Pengertian Metropolitan TINJAUAN PUSTAKA

Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009

II.3.2.2. Konsep Struktur Tata Guna Lahan

Sesuai dengan pola kegiatan fasilitas dan penggunaan lahan serta konsep struktur wilayah fungsional, maka konsep struktur tata ruang wilayah suatu tempat diarahkan pada : a. Konsep struktur tata guna lahan tradisional, menyediakan lahan bagi kegiatan yang berorientasi kepada : 1. Kegiatan ekstraktif pertanian perkebunan. 2. Kegiatan industri prosessing dan kawasan khusus. 3. Kegiatan perhubungan : angkutan laut, udara dan darat. 4. Kegiatan perdagangan, jasa dan pariwisata. 5. Kegiatan pelayanan sosial, bangunan umum dan pemerintahan. 6. Kegiatan pemukimanperumahan. b. Penyediaan lahan bagi kegiatan yang untuk sementara belum ditentukan, sehingga seolah merupakan kegiatan campuran.

II.4 Pengertian Metropolitan

Menurut Salim Budi Sinulingga, 1995, kota metropolitan berarti terdiri dari kota – kota besar dan daerah sekitarnya. Berdasarkan pengertian kata tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada keterkaitan antara satu kota besar Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 dengan daerah sekelilingnya, terutama untuk kepentingan perencanaan kota. Dalam melakukan perencanaan suatu kota besar, ahli perencana kota tidak hanya dapat melihat batas administrasi kota saja, yang dinamakan sebagai wilayah perencanaan kota. Menurut Stuart da Kaiser Budi Sinulingga, 1995, wilayah perencanaan kota itu akan mencakup suatu pusat kegiatan perkotaan dengan tujuan perencanaan tertentu, bersama dengan wilayah terbangun sekitarnya langsung berbatasan ataupun tidak langsung, termasuk wilayah yang belum terbangun yang diperkirakan akan terlibat dalam kegiatan pembangunan selama waktu perencanaan. Secara lebih spesifik BJG Berry dan F.E Haston Budi Sinulingga, 1995 mendefinisikan wilayah metropolitan sebagai suatu wilayah yang harus mencakup 2 dua elemen pokok yaitu : a. Adanya satu atau beberapa kota yang merupakan kota atau derah inti dengan batasan jumlah dan kepadatan tertentu. b. Adanya hubungan sosial ekonomi antara kota atau daerah inti terdekat dengan daerah yang berdekatan yang memenuhi ciri – ciri metropolitan. Dalam hal ini, di Indonesia belum ada kriteria yang jelas tentang kota metropolitan, kecuali definisi dari Departemen Pekerjaan Umum yang menyatakan bahwa kota metropolitan adalah kota yang berpenduduk diatas 1 satu juta jiwa. Rangkuman dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan definisi kota metropolitan yaitu kota inti dari kawasan metropolitan wilayah sekelilingnya dengan ketentuan sebagai berikut : Rumata Christella Hutapea : Preferensi Bermukim Penduduk Di Wilayah Pinggiran Barat Kota Medan studi kasus : perumnas helvetia ; kec. medan helvetia , 2008. USU Repository © 2009 1. Ketentuan Departemen Pekerjaan Umum bahwa kota metropolitan adalah kota berpenduduk diatas 1 satu juta jiwa. 2. Mempunyai suatu kesatuan sistem dengan kota – kota lainnya di kawasan metropolitan tersebut. Yang dimaksud dengan satu kesatuan sistem adalah penyediaan sarana perkotaan yang saling menunjang untuk melayani penduduk kawasan tersebut. Untuk terciptanya kesatuan sistem ini diperlukan jalan lintas cepat yang menghubungkan kota inti dengan kota satelit dan jalan – jalan lintas cepat di kota inti untuk kemudahan pencapaian bagian kota. 3. Tenaga kerja kawasan metropolitan di luar kota inti paling kurang 75 bekerja di sektor non agraris. 4. Terdapat penglaju commuter berupa pekerja minimal 30 dari tenaga kerja luar kota inti ke kota inti.

II.5. Pengertian Migrasi