Pecah 8360
Sinkmark 4794
Total 24484
Dari tabel tersebut dibuat grafik batang histogram yang memperlihatkan komposisi jumlah produk cacat dari masing-masing jenis kecacatan yang dapat
dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1. Histogram Total Kecacatan Produk Ember Bulan Januari 2012-Desember 2012
Dari histogram tersebut terlihat jelas bahwa jenis kecacatan yang memiliki total terbesar yang membuat produk reject adalah bentuk tidak sempuran dengan
jumlah produk cacat sebanyak 11330.
5.2. Diagram Pareto
Dalam membuat Pareto Diagram, hal pertama yang dilakukan adalah mengurutkan tiap jenis kecacatan berdasarkan dari jumlah produk cacat terbesar
Universitas Sumatera Utara
hingga yang terkecil. Setelah itu dihitung persentase kesalahan dan kumulatif dari masing-masing bagian.
Tabel 5.4. Pengurutan Jumlah Kecacatan Jenis
Kerusakan
Frekuensi Frekuensi
Kumulatif Presentasi dari Total
Presentasi Kumulatif
Tidak Sempurna
11330 11330
46.28 46.28
Pecah 8360
19690 34.14
80.42 Sinkmark
4794 24484
19.58 100
Total 24484
− 100
− Dari data pada Tabel 5.4. dapat dibuat Pareto Diagram seperti yang
terlihat pada Gambar 5.2.
Gambar 5.2. Diagram Pareto Total Kecacatan Produk
Berdasarkan aturan pareto 80-20, maka dapat diartikan bahwa 80 dari permasalahan yang timbul dapat diidentifikasikan dari kecacatan produk yang
memiliki persentase kumulatif di bawah 80. Berdasarkan hasil yang diperoleh,
Universitas Sumatera Utara
maka jenis kecacatan produk ember yang harus dianalisis lebih lanjut adalah bentuk tidak sempurna yaitu 46.28
. 5.3.
Diagram Sebab Akibat
Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya cacat bentuk tidak sempurna, maka dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor utama yaitu mesin,
manusia, material,metode dan lingkungan yaitu sebagai berikut:
Bentuk Tidak Sempurrna Ember
Manusia
Kurang ahli Ceroboh
Metode
Tidak Adanya SOP
Material Mesin
Lingkungan
Kurang penyetelan
Kualitas bahan baku kurang merata
Temperatur Tidak Adanya
SOP Tidak Adanya
Pelatihan Kebisingan
Tidak Adanya SOP
Gambar 5.3. Fishbone Faktor Penyebab Bentuk Tidak Sempurna Ember
Berikut merupakan uraian masing-masing penyebab masalah: a.
Manusia Kurang ahlinya operator dalam memroses biji plastik hingga menjadi ember
dipengaruhi tidak adanya pelatihan dan standar operasional yang diketahui oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara terhadap kepala bagian produksi.
Selain itu sikap ceroboh operator yang dipengaruhi oleh lingkungan. Pada lingkungan kerja pabrik, dilakukan pengukuran suhu dan kebisingan.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran dilakukan pada operator di mesin injeksi dengan menggunakan 4 in 1 Multi-Function Environment Meter.
Untuk tingkat kebisingan diukur pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan sampel waktu pada jam 08:00, 10:30, 15:00, 17:30 waktu setempat
sesuai petunjuk pengukuran tingkat kebisingan yang dilampirkan pada ketetapan pemerintah melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48
Tahun 1996 Tentang: Baku Tingkat Kebisingan yaitu minimal 4 waktu pengukuran untuk siang hari. Pengukuran dilakukan selama 10 menit dan
pembacaan dilakukan setiap 5 detik. Adapun rata-rata data tingkat kebisingan yaitu sebagai berikut:
Periode Rata-rata
Tingkat Kebisingan dB
08:00-08:10 84.6
10:30-10:40 84.6
15:00-15:10 84.5
17:30-17:40 84.6
Sumber: Pengolahan Data
Adapun untuk suhu lingkungan kerja dengan selang waktu selama 2 jam yaitu sebagai berikut:
Awal Periode
Suhu °C
8:00 28.0
10:00 33.6
12:00 37.5
14:00 37.5
18:00 35.7
Sumber: Pengolahan Data
Dengan memperhatikan tingkat kebisingan dan suhu lingkungan kerja yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu keputusan menteri tenaga kerja NOMOR
Universitas Sumatera Utara
KEP.51MEN1999 maka tingkat kebisingan dapat diabaikan untuk 8 jam kerja maka ambang batas tingkat kebisingan 85 dB, tetapi untuk suhu lingkungan kerja
berada dilur batas yaitu 30ºC sehingga dapat memicu operator dalam melakukan kesalahan selama proses produksi.
b. Material
Material yang dipakai oleh PT Mewah Indah Jaya adalah Poly Propylene PP dan daur ulang plastik. Karena biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku daur
ulang lebih kecil maka sebagian produksi dari perusahaan menggunakan bahan baku daur ulang. Sayangnya, mutu dari daur ulang yang tidak merata
mengakibatkan waktu pemanasan, pendinginan dan tekanan belum dapat ditentukan untuk tiap produksinya, sehingga mengakibatkan terjadinya kecacatan
bentuk ember yang tidak sempurna. c.
Mesin Tidak ada standar operasi mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam
penyetelan mesin injeksi. d.
Metode Tidak ada standar operasi dalam penentuan tingkat tekanan, suhu pemanasan
dan lama waktu pendin mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam memproduksi ember.
5.4. Penentuan Bobot Faktor Penyebab Kecacatan Produk