4. Qotrun Nada dan tupoksi struktur organisasinya.
a. Pengasuh, menentukan kebijakan umum,langkah strategis dan
pengambil keputusan yang dikoordinasikan dengan direktur, serta menyusun rencanainduk pengembangan PP Qotrun Nada.
b. Direktur, melaksanakan kebijakan khusus dan keputusan yang telah
dikoordinasikan dengan pengasuh , menyusun rencana strategis serta menjadi rujukan untuk konsultasi bagi seluruh perangkat organisasi
dibawahnya. c.
Kepala sekolah,menentukan kebijakan yang berkaitan dengan KBM selama jam sekolah serta mengadakan kordinasi dengan lembaga
pemerintah. d.
Sekretaris dan staf administrasi, menyusun agenda pendidikan yang berkaitan dengan kegiatan khusus PPQN dan menjadi penanggung
jawab ketertiban administrasi. e.
Bendahara dan Staf keuangan, menyusun rencana anggaran dan pendapatan PPQN, dan menjadi penanggung jawab sirkulasi keuangan
dan adiminstrasinya. f.
Wali kelas, menyusun kegiatan KBM,penanggung jawab bimbingan dan murid terkait dan penanggung jawab administrasi kelas.
g. Pembina Bahasa, menyusun program pengembangan kemampuan
bahasa arab dan inggris santri,,penanggung jawab lab.bahasa. h.
Pembina ISQN, menyusun agenda kegiatan ISQN, penanggung jawab pengasuhan dan perizinan santri.
i. Pembina Pramuka,menyusun agenda kegiatan kepramukaan dan
penanggung jawab kegiatan dan administrasinya. j.
Koordinator computer, menyusun KBM computer berserta pengadministrasiannya, menyusun rencana pengembangan pengajaran
computer dan penanggung jawab laboratorium computer. k.
Kordinator tahsin tahfidz, Menyusun program pendidikan dan pengajaran baca tulis Al Qur an, penanggung jawab kegiatan
pendalaman kemampuan membaca Al Qur an serta penghapalan AlQur an santri.
l. Kordinator Sarana dan prasarana, penanggung jawab penyediaan dan
pemeliharaan sarana pesantren, penanggung jawab kebutuhan asrama dan dapur umum.
m. Kordinator Kutubutturats, menyusun KBM khusus pengajian kitab
klasik dan pengadministrasian kegiatannya, menyusun metodologi pengajaran kitab klasik dan bertanggung jawab pada rencana
pengembangan kegiatan pengajian kitab klasik.
5. Qotrun Nada dan Kegiatan Santrinya
Dalam melaksanakan kegiatan keseharian santri di Qotrun Nada diatur dengan alokasi waktu berdasarkan bentuk kegiatanya. Kegiatan tersebut
dibagi menjadi:
Kegiatan harian Pukul 03.30
– 04.30 : Bangun pagi, shalat tahajud dan pembacaan
Wiridul Latif Pukul 04.30
– 05.00 : Shalat Subuh berjamaah dan pembacaan
Ratibul At-Thas Pukul 05.00
– 06.00 : Pengkajian kitab kuning sesuai dengan
kelasnya Pukul 06.00
– 07.00 : Mandi dan Sarapan Pagi
Pukul 07.00 – 07.20
: Latiahan percakapan Bahasa ArabInggris Muhadatsah
Pukul 07.20 – 12.20
: Belajar dikelas Pukul 12.20
– 13.30 : Shalat Dzuhur berjamaah pembacaan
Asmaul Husna Pukul 13.30
– 15.00 : Makan siang dan istirahat
Pukul 15.00 – 16.00
: Shalat Ashar berjamaah dan pembacaan Wirdul latif
Pukul 16.00 – 17.00
: Pengkajian Kitab kuning sesuai dengan kelasnya
Pukul 17.00 – 18.00
: Mandi Makan Sore Dan Persiapan Shalat Magrib
Pukul 18.00 – 18.30
: Shalat Magrib berjamaah dan pembacaan Ratibul Hadad
Pukul 18.30 – 19.30
: Kegiatan Tahsin dan Tahfidz Qur’an
Pukul 19.30 – 20.00
: Shalat Isya berjamaah dan pembacaan Surat Al-
Waqi’ah Pukul 20.00
– 21.00 :
TahsinTahfidz Qur’an, pengajian Kitab Kuning, Amtsilaty
Pukul 21.00 – 22.00
: Mudzakarah belajar malam Pukul 22.00
– 22.15 : Pengulangan Muhadatsah
Pukul 22.15 – 03.30
: IstirahatTidur malam
Kegiatan Mingguan Setiap hari Rabu pagi
: Kegiatan olahraga untuk santri putra dan pengajian umum untuk santri putrid
Setiap hari Jum’at Pagi : Kegiatan olahraga untuk santri putrid
dan pengajian umum untuk santri putra Setiap malam Jum’at
: Pembacaan Dzikir, Tahlil, Ratib dan Maulid
Setiap sabtu siang : Kegiatan ke-Pramukaan
Setiap malam minggu : Latihan Muhadloroh 3 bahasa
Setiap minggu pagi : Kegiatan olahraga seluruh Santri
Setiap minggu siang : Kegiatan ekstra Kurikuler Santri
Kegiatan Bulanan Setiap minggu pertama
: Pengajian bulanan dan waktu kunjungan
Santri Setiap tanggal 17 pagi
: Upacara Bendera Waktu Terprogram
: Kegiatan Organisasi Santri 6.
