Pengujian Data Pengujian data dilakukan dengan metode distribusi chi kuadrat. Distribusi

Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 Perguruan Tinggi. Jumlah anggota keluarga, yang menjawab 2-3 orang 50 , 30 menjawab 3-4 orang, 13 menjawab 4-5 orang, 7 menjawab 5 orang.

V.3. Pengujian Data Pengujian data dilakukan dengan metode distribusi chi kuadrat. Distribusi

chi kuadrat merupakan distribusi dengan variabel acak kontinu. Simbol yang dipakai untuk chi kuadrat adalah X 2 . Persamaan distribusi chi kuadrat adalah : f u = K . u 1 2 1 − v e u 2 1 − dengan u = x 2 untuk memudahkan menulis dan harga u 0, v = derajat kebebasan, K = bilangan tetap yang bergantung kepada v, sedemikian sehingga luas daerah di bawah kurva sama dengan satu satuan luas dan e = 2,7183. Grafik disrtibusi chi kuadarat umumnya merupakan kurva positif, yaitu miring ke kanan. Kemiringan ini makin berkurang jika derajat kebebasan v semakin besar. Untuk perhitungan telah tersedia daftar distribusi chi kuadrat. Daftar distribusi chi kuadrat berisikan harga-harga x 2 untuk pasangan derajat kebebasan db dan peluang p yang besarnya tertentu. Peluang p terdapat pada baris paling atas dan db v adapada kolom paling kiri. Luas daerah yang diarsir sama dengan peluang p, yaitu luas dari x p 2 kesebelah kiri. Banyak data hasil pengamatan yang dapat digolongkan kedalam beberapa faktor karakteristik atau atribut dengan tiap faktor atau atribut terdiri dari beberapa klasifikasi, kategori, golongan dan mungkin tingkatan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap fenomena demikian akan diselidiki mengenai hubungan atau kaitan antar faktor. Dengan kata lain akan dipelajari apakah terdapat atau tidak Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 suatu kaitan diantara faktor-faktor, bisa dikatakan faktor-faktor itu bersifat independen atau bebas, atau lebih tepatnya bebas statistik. Hipotesis nol Ho adalah suatu hipotesis tentang tidak adanya perbedaan. Hipoetsis ini pada umumnya diformulasikan untuk ditolak. Apabila ditolak, maka hipotesis pengganti H 1 dapat diterima. Hipotesis pengganti ini merupakan hipotesis penelitian dari si pembuat eksperimen, yang dinyatakan secara operasional. Hipotesis penelitian adalah prediksi yang diturunkan dari teori yang hendak diuji. Secara umum, untuk menguji independen antara dua faktor dapat dijelaskan sebagai berikut : Misalkan sebuah sample acak berukuran n telah diambil, dimana tiap pengamatan tunggal diduga terjadi karena adanya dua macam faktor, yaitu faktor I dan faktor II. Faktor I terbagi atas B taraf dan faktor II terbagi atas K taraf. Banyak pengamatan yang terjadi karena taraf ke-i faktor ke-I i = 1, 2, 3, ….., B dan taraf ke-j faktor ke-II j = 1, 2, 3, ….., K akan dinyatakan dengan O ij . Hasilnya dapat dicatat dalam sebuah daftar kontingensi B x K. Untuk dapat membandingkan sekelompok frekuensi yang diharapkan, tentunya kita harus dapat menyatakan frekuensi menakah yang kita harapkan itu. Hipotesis nol Ho menyatakan proporsi objek yang jatuh dalam masing-masing kategori di dalam populasi yang ditetapkan, ini berarti, dari hipotesis nolnya kita dapat membuat deduksi berapakah frekuensi-frekuensi yang diharapkan frekuensi teoritik yang dinyatakan dengan E ij . Teknik x 2 menguji apakah frekuensi yang diamati cukup mendekati frekuensi yang diharapkan sehingga mempunyai kemungkinan besar untuk terjadi di bawah Ho. Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 Rumus frekuensi teoritik adalah : E ij = j i n n × total Σ dengan n io = jumlah baris ke-i n oj = jumlah kolom ke-j Hipotesis nol Ho dapat diuji dengan :     = ∑ ∑ = = ij ij ij k j b i E E O X _ 2 dimana O ij = banyak kasus yang diamati dalam kategori baris ke-i pada kolom ke-j E ij = banyak kasus yang diharapkan dibawah Ho dalam kategori baris ke-j dengan db = 1 − b 1 − k dan : db = derajat kebebasan b = banyak baris k = banyak kolom Ho diterima jika 1 1 2 2 − − 〈 k b X X Ho ditolak jika 1 1 2 2 − − 〉 k b X X Selanjutnya, sering ingin diketahui derajat hubungan antara factor yang satu dengan lainnya. Jika ini dikehendaki, untuk data dalam factor kontingensi, digunakan koefisien kontingensi C yang rumusnya ditentukan oleh : Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 C = n x x + 2 2 dengan mengambil akar yang positif. Agar harga C yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai derajat hubungan antara faktor, maka harga C ini perlu dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum yang terjadi. Harga C maksimum ini dihitung dengan rumus : Cmaks = m m 1 − dengan m = harga minimum antara b dan k yakni minimum antara banyak baris dan kolom. Makin dekat harga C kepada C maksimum makin besar derajat hubungan antara fackor. Dengan kata lain, faktor yang satu dengan yang lainnya juga dapat dicari dengan menggunakan rumus : Q = 100 × Cmaks C Semakin besar harga Q yang didapat, maka dapat dikatakan hubungan antara dua variable semakin erat.

a. Kondisi Pemukiman