Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Dalam era globalisasi ini, semakin banyak perusahaan yang mengeluarkan produk sejenis dengan perbedaan yang tidak begitu signifikan. Hal ini mengakibatkan tingkat persaingan yang sangat tinggi antara perusahaan dalam memasarkan produk mereka kepada konsumen. Disisi lain, perusahaan juga harus memperhatikan pengolahan produk yang dapat meminimalkan biaya dalam memproduksi. Beranjak dari kedua kondisi tersebut, maka sebuah perusahaan dituntut untuk mampu berbenah yang salah satunya adalah dengan melakukan perbaikan kecacatan produksi. PT Mewah Indah Jaya merupakan salah satu industri penghasil peralatan rumah tangga yang berasal dari plastik yaitu baskom, badan stoples, tutup stoples, badan siraman dan corong siraman bunga, gelas, ember, jerigen, rantang, bak mandi. Dari tiap jenis produk yang diproduksi oleh PT Mewah Indah Jaya, produk ember memiliki tingkat kecacatan produksi yang tertinggi . Kecacatan produk ember yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Tingkat Kecacatan Produk Bulan Januari 2012-Desember 2012 No Jenis Produk Rata-rata Produksi Bagus Rusak Tingkat Kerusakan 1 Baskom 30155 28591 1564 5.19 2 Badan Stoples 21758 20736 1022 4.70 Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1. Tingkat Kecacatan Produk Bulan Januari 2012-Desember 2012 Lanjutan No Jenis Produk Rata-rata Produksi Bagus Rusak Tingkat Kerusakan 3 Tutup Stoples 21639 20765 874 4.04 4 Badan Siraman 16092 15373 720 4.47 5 Corong Siraman 16040 15340 700 4.37 6 Gelas 27602 26426 1176 4.26 7 Ember 33094 31054 2040 6.17 8 Jerigen 19409 18289 1120 5.80 9 Rantang 13948 13232 717 5.14 10 Bak Mandi 21570 20382 1189 5.51 Sumber: PT Mewah Indah Jaya Kecacatan produk ember yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Tingkat Kecacatan Produk Ember Bulan Januari 2012-Desember 2012 Lanjutan Bulan Produksi Bagus Rusak Tingkat Kerusakan Januari 33089 31050 2039 6.16 Februari 32621 30609 2012 6.17 Maret 34001 31901 2100 6.18 April 32010 30028 1982 6.19 Mei 34288 32169 2119 6.18 Juni 34044 31945 2099 6.17 Juli 34065 31963 2102 6.17 Agustus 30334 28458 1876 6.18 September 32993 30958 2035 6.17 Oktober 34176 32066 2110 6.17 November 32813 30790 2023 6.17 Desember 32698 30711 1987 6.17 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa jumlah kecacatan produksi mengalami fluktuasi. Kecacatan produksi yang terjadi juga melewati tingkat kecacatan yang diharapkan oleh perusahan yaitu ±5. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kualitas PT Mewah Indah Jaya kurang mencapai harapan. Jenis kecacatan yang terjadi adalah sinkmark, pecah dan bentuk yang tidak sempurna. Kecacatan tersebut dipengaruhi oleh ketidaksesuaian proses akan bahan baku. Bahan baku seperti biji plastik poly propylene dan daur ulang memiliki perbedaan akan temperatur injeksi, waktu pendinginan dan tekanan sehingga memerlukan ketelitian dalam penyettingan mesin. Sayangnya tindak lanjut perusahaan ketika terjadi kelalaian operator yang menyebabkan kecacatan produk ini adalah mendaur ulang produk tersebut. Untuk itu perlu dilakukan analisis secara pasti akan faktor penyebab terjadinya kecacatan produksi dan dilakukannya pemilihan perbaikan kecacatan produksi ember sehingga diharapakan dapat meminimasikan kecacatan produksi. Secara umum pada pengambilan keputusan, alternatif-alternatif tidak didefinisikan sebelumnya, sehingga para pengambil keputusan harus menyeleksi beberapa kemungkinan alternatif dengan jumlah yang sangat terbatas. Dengan metode Fuzzy Multi Expert-Multi Criteria Decision Making Fuzzy ME-MCDM alternatif-alternatif sudah diketahui dan ditentukan sebelumnya. Pengambil keputusan harus menentukan prioritas atau ranking berdasarkan kriteria yang diberikan. Teknik pengambilan keputusan ini melibatkan penilaian atau pendapat berbagai pihak atau ahli, suatu perihal yang penting tetapi juga sulit karena setiap pihak mempunyai kepentingan, sudut pandang, dan tingkat pengetahuan yang Universitas Sumatera Utara berbeda-beda sehingga pada akhirnya dilakukan agregasi pendapat dari setiap kriteria begitu juga agregasi ahli sehingga penyelesaian yang dihasilkan adalah yang paling diterima oleh kelompok secara keseluruhan. Nunung dan Duffi 2012 dalam penelitiannya akan penanganan kecacatan produksi tube pada PT Bona Metal Packaging menggunakan Non Numerical- Multi Expert-Multi Criteria Decision Making Menurut mereka, Non Numerical- Multi Expert-Multi Criteria Decision Making ME-MCDM adalah salah satu metode untuk menetapkan perbaikan kecacatan produk tube. Kriteria ditentukan berdarkan pengamtan sebelumnya. Alternatif akan perbaikan kecacatan produk tube dilakukan berdasarkan hasil analisis faktor penyebab kecacatan. Hasil prioritas tertinggi akan alternatif tersebut dipilih menjadi solusi atau strategi perusahaan untuk meminimisasi kecacatan yang terjadi pada produk tube. Dalam penelitian lainnya, Rachman dan M. Ismail 2011 pada perbaikan mutu kopi gayo, menyatakan tahap awal dalam proses perbaikan mutu kopi adalah dengan menetapkan alternatif perbaikan dengan kriteria tertentu. Dan pengambilan keputusan dengan Fuzzy Multi Expert-Multi Criteria Decision Making Fuzzy ME-MCDM menghasilkan prioritas yang dapat dipakai untuk perbaikan mutu kopi tersebut. Beranjak dari penelitian terdahulu maka pemilihan perbaikan kecacatan produksi ember ini dilakukan dengan menggunakan Fuzzy Multi Expert-Multi Criteria Decision Making Fuzzy ME-MCDM Diharapkan dengan penelitian ini dapat dilakukan pemilihan solusi yang dapat mengurangi kecacatan produksi yang berlangsung pada PT Mewah Indah Jaya. Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Permasalahan