Qotrun Nada dan Program Khasnya
Program khas yang ada pada Qotrun Nada adalah: a.
Praktek Mengajar Amaliyah Tadris Khusus santri tingkat akhir b.
Praktek pengabdian masyarakat PPM khusus santri tingkat akhir c.
Program pemberdayaan alumni dalam manajemen PP Qotrun Nada d.
Program beasiswa kuliah bagi alumni berprestasi e.
Program cepat penguasaan Kitab Kuning metode Amtsilaty f.
Program Pengalaman Organisasi santri g.
Penempatan alumni dalam masa pengabdianya pada tenaga teknis dan penunjang di beberapa pesantren lain.
h. Dan lain sebagainya yang terumuskan dalam rencana strategis
pengembangan Qotrun Nada. 7.
Qotrun Nada dan alumninya
Alumni bagi qotrun nada adalah asset yang tidak ternilai.Melalui merekalah siklus perkembangan qotrun nada terus berputar. Lewat mereka
jualah eksistensi qotrun nada dikenal masyarakat luas.Iklan berjalan lewat jaringan kegiatan alumni baik individu dan kelompok menjadikan qotrun
nada menyebar kedaerah dimana alumninya berkiprah.perjuangan mereka selama 6 tahun masa pendidikan di Qotrun Nada adalah bekal yang berharga
dalam mengarungi perjalanan hidup mereka. Menurut data yang telah dihimpun oleh manajemen, alumni qotrun nada
berjumlah :
1. Angkatan pertama tahun 2003 berjumlah
: 19 orang 2.
Angkatan kedua tahun 2004 berjumlah : 22 orang
3. Angkatan ketiga tahun 2005 berjumlah
: 25 orang 4.
Angkatan keempat tahun 2006 berjumlah : 39 orang
5. Angkatan kelima tahun 2007 berjumlah
: 50 orang 6.
Angkatan keenam tahun 2008 berjumlah : 99 orang
7. Angkatan ketujuh tahun 2009 berjumlah
: 66 orang 8.
Angkatan kedelapan tahun 2010 berjumlah : 110 orang 9.
Angkatan kesembilan tahun 2011 berjumlah : 90 orang 10.
Angkatan kesepuluh tahun 2012 berjumlah : 118 orang Total keseluuruhannya adalah
: 638 orang.
Kelanjutan pendidikan para alumni tersebar dibeberapa perguruan tinggi negri dan swasta serta pondok pesantren lanjutan. Sedangkan profesi yang
digelauti alumni pasca pendidikannya antara lain,pegawai negeri,pegawai swasta, wiraswasta, pengabdian dimasyarakat dengan mengajar dibeberapa
lembaga pendidikan dan majlis taklim. Namun demikian ada beberapa alumni yang diminta mengabdi di
almamaternya sambil meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi. Alumni inilah yang kemudian diikutsertakan dalam program pemberdayaan
di manajemen PP Qotrun Nada. Alumni Qotrun Nada tergabung dalam organisasi alumni yang diberi
nama AN NADA yang selalu mengupayakan perkembanagn dan pemberdayaan alumni dengan terus berkoordinasi derngan almamaternya.
