dan komitmen yang tinggi kepada tugas yang diberikan, dan memiliki citra diri dan stabilitas emosional yang baik.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Ngadiyo 2007, dengan penelitian yang berjudul “Pembelajaran E-
Learning Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
“. Hasil yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah fungsi E-Learning adalah untuk memperkaya wawasan dan pemahaman peserta didik, serta proses pembiasaan untuk
melek sumber belajar khususnya teknologi internet.
2. Eni Handayani, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Lingkungan
Belajar dan Cara Belajar Siswa Terhadap Kreativitas Siswa Kelas III SMPN 1 Kediri
”, menyimpulkan bahwa lingkungan belajar siswa berpengaruh positif terhadap kreativitas siswa kelas III SLTP sebesar
22.5 . C.
Kerangka Pikir
Bertolak dari landasan teori serta didukung hasil-hasil penelitian diatas, kerangka berfikir yang mendasari hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : Teknologi tidak dapat menggantikan manusia. Teknologi secanggih
computer, DVD, internet atau apapun, tidak dapat menggantikan manusia. Bagaimanapun teknologi berkembang secara pesat, guru tetap sebagai yang
“harus digugu dan ditiru”. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa media tidak dapat menggantikan posisi guru, namun sikap tidak peduli terhadap
perkembangan pengetahuan dan teknologi, bukanlah sikap yang tepat.
Walaupun bagaimana, lingkungan kita terus berkembang, tuntutan masyarakat terhadap kualitas guru semakin meningkat. Guru harus peduli, oleh karena itu
dukungan dari pendayagunaan media pembelajaran dan sarana yang mendukung proses pembelajaran sangat menentukan proses kreativitas pada
sisiwa. Pemanfaatan media pembelajaran E-Learning adalah salah satu
prasana pendukung proses belajar mengajar dan peningkatan kualitas layanan kepada siswa. Disamping itu, faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi
tingkat kreativitas siswa. Faktor lingkungan dan kemajuan teknologi akan berdampak pada kreatifvitas siswa.
Kreativitas merupakan suatu proses individu dalam menghadapi masalah dan mencoba untuk mencari pemecahannya dengan menciptakan
gagasan atau ide-ide baru, sehubungan dengan itu, maka kreativitas akan mendorong siswa aktif dalam memberikan masukan yang ada dan selalu
berusaha mencari pemecahannya. Proses belajar mengajar siswa tidak terlepas dari adanya hambatan dan kesulitan dalam menghadapi mata pelajarannya,
baik teori maupun praktik. Kesulitan tersebut dapat disebabkan dari metode mengajar guru, kecerdasan siswa, dan fasilitas belajar yang terbatas.
Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi akan berusaha menemukan alternatif pemecahan terhadap kesulitan dalam belajar praktik. Belajar praktik
selalu dihadapkan pada berbagai masalah dan kesulitan yang timbul di lapangan. Kondisi semacam itu menuntut siswa memiliki kemampuan yang
kreatif yang dapat mengatasi dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang ada
dengan kreativitas yang dimiliki pada saat belajar praktik. Dalam menghadapi pekerjaan praktik siswa akan berusaha untuk mencari alternatif penyelesaian
pekerjaannya dengan cara yang paling cepat, mudah dan mendapatkan hasil yang baik. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan berfikir lebih jauh dan
banyak alternatif dalam menghadapi suatu kesulitan, mereka tidak begitu mudah menerima saran dari luar, tidak mudah terpengaruh dan pada dirinya
tertanam sikap percaya diri yang tinggi. Dengan percaya diri, maka mereka akan mampu menyelesaikan
permasalahan dengan lebih baik. Apabila kreativitas itu sudah melekat pada diri siswa, maka akan besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dalam
menghadapi pekerjaan dalam belajar praktik. Berdasarkan uraian di atas, diduga siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan tinggi pula tingkat
kemandirian belajar praktiknya, sehingga diduga kreativitas siswa berperan positif dan signifikan terhadap kemandirian belajar.
D. Hipotesis Penelitian