga alveoli dan selanjutnya berfungsi sebagai makrofag alveoli yang akan memulai respon imun. Menurut Effendi 2003, makrofag menelan sisa-sisa sel, zat inter sel berubah, mikro organisme dan partikel yang memasuki tubuh. Jika makrofag menjumpai benda yang berukuran besar, makrofag-makrofag bersatu untuk membentuk sel besar dengan 100 nukleus atau lebih yang disebut dengan sel raksasa. Sel-sel yang dirangsang dapat melebur menjadi sel datia sel raksasa multinukleus, jenis-jenis sel yang ditemukan dalam keadaan patologis.

4.4 Diameter Giant Cell Organ Limpa Mencit

Hasil pengamatan terhadap diameter giant cell limpa pada mencit betina hamil yang diberi perlakuan ekstrak n-heksan buah andaliman menunjukkan bahwa diameter giant cell histologis limpa kontrol blank yaitu 8,92 µ, kontrol pelarut 9,76 µ sedangkan perlakuan ekstrak n-heksan buah andaliman konsentrasi 2 yaitu 9,12 µ, konsentrasi 4 yaitu 9,36 µ dan konsentrasi 6 yaitu 9,69 µ. Limpa dengan pemberian perlakuan ekstrak n-heksan buah andaliman dengan konsentrasi yang berbeda menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi yang diberikan semakin besar pula diameter giant cell yang ditemukan. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh berkumpulnya makrofag sebagai bentuk proteksi terhadap zat asing yang masuk. Kandungan minyak atsiri buah andaliman yang terdistribusi ke dalam limpa dan terdeposit di dalamnya dianggap sebagai zat asing oleh tubuh. Semakin banyak zat asing yang masuk maka semakin banyak pula makrofag yang bergabung sehingga membentuk sel mutinuklear atau giant cell yang berukuran besar. Hasil Universitas Sumatera Utara pengamatan terhadap diameter giant cell pada limpa dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut Gambar 4.4 Diameter giant cell µ tanpa perlakuan, perlakuan dengan pelarut dan setelah diberi ekstrak N-heksan buah andaliman pada konsentrasi yang berbeda. KB = Kontrol Blank mencit tidak diberi perlakuan; KP = Kontrol Pelarut CMC 1; P1, P2 dan P3= Perlakuan dengan konsentrasi ekstrak N-heksan buah andaliman 2, 4, dan 6; satuan dalam mikron µ. Menurut Sinambela 2012, monosit berfungsi sebagai makrofag atau fagositosis jaringan. Sel monosit pada jaringan perifer merupakan prekusor makrofag bebas. Makrofag ini merupakan sel-sel yang sangat aktif. Makrofag biasanya datang segera setelah terjadi perlukaan dan bersatu membentuk sel raksasa Giant cell. Sel monosit juga dapat melepaskan bahan yang menarik fibroblas untuk membentuk jaringan parut dan melepas faktor kemotaktik yang menarik sel- sel fagositik lainnya. Most et al. 1997 melaporkan bahwa monosit bermigrasi di lokasi peradangan menyatu dengan makrofag untuk membentuk sel-sel raksasa berinti banyak. Menurut Sloane 1995, makrofag dan prekursornya monosit berdifusi untuk membentuk sel raksasa asing pada tubuh, yaitu sel multinukleus yang berfungsi sebagai barrier diantara massa benda asing yang besar dan jaringan tubuh. Sel seperti ini banyak ditemukan, contohnya pada penderita tuberkulosis. Walaupun pemberian ekstrak n-heksan buah andaliman mempengaruhi diameter giant cell, hasil uji analisis statistik terhadap diameter giant cell limpa menunjukkan bahwa mencit perlakuan pemberian ekstrak n-heksan buah andaliman tidak berbeda nyata P0,05 dengan kontrol baik itu kontrol blank maupun kontrol pelarut. 8,5 9,5 10,5 11,5 12,5 13,5 14,5 KB KP P1 P2 P3 D ia m eter s el r a k sa sa Perlakuan a a a a a Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Segar Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Gambaran Histologis Ginjal Mencit Jantan (Mus musculus L.)

3 91 49

Gambaran Histologis Ginjal Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW Setelah Pembersihan Ekstrak n-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

3 64 64

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Perkembangan Struktur Kraniofacial Fetus Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

2 104 74

Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) Selama Masa Pra Implantasi Dan Pasca Implantasi

8 98 100

Pengaruh Pemberian Ekstrak Segar Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Gambaran Histologis Ginjal Mencit Jantan (Mus musculus L.)

0 1 12

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Perkembangan Struktur Kraniofacial Fetus Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

0 0 13

Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) Selama Masa Pra Implantasi Dan Pasca Implantasi

0 0 43

Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) Selama Masa Pra Implantasi Dan Pasca Implantasi

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) 2.1.1 Deskripsi Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) - Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andalima

0 1 11

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Perkembangan Struktur Kraniofacial Fetus Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

0 0 19