D. Dasar dan Tujuan
Sebagaimana yang telah kita ketahui mengenai dasar dan tujuan pendidikan Islam tradisional,sangat sulit menemukan rumusan tujuan secara terulis tentang
tujuan pendidikan pesantren tradisional secara umum. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, pertama karena setiap pesantren sering memiliki arah
perkembangan yang berbeda. Perbedaan waktu berdirinya sebuah pesantren, misalnya ada sebutan pesantren salaf pesantren tradisional dan pesantren khalaf
pesantren moderen atau bahkan sebuah pesantren yang sekaligus merupakan gabungan antara sistem salaf dan khalaf, contohnya adalah pesantren Qotrun
Nada. Kedua, bahwa boleh jadi lembaga-lembaga pendidikan pesantren mempunyai
dasar-dasar ideologi keagamaan yang sama, namun kedudukan tiap-tiap pesantren itu umumnya bersifat personal dan individual. Berbeda dengan sistem sekolah
yang menginduk kepada satu sistem kurikulum dan tujuan yang sama, kedudukan tiap-tiap pesantren sangat bersifat personal, berdiri sendiri-sendiri sangat
tergantung pada kualitas yang dimiliki oleh Kiai. Dan karena umumnya sebuah pesantren didirikan secara indiwidual oleh seorang kiai, sebagai figur sentral yang
berdaulat penuh menetapkan tujuan pesantrennya, maka setiap pesantren mempunyai tujuan tidak tertulis yang berbeda-beda.
Jika antara pesantren salaf itu sendiri mempunyai tujuan tidak tertulis yang berbeda-beda, yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan kualitas kiai itu
sendiri, tentu berbeda pula dengan tujuan pesantren khalaf yang mengembangkan pendidikan dengan sistem klasikal. San akan berbeda pula dengan pesantren yang
merupakan koaborasi antara sistem salafi dan khalaf.meskipun demikian, dapat ditarik kesimpulan, yang menggambarkan adanya suatu keagamaan tujuan
berdirinya suatu lembaga pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional. Yaitu kita harus mengingat kembali latar belakang historis berdirinya pesantren,
oleh karena itu tujuan pendidikan tentu tidak dapat terlepasdari hal itu semua. Berdirinya sebuah pesantren biasanya tidak dapat dipisahkan dari keadaan
sosial dan budaya masyarakat setempat. Meskipun belim ada data tertulismengenai keberadaan awal berdirinya pesantren secara pasti namun
informasi lisan sering menceritakan bahwa lingkungan yang didirikan pesantren merupakan lingkingan yang lemar akan ajaran Islam. Inilah yang dilakukan oleh
kiai Burhanudi Marzuki dan teman-teman membuka pengajian secara sederhana yang diawali dengan membukan pengajian Al qur’an.
Adapun dasar dan tujuan beliau mendrikan lembaga pendidikan pesantren adala
h untuk mempertahankan tradisi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan tujuan lain didasarkan pada ucapan beliau yang sering diungkapkan secara lisan pada setiap
kesempatan. Pemikiran K.H Burhanudin didasarkan pada wahyu Allah SWT. K.H Burhanudin di dalam ungkapannya tidak menghendaki santri menjadi
seorang muslim yang semata-mata hanya mengejar kenikmatan akhirat atau sebaliknya, hanya menikmati kenikmatan dunia saja. Dia menghendaki agar
seorang muslim itu seimbang hidupnya dalam mengejar kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
Ungkapan beliau yang didasarkan atas wahyu Allah tersebut lebih lanjut dijabarkan bahwa untuk menjalani hidup ini, manusia yang diciptakan untuk
menjadi khalifah dibumi harus dapat menciptakan, membina dan menjalani tiga derajat hubungan secara harmonis. Yaitu hablun minallah hubungan dengan
Allah hablun minan naas hubungan dengan manusia dan hablun minal’alam
hubungan dengan alam.
84
Ketiga komponen hubungan tersebut harus terintegrasi dalam kesatuan yang sangat utuh . hal tersebut berartibahwa setiap anak didik dalam konsep pendidikan
Islam harus dipersiapkan dan diarahkan untuk mencapai tiga komponen tersebut. Ketiga komponen tersebut bila diuraikan dalam subyek mata pelajaran dapat
dijelaskan sebagai berikut: komponen hablun minallah, adalah subyek –subyek
yang mengukapkan pengenalan kepada Allah melalui ayat-ayat tanziliyah. Penjabarannya dalam bentuk mata pelajaran meliputi tauhid, fiqih, tafsir, hadits,
akhlaq dan tasawuf. Adapun komponen hablun minannaas adalah subyek-subyek yang masuk
kedalam kelompok ilmu- ilmu social. Sedangkan komponen hablun minal’alam
adalah subyek-subyek mata pelajaran yang menguraikan hubungan manusia dengan alam. Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah: fisika, kimia, biologi,
matematika. Begitu juga tujuan yang ditanamkan adalah tertuang didalam panca jiwa
Pondok Pesantren Qotrun Nada 1
Keikhlasan Jiwa ini berarti melakukan segala perbuatan tanpa pamrih atau tanpa
mengharapkan imbalan sesuatu dari manusia. Segala pekerjaan dilakukan
84
K.H Burhanudin Marzuki, Pengasuh Pon Pes Qotrun Nada, wawancara pribadi, cipayung jaya Depok,09 Oktober 2013.
semata-mata dengan niat ibadah,Lillah. Guru ikhlas dalam mendidik, murid ikhlas dididik, orang tua ikhlas menitipkan anaknya di pesantren. Faktor
keikhlasanlah yang menjdi salah satu wasilah ilmu mudah untuk disampaiakan.
