DESKRIPSI WILAYAH STUDI Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan (studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia)

Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 terencana baik, tetapi ikut serta dalam pengerahan dana masyarakat untuk pembangunan perumahan dan pemukiman. Oleh karena itu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam penyediaan perumahan yang diharapkan oleh kalangan pengembang adalah adanya kepastian hukum dan tidak memberatkan kalangan terkait serta untuk peningkatan pelayanan umum.

BAB III DESKRIPSI WILAYAH STUDI

III.1. Gambaran Umum Propinsi Sumatera Utara Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 19 Daerah Tingkat II yang terbagi atas 4 Wilayah Pembangunan WP yang didasarkan atas ciri fisik dan faktor geografis dan potensi alam. Sumatera Utara pada dasarnya dapat dibagi atas : • Pesisir timur • Pegunungan Bukit Barisan • Pesisir barat • Kepulauan Nias • Kepulauan Batu • Pulau Samosir di Danau Toba. Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 Provinsi ini terutama merupakan kampung halaman suku Batak, yang hidup di pengunungan dan suku bangsa Melayu yang hidup di daerah pesisir timur. Selain itu juga ada suku bangsa Nias di pesisir Barat Sumatera, Mandailing, Jawa dan Tionghoa. Sumatera Utara kaya akan sumber daya alam berupa gas alam di daerah Tandam, Binjai dan minyal bumi di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat yang telah dieksplorasi sejak zaman Hindia Belanda. Selain itu di Kuala Tanjung, Kabupaten Asahan juga terdapat PT. Inalum yang bergerak dibidang penambangan bijih dan peleburan aluminium yang merupakan satu – satunya di Asia Tenggara. Sungai–sungai yang berhulu di pegunungan sekitar Danau Toba juga merupakan sumber daya alam yang cukup berpotensi untuk dieksploitasi menjadi sumber daya alam pembangkit listrik tenaga air. PLTA Asahan yang merupakan PLTA terbesar di Sumatera terdapat di Kabupaten Toba Samosir. Selain itu, di kawasan pegunungan terdapat banyak sekali titik–titik panas geotermal yang sangat berpotensi dikembangkan sebagai sumber energi panas maupun uap yang selanjutanya dapat ditransformasikan menjadi energi listrik. III.1.1. Keadaan Geografis Propinsi Sumatera Utara berada pada posisi garis lintang antara 1 dan 4 Lintang Utara dan antara 98 dengan 100 Bujur Timur. Sebelah Utara, daerah ini berbatasan dengan propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah Selatan dengan propinsi Riau dan Sumatera Barat, sedangkan sebelah Timur dengan Selat Malaka. Pada tahun 2004 Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 memiliki 18 Kabupaten dan 7 kota, dan terdiri dari 328 kecamatan, secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara mempunyai 5.086 desa dan 328 kelurahan. Luas daratan Provinsi Sumatera Utrara 71.680 km 2 , Sumatera Utara tersohor karena luas perkebunannya, hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Letak geografisnya sangat strategis karena berada pada jalur perdangana internasional Selat Malaka dan dekat dengan pelabuhan transit di Republik Singapura, serta bertetangga dengan Malaysia yang pertumbuhan ekonominya sangat pesat. III.1.2. Kependudukan Jumlah penduduk Sumatera Utara pada tahun 1961 adalah 4.964.734 jiwa.Sepuluh tahun kemudian 1971 jumlah penduduknya berkembang menjadi 6.620.811 jiwa. Selama periode 1961–1971 Sumatera Utara mengalami pertumbuhan penduduk sekitar 2,9 setiap tahun. Tahun 1980 jumlah penduduknya sudah mencapai 8. 350. 950 jiwa. Jadi dalam kurun waktu 1971 sd 1980 pertambahan rata–rata 2,6 setiap tahun. Setelah adanya program KB Keluarga Berencana perkembangan penduduk selama dasawarsa tahun 80-an bias ditekan hingga rata–rata 2,30 saja. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Sumatera Utara sudah mencapai 10,25 juta jiwa yang dibandingkan dengan keadaan tahun 1980 dalam 10 tahun terakhir penduduk Sumatera Utara mengalami pertambahan sebesar 1. 895. 133 jiwa atau rata – rata 2,06 per tahun. Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 Secara garis besar komposisi penduduk antar wilayah perkotaan dengan desa pada tahun 1990 adalah 74 kota dan 26 desa, dengan distribusi yang tidak merata. Sebagai contoh dikawasan pantai timur, meliputi daerah Langkat, Binjai, Labuhan Batu, Deli Serdang, Medan, Tebing Tinggi, Asahan, Tanjung Balai, menyerap penduduk sebesar 65 dari seluruh penduduk propinsi ini. Sedangkan daerah Tanah Karo, Simalungun bagian atas dan Tapanuli Utara hanya berpenduduk sekitar 18 saja dari total jumlah penduduk Sumatera Utara. Sisanya 17 lagi bertempat tinggal disekitar pantai barat seperti Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan Kabupaten Nias. III.2. Gambaran Umum Kota Medan Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatra Utara. Kota yang dinamis ini adalah kota terbesar di Sumatra dan ketiga terbesar di Indonesia, setelah Jakarta dan Surabaya. Medan adalah pintu gerbang bagi menuju kota wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Langkat, serta Danau Toba, yang terkenal sebagai tempat wisata. Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, timur, dan selatan dan dengan Selat Malaka di sebelah utara. Penduduk asli kota ini adalah orang Karo dan Melayu, tetapi saat ini kota ini merupakan kota multi etnis. Mayoritas penduduk kota Medan sekarang adalah Jawa dan Batak, tetapi di kota ini banyak di kota ini banyak tinggal pula orang keturunan India dan Tionghoa. Komunitas Tionghoa di Medan cukup besar, sekitar 25 jumlah total. Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 Keaneka ragaman etnis serta agama di Medan terlihat dari jumlah mesjid, gereja dan vihara Tionghoa yang tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jalan Zainul Arifin bahkan dikenal sebagai Kampung Keling Kampung India Medan mempunyai pelabuhan besar di Belawan dan sebuah bandara internasional, Polonia. III.2.1. Sejarah Kota Medan Kota Medan berkembang dari sebuah kampong bernama Kampung Medan Putri, yang didirikan oleh Guru Patimpus sekitar tahun 1590-an. Guru Patimpus adalah seorang putra Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan seorang putri Datuk Pulo Brayan. Dalam bahasa Karo, kata “Guru“ berarti “Tabib“ ataupun “ Orang Pintar “, kemudian kata “ Pa “ merupakan sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat atau keadaan seseorang, sedangkan kata “Timpus“ berarti bundelan, bungkus, atau balut. Denngan demikian, maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai seorang Tabib yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya. Hal ini dapat diperhatikan pada Monumen Guru Patimpus yang didirikan di sekitar Balai Kota Medan. III.3. Gambaran Umum Kecamatan Medan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatra Utara, Indonesia. Pada tahun 2001,kecamatan ini mempunyai Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 penduduk sebesar 128.144 jiwa. Luasnya adalah 13,16 km 2 dan kepadatan penduduknya adalah 9.737,39 jiwakm 2 . “Helvetia“ adalah nama Latin untuk Negara Swiss. Tahun 1865 dua pemilik perkebunan asal Swiss, Mots dan Breker mendirikan perkebunan tembakau di Deli daerah sekitar Medan kini bernama Konigsgrartz, yang namanya kemudian diubah menjadi Helvetia. Nama ini hingga kini masih bertahan dan digunakan sebagai nama kecamatan ini. Fasilitas yang terdapat di kecamatan ini adalah RSU Sari Mutiara, Griya Dome, Millenium Plaza. Kecamatan Medan Helvetia adalah sebuah kecamatan yang terletak di Sumatera Utara. Kecamatan ini memiliki wilayah seluas 11,60 km 2 dan berpenduduk sejumlah 132. 