92
diselesaikan lewat musyawarah bersama dan harus diselesaikan antar personal hendaknya dibuka pendapat yang ingin disampaikan oleh anggota organisasi
dalam menyelesaikan permasalahan. Keberanian sekolah untuk mengambil keputusan sehubungan dengan
pengembangan sekolah merupakan faktor yang menentukan budaya organisasi yang baik. Dengan era manajemen berbasis sekolah, sekolah mempunyai
kebebasan untuk berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki sekolah. Beberapa madrasah ibtidaiyah di kecamatan Ungaran belum mengembangkan
manajemen berbasis sekolah utamannya dalam memberi kebebasan guru untuk mengembangkan dirinya. Ada beberapa madrasah yang sudah cukup berani
mangambil keputusan untuk mengembangkan madrasahnya tanpa harus menunggu petunjuk pelaksanaan yang ada. Ketergantungan sekolah akan petunjuk
pelaksanaa dan petunjuk teknis kadang-kadang membuat guru harus menunggu untuk bisa kreatif dan inovatif. Faktor ini pulalah yang menyebabkan budaya
organisasi di beberapa madrasah di kecamatan Ungaran belumm baik.
4.2.3 Kepuasan Kerja Guru MI kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang
Komponen kepuasan kerja guru yang meliputi pengakuan terhadap tugas, kesesuaian terhadap tugas, pekerjaan itu sendiri, esempatan untuk promosi, gaji
yang layak, administrasi yang tidak memberatkan, hubungan dengan atasan, rekan sekerja, dan bawahan, kondisi kerja yang nyaman, serta keamanan kerja, tenyata
secara umum adalah baik. Guru yang memiliki kepuasan kerja sangat baik 15, yang baik 46,25, yang cukup baik 38,75, dan tidak ada yang menyatakan
kurang baik maupun tidak baik.
93
Menurut Herszergh kepuasan kerja ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penyehat. Dari hasil penelitian secara diskriptif guru yang
memilih bahwa mereka telah memiliki faktor pendorong kapuasan kerja mereka sebanyak 55 dan faktor penyehat 52,5. Walaupun hasil secara diskriptif
demikian namun angka guru yang tidak puas terhadap pekerjaannya di madrasah ibtidaiyah kecamatan Ungaran dari tahunn ke tahun semakin bertambah.
Penelitian tentang pengaruh keterampilan manajerial kepala sekolah dan budaya organisasi pada madrasah ibtidaiyah di kecamatan Ungaran ini memberi bukti
bahwa faktor pendorong dan penyehat bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan kepuasan kerja guru khususnya guru di madrasah ibtidaiyah kecamatan Ungaran.
Terbukti keterampilan manajerial kepala sekolah mempunyai pengaruh sebesar 68,2 terhadap kepuasan kerja guru, sedangkan budaya organisasi berpengaruh
68,4. Bahkan secara bersama-sama keterampilan manajerial kepala sekolah dan budaya organisasi berpengaruh 73,1 terhadap kepuasan kerja.
Robert Kreitner mengatalan bahwa manajer dapat mendorong anggota organisasi untuk merasa lebih puas dengan pekerjaannya. Penelitian tersebut
mengukur manajemen secara umum sedangkan penelitian ini secara khusus meneliti pengaruh keterampilan manajerial kepala sekolah yang terbukti sangat
efektif berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan analisis diskriptif terlihat bahwa 38,75 guru madrasah
ibtidaiyah di kecamatan Ungaran belum memiliki kepuasan kerja yang baik. Untuk meningkatkan kepuasan kerja guru tersebut maka keterampilan manajerial
kepala sekolah harus menjadi perhatian serius begitu pula dengan budaya
94
organisasi. Upaya yang dapat membantu guru meningkat kepuasan kerjanya adalah kepala sekolah harus memberi contoh yang baik kepada semua guru.
Beberapa guru merasakan ada kepala sekolah yang cakap secara konseptual tetapi tidak melaksanakan konsep tersebut dengan baik sehingga guru merasa selalu
dituntut untuk bekerja maksimal sebagai pelaksanaan dari konsep-konsep yang diberikan oleh kepala sekolah. Keadaan yang demikian menyebabkan guru merasa
terbebani dan bosan dengan aktifitas rutin yang dilakukannya. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan kerja
guru adalah dengan menjaga rasa kebersamaan diantara anggota organisasi sekolah yang diwujudkan dengan adanya tata nilai dan norma yang disepakati
oleh anggota organisasi paya dan upaya untuk saling menjaga komitmen tersebut akan menumbuhkan rasa kepuasan pada diri guru. Penegakan aturan dengan
memberi reward kepada guru yang berprestasi dan punishment kepada yang melanggar akan disertai pembinaan yang baik akan menumbuhkan kecintaan guru
kepada pekerjaan dan organisasi sekolah.
4.3 Keterbatasan Penelitian