2 Kesederhanaan
Kehidupan didalam Pondok diliputi oleh suasana kesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif tidak juga miskin. Kesederhanaan itu berarti
sesuai dengan kebutuhan dan kewajaran. Kesederhanaan mengandung nilai- nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan, dan penguasaan diri dalam
menghadapi perjuangan hidup. 3
Berdikari Berdikari atau kesanggupan menolong diri sendiri tidak saja dalamarti
bahwa santri sanggup belajardan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, secara tidak langsung Qotrun Nada melatih para santri untuk lebih
mandiri sehingga tidak menyandarkan hidupnya kepada bantuan dari orang lain.
4 Ukhuwah Islamiyah
Kehidupan di Pondok diliputi suasana persaudaraan yang akrab, segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan persaudaraan sebagai sesama
muslim. 5
Berjiwa Bebas Bebas di dalam berfikir dan berbuat selama semua itu tidak menyalahi
koridor kesopanan dan keagamaan. Yakni bebas dalam menentukanmasa depan, bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai
pengaruh negative dari luar.kebebasan ini tidak boleh disalahgunakan menjadi terlalu bebas sehingga kehilangan arah dan tujuan atau prinsip.
E. Kolaborasi Pendidikan Salaf dan Modern di Pondok
Pesantren Qotrun nada
Keberadaan pesantren yang tetap survive sampai sekarang tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi umat Islam, ditengah arus globalisasi, individualisme,
dan pola hidup materialistik yang kian mengental, pesantren masih konsisten menyuguhkan pengajaran kitab-kitab klasik dan sistem pendidikan yang oleh
sebagian orang dianggap telah ketinggalan zaman. Hal ini justru membuktikan bahwa pesantren lahir dan berkembang seiring dengan derap langkah perubahan
di dalam masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang muncul dan berkembang dari,
oleh dan untuk masyarakat, pesantren pada hakikatnya merupakan bagian dari bentuk kultur keagamaan yang ada dimasyarakat. Karena bagaimanapun, proses
alih pengetahuan nilai-nilai budaya suatu masyarakat pada hakikatnya merupakan bagian dari budaya mereka. Perkembangan pemahaman ajaran agama serta proses
sosialisasi nilai-nilai agama menghadirkanpola budaya yang sangat beragam. Karena mudah dipahami bila muncul sejumlah model pendidikan Islam yang
orientasi, metode dan sistemnya beraneka ragam. Dunia pesantren kini nampaknya ikut mengalami perubahan katergorisasi sistem pesantren tradisional
dan modern atau kategorisasi sistem pembelajaran pesantren salfi dan khalafi tentunya tetap bertahan dan terus mengalami
perkembangan dalam mengkolaborasikan pendidikan salafi dan modern. Diantara banyak pesantren
yang melakukan kolaborasi dua sistem tersebut Pondok Pesantren Qotrun Nada merupakan salah satu contoh dari banyak pesantren
Pondok Pesantren Qotrun Nada sudah menginjak 17 tahun ini memberikan pembinaan dan pengembangan pendidikan agama, dan telah melahirkan banyak
alumni yang tersebar diberbagai daerah,terutama diwilayah Depok bahkan ada juga yang ada diluar wilayah. Semua itu dapat dijadikan bahwa kajian historis
yang mengembangkan bahwa pesantren Qotrun Nada telah berperan penting dalam pengembangan pendidikan agama Islam.
Pondok Pesantren Qotrun Nada seperti telah disebutan diawal, berdiri pada tahun 1997 didirikan oleh santri yang yang baru menyelesaikan pendidikan
agamanya di pesantren dan gelar sarjana yaitu K.H Burhanudin Marzuki. Berjalannya Pondok Pesantren Qotrun Nada tidak hanya mengembangkan
pengajaran sistem pendidikan salafi, yaitu metode pengajaran secara tradisional dengan metode sorogan dan bandongannya, tetapi juga sekaligus mengembangkan
sistem pendidikan atau pengajaran khalaf yaitu metode pengajaran dengan sistem klasikal.