297 jiwa 2005. Kecamatan Medan Helvetia memiliki 7 tujuh kelurahan. Daerah Kecamatan Medan Helvetia terletak pada 3 – 2 lintang utara dan 62 – 41 lintang selatan, serta 98 – 39 bujur timur dengan batas–batas sebagai berikut : • Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal. • Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal. • Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat dan Medan Petisah. Penyebaran penduduk di Kecamatan Medan Helvetia dapat dilihat pada tabel berikut : Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 Tabel 3.1. Penyebaran Penduduk di Kecamatan Medan Helvetia No. Kelurahan Desa Luas km 2 Penduduk jiwa Kepadatan Penduduk jiwakm 2 1 2 3 4 5 6 7 Cinta Damai Sei Kambing C II Dwikora Helvetia Timur Helvetia Tengah Helvetia Tanjung Gusta 1,80 0,98 2,00 1,82 1,50 1,25 2,20 15 769 11 871 22 461 23 199 27 987 12 744 24 266 8761 12113 11230 12747 18658 10195 11030 Jumlah 11,55 138 297 11974 Sumber : BPS Sumatera Utara Tabel 3.2. Banyaknya Lingkungan, RT, RW, dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Helvetia No. Kelurahan Lingkungan RW RT 1 2 3 4 5 6 7 Helvetia Timur Helvetian Tengah Helvetia Sei Sikambing C II Dwikora Cinta Damai Tanjung Gusta 13 22 42 14 12 8 7 13 46 19 51 20 13 7 40 95 49 21 48 38 25 Jumlah 88 169 316 Sumber : BPS Sumatera Utara III.4. Perumnas Helvetia Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 Perum Perumnas merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN berdiri tahun 1974, diresmikan oleh Presiden. Perumnas bertanggung jawab langsung kepada PU Dinas Pekerjaan Umum. Perum Perumnas Regional I di kota Medan yang terletak di Jl. Matahari Raya membawahi 5 lima provinsi. Pada awalnya pembangunan Perumnas diperuntukkan bagi Pegawai negeri Sipil, POLRI, dan TNI. Tujuan pemerintah membuat Perumnas adalah : 1. Melaksanakan penataan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat. 2. Dalam hal tertentu melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan pemerintah dalam hal pemenuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan menengah kebawah. Sedangkan Perumnas Helvetia dibangun pada tahun 1977, diresmikan oleh Menteri Perumahan saat itu Kosmos Batubara. Perumnas Helvetia teletak di Kelurahan Helvetia. Jenis perumahan adalah menengah kebawah. Tipe serta ukuran rumah yang dibangun yaitu : • Tipe 36 90 = 6 x 15 • Tipe 45 120 = 8 x 15 • Tipe 54 153 = 9 x 17 • Tipe 70 160 = 10 x 16 Perbedaan yang terdapat pada setiap tipe rumah adalah : • Tipe 36 beratap seng dan dinding rumah belum diplester. • Tipe 45 beratap seng namun dinding rumah sudah diplester. Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 • Tipe 54 beratap genteng dan dinding rumah sudah diplester. • Tipe 70 rumah sudah berlantai 2 bertingkat. Perbedaan iini dapat dilihat pada gambar denah tipe rumah dibawah ini : Tipe 36 Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 Tipe 45 Tipe 54 Tipe 70 Fasilitas lingkungan Perumnas Helvetia sebagai berikut : 1. Taman bermain 2. Lapangan bola kaki Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 3. Puskesmas 4. S.D. Inpres 5. Mushollah 6. Mesjid 8. Gereja Katholik 9. Gereja H.K.B.P 10. Langgar 11. Gelanggang Remaja 12. Lapangan Olahraga 13. Jalan aspal 14. Jalan setapak 15. Jembatan plat beton 16. Saluran drainase 17. Kantor pos 18. PLN 19. SMU 20. SMP 21. Gedung pertemuan utama 22. Gedung pertemuan kecil 23. Kios pertokoan 24. Pasar 25. dll. Namun pada tahun 1982 Perum Perumnas Helvetia menyerahkan tanah – tanah serta fasilitas sosial yang terdapat dilokasi kawasan Perumnas Medan I Helvetia kepada Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN