Menurut Darlina dkk. 2012, terdepositnya pigmen dan eritrosit dalam limpa juga dapat menyebabkan perubahan warna organ limpa menjadi lebih gelap.
Menurut Miftakhurrohmah dan Sinta 2009, komponen minyak dari buah andaliman yang dikering anginkan mengandung banyak senyawa alkaloid dan
terpenoid dengan komposisi terbanyak adalah geranil asetat sebanyak 33,44. Menurut Iskandar dkk. 2006, organ limpa mencit yang terinfeksi memiliki warna
yang berbeda dibandingkan organ limpa mencit normal karena organ limpa yang terinfeksi zat asing terdapat banyak sel-sel limfosit yang rusak dan mengalami
degenerasi, sedangkan menurut Astusti dkk. 2006, jika intensitas paparan suatu zat terhadap suatu organ ditingkatkan maka akan menimbulkan perubahan
morfologi dan fungsi, perubahan tersebut umumnya bersifat reversible.
4.3 Jumlah Giant cell Organ Limpa Mencit
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa rata-rata jumlah
giant cell pada organ limpa kontrol blank adalah 3,43 sel0,9 mm
2
, kontrol pelarut adalah 3,10 sel0,9 mm
2
dan organ limpa dengan perlakuan pemberian ekstrak n- heksan buah andaliman konsentrasi 2 adalah 4,13 sel0,9 mm
2
, konsentrasi 4 adalah 4,57 sel0,9 mm
2
dan konsentrasi 6 adalah 5,67 sel0,9 mm
2
. Hasil analisis statistik terhadap jumlah giant cell organ limpa menunjukkan bahwa perlakuan
dengan konsentrasi tertinggi yaitu 6 berbeda nyata P0,05 dengan kontrol blank dan kontrol pelarut, akan tetapi berbeda tidak nyata P0,05 dengan perlakuan
ekstrak n-heksan buah andaliman konsentrasi 2 dan 4. Adapun hasil pengamatan terhadap jumlah giant cell pada limpa dapat dilihat pada Gambar 4.3.1
berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3.1 Jumlah giant cell pada organ limpa setelah diberi ekstrak N-
heksan buah andaliman pada konsentrasi yang berbeda. KB =
Kontrol Blank mencit tidak diberi perlakuan; KP = Kontrol Pelarut CMC 1; P1, P2 dan P3= Perlakuan dengan konsentrasi ekstrak n-
heksan buah andaliman 2, 4, dan 6; huruf yang berbeda pada perlakuan berbeda menunjukkan berbeda nyata. Satuan 0,9 mm
2
. Hasil pengamatan strukstur histologis limpa menunjukkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi ekstrak n-heksan buah andaliman yang diberikan maka semakin tinggi pula jumlah giant cell yang ditemukan. Jumlah giant cell yang paling tinggi
terdapat pada organ limpa pemberian ekstrak n-heksan buah andaliman dengan konsentrasi paling tinggi yaitu 6. Jumlah giant cell yang paling sedikit terdapat
pada organ limpa kontrol pelarut CMC 1. Disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak n-heksan buah andaliman yang diberikan maka semakin
mempengaruhi struktur histologis limpa dengan ditandai semakin banyak ditemukan giant cell. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh kandungan senyawa
alkaloid dan terpenoid yang terdapat dalam minyak atsiri buah andaliman yang memacu sel-sel pada limpa untuk menghasilkan sel imunitas. Kandungan minyak
atsiri buah andaliman didistribusikan keseluruh tubuh oleh eritrosit. Eritrosit yang membawa zat asing ini masuk ke dalam limpa dan disaring oleh limpa. Kandungan
minyak atsiri yang terdeposit di dalam limpa ini dianggap sebagai partikel asing dan diserang oleh sel-sel yang berasal dari limpa sebagai sistem pertahanan tubuh.
Salah satu sel imunitas yang terdapat di limpa adalah makrofag, dimana makrofag tersebut akan bergabung dengan makrofag lainnya sebagai bentuk proteksi terhadap
zat asing yang masuk. Histologis limpa mencit dapat dilihat pada Gambar 4.3.2 berikut.
1 2
3 4
5 6
7
KB KP
P1 P2
P3
ju m
la h
g ia
n t
cell
perlakuan
a a
ab ab
b
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3.2 Gambaran histologis limpa Mus musculus L. A. Kontrol blank. B. Kontrol pelarut. C. Pemberian ekstrak n-heksan buah andaliman 2 . D.
Pemberian ekstrak n-heksan buah andaliman 4. E. Pemberian ekstrak n- heksan buah andaliman 6. a giant cell. Pewarnaan Hematoxylin Chrome-
Phloxine b. Perbesaran 100x. Menurut Effendi 2003, makrofag terutama berasal dari sel prekursor dari
sum-sum tulang, dari promonosit yang akan membelah menghasilkan monosit yang
a
a
a a
a a
a a
a
a a
a a
a
A B
C D
E
a
Universitas Sumatera Utara
beredar dalam darah. Pada tahap kedua monosit bermigrasi ke dalam jaringan ikat tempat mereka menjadi matang dan inilah yang disebut makrofag. Di dalam
jaringan makrofag dapat berproliferasi secara lokal menghasilkan sel sejenis lebih banyak.
Menurut Farida 2005, makrofag alveoli yang berasal dari sumsum tulang dalam pembentukannya akan melalui beberapa stadium yang dimulai dari
monoblast, promonosit dan akhirnya membentuk monosit. Monosit akan memasuki sirkulasi darah dan setelah mencapai kapiler alveoli sebagian akan bermigrasi ke
dalam rongga alveoli dan selanjutnya berfungsi sebagai makrofag alveoli yang akan memulai respon imun. Menurut Effendi 2003, makrofag menelan sisa-sisa sel, zat
inter sel berubah, mikro organisme dan partikel yang memasuki tubuh. Jika makrofag menjumpai benda yang berukuran besar, makrofag-makrofag bersatu
untuk membentuk sel besar dengan 100 nukleus atau lebih yang disebut dengan sel raksasa. Sel-sel yang dirangsang dapat melebur menjadi sel datia sel raksasa
multinukleus, jenis-jenis sel yang ditemukan dalam keadaan patologis.
4.4 Diameter Giant Cell Organ Limpa Mencit