3.4.2 Pengamatan Histologis Limpa
Pengamatan histologis dilakukan dengan cara mengamati lima lapang pandang secara acak dengan perbesaran 100x Chohan et al., 2011. Objek yang
diamati adalah sel raksasa baik jumlah selnya dan ukuran dari sel raksasa. Sel raksasa merupakan makrofag yang bersatu dan membentuk sel besar yang
memiliki banyak nukleus sebagai bentuk proteksi terhadap benda asing yang masuk Effendi, 2003.
3.5 Analisis Statistik
Data yang didapat dari setiap parameter variabel pengamatan dicatat dan disusun ke dalam bentuk tabel. Data kuantitatif variabel dependen yang
didapatkan, diuji kemaknaannya terhadap pengaruh kelompok perlakuan variabel independen dengan bantuan program statistik komputer yakni program SPSS
release 15. Urutan uji untuk berat limpa diawali dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Apabila hasil uji menunjukkan p0,05 maka data tersebut
ditransformasi dan dilanjutkan dengan uji non parametrik. Untuk melihat perbedaan dari 2 perlakuan dilanjutkan uji Mann-Whitney. Apabila hasil uji
normalitas dan uji homogenitas menunjukkan p0,05 maka dilanjutkan uji sidik ragam ANOVA satu arah untuk data dengan pengamatan berulang lebih dari 2
kali atau lebih dari 2 perlakuan. Jika berbeda nyata p0,05 maka dilanjutkan dengan uji analisis Post Hoc-Bonferroni taraf 5. Sebagai sumber keragaman
dari uji sidik ragam ANOVA yaitu perbedaan pengamatan berat limpa berdasarkan perbedaan konsentrasi perlakuan yang diberikan. Kemudian data skor
tingkat kerusakan limpa dianalisis dengan non-parametrik Kruskal Wallis membedakan 2 perlakuan dan uji Mann-Whitney membedakan 2 perlakuan
pada taraf 5.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Berat Organ Limpa
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, yaitu pemberian ekstrak n-heksan buah andaliman terhadap berat organ limpa mencit betina hamil diketahui berat
rata-rata organ limpa kontrol blank adalah 0,23 g dan kontrol pelarut adalah 0,24 g. Sedangkan berat organ limpa kelompok perlakuan pemberian ekstrak n-heksan
buah andaliman 2 cenderung menurun menjadi 0,21 g, akan tetapi terjadi peningkatan terhadap berat organ limpa konsentrasi 4 menjadi 0,27 g dan
konsentrasi 6 menjadi 0,28 g. Hasil pengamatan terhadap berat organ limpa dapat dilihat pada Gambar 4.1.1
Gambar 4.1 Pengaruh Ekstrak Andaliman Terhadap Berat Organ Limpa.
KB = Kontrol Blank mencit tidak diberi perlakuan; KP = Kontrol Pelarut CMC 1; P1, P2 dan P3= Perlakuan dengan konsentrasi
ekstrak n-heksan buah andaliman 2, 4, dan 6; satuan dalam gram g.
Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata berat organ limpa mencit yang diberi perlakuan mengalami peningkatan kecuali pada pemberian perlakuan
ekstrak n-heksan buah andaliman dengan konsentrasi 2. Limpa merupakan organ yang membentuk antibodi apabila ada zat asing yang masuk ke dalam
tubuh. Aktivitas ini dapat membuat organ limpa mengecil dan membesar akibat
0,05 0,1
0,15 0,2
0,25 0,3
0,35
KB KP
P1 P2
P3 B
er a
t Li
m p
a g
Perlakuan
a a
a a
a
Universitas Sumatera Utara
dari paparan benda asing. Berdasarkan hasil penelitian, perlakuan pemberian ekstrak n-heksan buah andaliman mempengaruhi berat organ limpa mencit.
Kemungkinan karena adanya kandungan minyak atsiri yang terdapat di dalam buah andaliman mempengaruhi organ limpa sehingga limpa menghasilkan
kompleks imun yang berlebihan yang mempengaruhi berat organ limpa tersebut. Kandungan minyak atsiri yang dibawa oleh eritrosit menuju limpa disaring oleh
limpa dan terdeposit di dalamnya. Terdepositnya eritrosit tentu mempengaruhi berat dari limpa tersebut. Dapat diambil kesimpulan bahwa kandungan dari
ekstrak n-heksan buah andaliman berpengaruh terhadap berat organ limpa mus musculus L. akan tetapi, berat awal induk tentu juga dapat mempengaruhi berat
organ limpa. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan organ limpa kelompok kontrol blank yang tidak diberi perlakuan apapun memiliki bobot yang lebih berat
daripada organ limpa perlakuan ekstrak n-heksan buah andaliman 2. Menurut Darlina dkk. 2012, berat limpa meningkat dan ukuran yang
membesar disebabkan oleh pembentukan kompleks imun sebagai akibat dari produksi IgM yang berlebihan serta terdepositnya eritrosit dalam limpa. Hal ini
bertolak belakang dengan penelitian yang telah dilakukan Iskandar dkk. 2006 bahwa, organ limpa mencit yang terinfeksi memiliki bobot yang lebih ringan
dibandingkan dengan organ limpa mencit normal. Walaupun rata-rata berat organ limpa mencit mengalami peningkatan,
hasil uji analisis statistik terhadap berat organ limpa mencit menunjukkan bahwa kelompok pemberian ekstrak n-heksan buah andaliman tidak berbeda nyata
P0,05 dengan kontrol baik itu kontrol blank maupun kontrol pelarut.
4.2 Warna Organ Limpa Mencit Mus musculus L.