Pemeriksaan Keabsahan Data METODOLOGI PENELITIAN
Cipayung Kota Depok Jawa Barat. Meskipun terletak didaerah yang agak terdalam dan berada persis ditepi sungai namun tidak meruntuhkan niat
para santri untuk menuntut ilmu disini, dengan keyakinan yang kuat itulah yang membuat ratusan santri berkumpul dalam sebuah wadah yang
selalu dinantikan
hasilnya.Meskipun mereka
terdiri dari
keberanekaragaman daerah, adat dan budaya seperti dari daerah Jawa, Sunda, Betawi bahkan ada juga yang berasal dari Aceh dan Jambi,
namun mereka semua dengan teguh memegang prinsip “Bhineeka Tunggal Ika
” sampai mereka akhirnya bersatu dalam kesatuan yang kokoh bak sebuah bangunan yang mana antara satu dengan yang lainnya
saling menguatkan.
83
Awalnya Qotrun Nada hanyalah sebuah Majlis Ta’lim kecil yang hanya digunakan oleh masyarakat Cipayung untuk kegiatan mengajarkan
Al Qur’an namun tanpa disangka lambat laun akhirnya Majlis Taklim ini semakin diminati oleh masyarakat Cipayung dan sekitarnya, sampai
akhirnya atas dorongan dan keyakinan yang kuat maka pada tahun 1995 mulailah diadakan penerapan pendidikan islam yang dikembangkan
melalui pengajian kitab pada luar jam sekolah atau pada bahasa masyarakat cipayung adalah santri kalong.Santri kalong adalah santri
yang pada saat itu mengikuti kegiatan pengajian kitab salafi pada waktu- waktu tertentu dan setelah selesai pengajian santri pulang kerumah
masing-masing.
Dikarenakan peminat santri kalong semakin banyak dan permintaan dari para wali santri agar pengajian yang selama ini diadakn agarlebih
dimaksimalkan lagi, maka pada saat itulah para santri diwajibkan untuk bermukim di majlis ta’lim,khusus putra bermukim disebelah kediaman
kyai sedangkan khusus putri bermukim dikediaman orang tua sang kyai, yaitu al-walid H. Marzuki karena pada waktu itu belum tersedia tempat
yang memadai untuk dijadikan tempat bemukim bagi para santri.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan,
83
Qotrun Nada, Sejarah singkat Qotrun Nada,Bogor:Qotrun Nada,2004
dan tahun berganti tahun.Seiring dengan dukungan para masyarakat maka tepat pada tanggal 09 September 1996 dimulailah pelaksanaan
peletakan batu pertama diatas tanah seluas 1500 M dan sejak itu pula majlis ta’lim tersebut dinamai oleh salah seorang kyai yang merupakan
guru dari sang pimpinan yang bernama KH. Ahmad Zaini dengan nama
“Qotrun Nada” yang memiliki arti “Tetesan Embun Pagi”, Dengan
nama Qotrun Nada-lah kami selalu berharap bahwa nantinya santri kami akan menjadi generasi penerus yang memiliki pemikiran Kreatif,
Inovatif, serta Positif dan dengan landasan yang berdasarkan atas Al Qur’an dan Hadits, seperti halnya tetesan embun yang senantiasa Allah
turunkan dari langit yang membawa pencerahan untuk alam
disekelilingnya.
Dan akhirnya tepat pada tahun 1997 dimulai secara resmi penerimaan santri baru dengan jumlah santri yang pada saat itu
berjumlah 52 orang itu pun belum semuanya bermukim dikarenakan masih banyaknya kekurangan disana sini, walaupun terkesan begitu miris
namun inilah yang dapat kami sampaikan sangat apa adanya, tanpa mengurangi atupun menambahkan dan alhamdulillah seiring dengan
berjalannya waktu, Pondok Pesantren Qotrun Nada terus berkembang hingga detik ini atas do’a para kaum muslimin sekalian dan hingga saat
ini pula kami telah memiliki sekitar 1200 santri dan seluruhnya
bermukim dipondok.
Program pendidikan yang dikembangkan oleh pendiri Pondok Pesantren Qotrun Nada The Family Fathors yang terdiri dari : KH. Drs.
Burhanuddin Marzuki, Ust. Syamwari, Ust. Achyanuddin Syakier. Secara perlahan-lahan dan dengan penuh kesabaran diiringi dengan
dedikasi yang tinggi Beliau telah berhasil mengembangkan Pondok Pesantren Qotrun Nada menjadi suatu lembaga pendidikan keagamaan
yang memiliki kaderisasi seorang yang berjiwa keagamaan. Program yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah program
terpadu yaitu panduan belajar selama enam tahun yang meliputi