2.1.2 Kandungan Andaliman
Saat ini andaliman diperhitungkan menjadi sumber senyawa aromatik dan minyak esensial. Beberapa penelitian membuktikan bahwa kandungan terpenoidnya
mempunyai aktivitas antioksidan dan antimikrob juga mempunyai efek imunostimulan Hasairin, 1994; Wijaya, 2000. Hal ini memberi peluang bagi
andaliman sebagai bahan baku senyawa antioksidan atau antimikrob bagi industri pangan dan industri farmasi Siregar, 2003.
Mangkudidjojo et al. 1996 menemukan senyawa yang merangsang saraf trigeminal dari minyak atsiri buah andaliman. Hasil penelitian yang didapatkan
bahwa senyawa trigeminal diperoleh dari fraksi yang diekstrak dengan pelarut eter minyak bumi petroleum eter, akan tetapi komponen tersebut yang diduga
merupakan senyawa terpenoid belum teridentifikasi sampai tuntas. Ekstrak andaliman efektif untuk menghambat viabilitas kemampuan hidup sel mikrobia
patogen dan pembusuk. Senyawa flavanoid seperti luteloin, kurkumin, kapsaisin, kuersetin, terpen, karsonol, rosmanol, rosmadial dan minyak atsiri yang terdapat
pada berbagai jenis rempah terbukti dapat bersaing dengan antioksidan sintetik seperti BHT Butylated Hidroxytoluena dan BHA Butylated Hidroxyanisole.
Ini menunjukkan andaliman potensial dikembangkan sebagai sumber antioksidan alami untuk mencegah ketengikan lemakminyak pada bahan pangan
Soedarmadji dkk., 2004. Berdasarkan sifat antioksidan dan antimikrobanya menjadikan buah andaliman berpotensi sebagai bahan pengawet alami
menggantikan pengawet sintetik yang telah diketahui membahayakan bagi kesehatan manusia Miftakhurohmah Suhirman, 2009.
Menurut Suryanto dkk. 2008 bahwa, ekstrak heksana menghasilkan rendemen tertinggi dengan hasil 78,06 mgg dengan kandungan fenolik hanya
27,7 µgg, ekstrak etanol menghasilkan rendemen 69,98 mgg dan kandungan fenolik yang tinggi yaitu 125,3 µgg. Analisis minyak atsiri buah andaliman
dengan teknik GC-MS menghasilkan 11 komponen, dengan 5 komponen utama adalah alfapinen, limonen, geraniol, sitronelal, dan geranil asetat. Hasil teknik
kromatografi gas, senyawa yang berhasil diidentifikasi sebanyak 7 komponen,
Universitas Sumatera Utara
yaitu geranilasetat, sitronelal, geraniol, geranial, mirsen, linalool dan limonene Miftakhurohmah Shinta, 2009.
Kandungan yang terdapat pada tanaman andaliman juga memiliki potensi sebagai antifertilitas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sabri
2007 bahwa pemberian ekstrak Andaliman pada induk mencit yang sedang bunting yang diberikan pada umur kebuntingan 0 sampai 13 hari, mempengaruhi
terhadap fertilitas dimana pemberian ekstrak andaliman terhadap mencit menyebabkan peningkatan kehilangan praimplantasi, penurunan jumlah
implantasi dan jumlah fetus hidup secara nyata. Dengan demikian ekstrak andaliman bersifat anfertilitas.
2.2 Limpa