Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mengalami peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Hal ini dapat menimbulkan masalah, baik secara ekonomi maupun sosial. Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.000 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49 per tahunnya Badan Pusat Statistik, 2012. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tentunya akan menimbulkan masalah yang besar jika tidak dikendalikan. Program keluarga berencana diharapkan dapat menjadi salah satu cara dalam mengurangi laju pertumbuhan penduduk Sabri, 2005; 2007. Program Keluarga Berencana telah lama dijalankan dan dikenal masyarakat di Indonesia. Ada beberapa cara yang dianjurkan oleh Pemerintah yaitu Keluarga Berencana Modern menggunakan pil, suntikan, IUD atau spiral, norplant atau tusuk KB, kondom, sterilisasi wanita tubektomi, sterilisasi pria vasektomi, aborsi dan intra vag non program Winarno Sundari, 1997. Pemilihan Keluarga Berencana Modern tersebut bukan tanpa masalah terutama yang berhubungan dengan cara hormonal seperti norplant, suntikan dan pil karena dapat menimbulkan efek samping Winarno Sundari, 2007. Begitu juga menurut Sabri 2007, bahwa pelaksanaan Program Keluarga Berencana yang cukup baik masih seringkali menimbulkan masalah serius bagi pemakainya melalui pemakaian alat-alat kontrasepsi yang pada umumnya terbuat dari hormon sintetik. Sehingga perlu digalakkan penggunaan alat kontrasepsi yang berasal dari tanaman asli Indonesia. Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai bahan kontrasepsi adalah andaliman. Buah andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC. termasuk jenis rempah-rempah tradisional dan mempunyai aroma yang khas. Penelitian Universitas Sumatera Utara yang telah dilakukan oleh Sabri 2007 menunjukkan bahwa, pada kelompok perlakuan pemberian ekstrak etanol buah andaliman terhadap mencit menyebabkan peningkatan kehilangan praimplantasi, penurunan jumlah implantasi dan jumlah fetus hidup secara nyata. Dengan demikian ekstrak andaliman bersifat anfertilitas. Pengembangan potensi andaliman sebagai bahan kontrasepsi tentu harus memenuhi standart kriteria WHO. Kriteria seleksi obat menurut WHO 2004 bahwa obat harus sesuai dengan pola penyakit, memiliki data dan bukti ilmiah terkait efektivitas dan keamanan yang memadahi dari hasil uji klinis, memiliki kualitas yang baik termasuk data bioavailabilitas, stabil dalam penyimpanan hingga penggunaan dan ketika terdapat dua atau lebih obat yang sama dalam hal khasiatnya maka dipilih dengan pertimbangan efektifitas, keamanan, kualitas, harga, dan ketersediaannya. Potensi andaliman sebagai bahan kontrasepsi belum diuji pengaruhnya terhadap organ yang lainnya. Khususnya belum adanya penelitian mengenai efek buah andaliman terhadap sistem imunitas. Salah satu organ dari sistem imunitas adalah limpa. Menurut Khairinal 2012, limpa adalah kelenjar tanpa saluran yang berhubungan erat dengan sistem sirkulasi dan berfungsi menghancurkan sel darah merah yang telak rusak dan tua. Limpa merupakan salah satu organ yang berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh. Secara anatomi, limpa normal tampak berwarna merah keunguan karena kandungan darahnya dan sebagai organ pertahanan terhadap infeksi partikel asing yang masuk ke dalam tubuh. Menurut Sinambela 2012, sel monosit yang terdapat pada limpa berfungsi sebagai makrofag atau fagositosis jaringan. Makrofag biasanya datang segera setelah terjadi perlukaan dan bersatu membentuk sel raksasa Giant cell. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan penelitian yang lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian buah andaliman terhadap organ imunitas khususnya organ limpa.

1.2 Permasalahan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Segar Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Gambaran Histologis Ginjal Mencit Jantan (Mus musculus L.)

3 91 49

Gambaran Histologis Ginjal Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW Setelah Pembersihan Ekstrak n-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

3 64 64

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Perkembangan Struktur Kraniofacial Fetus Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

2 104 74

Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) Selama Masa Pra Implantasi Dan Pasca Implantasi

8 98 100

Pengaruh Pemberian Ekstrak Segar Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Gambaran Histologis Ginjal Mencit Jantan (Mus musculus L.)

0 1 12

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Perkembangan Struktur Kraniofacial Fetus Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

0 0 13

Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) Selama Masa Pra Implantasi Dan Pasca Implantasi

0 0 43

Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) Selama Masa Pra Implantasi Dan Pasca Implantasi

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) 2.1.1 Deskripsi Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) - Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andalima

0 1 11

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Perkembangan Struktur Kraniofacial Fetus Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

0 0 19