Dalam sistem salaf tidak ada pembagian kedalam kelas-kelas dan tidak ada tingkatan. Dan dalam sistem klasikal yang sudah dikenal sejak tahun 1907 di
Sumatera Barat dan baru kemudian di pesantren-pesantren Jawa, didasarkan pada pembagian kelas dan tingkatan-tingkatan pendidikan dan belajar di dalam kelas,
setiap tingkatan kelas dapat ditempuh dalam waktu satu tahun dengan pembagian dua semester pada kurikulum sekarang,dan untuk menaiki tingkatan berikutnya
harus ditempuh melalui proses evaluasi dengan bentuk ujian selam 1 tahun belajar.
Pesantren Qotrun Nada sama hal dengan pesantren lainnya, pada tahap awal berdinya pesantren hanya menerapkan system salafi metodologi pendidikan
tradisional, yang melestarikan pesantren dahulu. Namun seiring berjalannya setelah santri atau siswa yang belajar setiap tahunnya mengalami peningkatan,
pesantren Qotrun Nada dalam waktu singkat sudah mulai menerapkan sistem modernisasi atau klasikal. para santri belajar di kelas-kelas menurut tingkatan
pendidikannya. Adapun faktor-faktor yang mendorong K.H Burhanudin Marzuki
mengembangkan pesantren dengan mengkolaborasikan pendidikan salafi dan modern:
1. Seperti telah diungkapkan yaitu disamping didorong oleh rasa kewajiban
menanamkan nilai-nilai Islam kedalam kehidupan masyarakat juga didorong oleh rasa kewajiban untuk melestarikan dan menyebarkan ajaran-
ajaran Islam sekaligus didorong oleh rasa keyakinan atau keimanan pengabdian ibadah kepada Allah.
2. Merespon keinginan orang tua yang ingin lebih mendalami pendidikan
Islam untuk putra putrinya 3.
K.H Burhanudin Marzuki, pengasuh Pondok Pesantren Qotrun Nada bukan hanya sebagai seorang ulama yang berlatar belakang pendidikan
pesantren yang terfokus pada kitab kuning saja, tetapi juga beliau pernah mengikuti dan lulus berijazah madrash dan perguruan tinggi. oleh karena
itu dengan mudah beliau merespon dan cepat beradaptasi dalam mengembangkan pondok pesantren dan juga terdorong oleh motivasi
untuk memperahankan tradisi Ahlussunnah wal Jamaah. Sedangkan K.H Burhanudin selain sebagai seorang ulama beliau juga sudah
dua periode dari tahun 2005 sampai sekarang beliau adalah ketua PCNU kota Depok, sebagaimana kita ketahui ulama-ulama di kalangan Nahdlatul Ulama,
dikenal sangat kuat berpegang kepada para imam mazhab, khususnya mazhab Imam Syafi’i. hal ini disadari bahwa tama jika ijtihad tidak dilakukan olehorang-
orang yang memenuhi syarat justru akan merusak ajaran Islam itu sendiri. Kedua pra Imam Mazhab lebih dekat denga Rsulullah SAW. Bagaimanapun mereka
lebih tahu dan lebih mengerti maksud dari ayat-ayat dan hadits. Dan ketiga kejujuran, keikhlasan dan ketaqwaan para imam mazhab itu tidak diragukan lagi.
Jadi pesantren Qotrun Nada mengembangkan kolaborasi pendidikan salafi dan modern disatu sisi sebagai respon terhadap perkembangan zaman dan juga
mempunyai tujuan untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan ide-ide ulama terdahulu. Tradisi kajian kitab-kitab kuning, karya para ulama adalah satu
sisi yang harus dipertahankan. Dari apa yang telah dipaparkan diatas mengenai respon Pesantren Qotrun
Nada, jelas bahwa apa yang dilakukannya adalah menjaga generasi bangsa dengan paham agama yang benar, tidak membiarkan mereka terjerumus oleh paham-
paham agama yang tanpa disadari pemahaman itu merusak dan menggoyahkan aqidah.
Didalam Pesantren, K.H Burhanudin Marzuki merintis sebuah lembaga pendidikan madrasah, madrash inilah yang merupakan sistem dari modernnya.
Dengan mengikuti system dari Pesantren beliau yaitu Darurrahman Jakarta dan juga pada awal perintisannya ditompang oleh para sahabat satu alumni bahkan
sampai saat ini. Akan tetapi status pesantren yang didirikan bukan sebagai cabang dari pesantren Daruurahman Jakarta.
Setelah berjalan 3 tahun yakni tahun 2000 setelah beliau selalu mendapatkan bimbingan dari guru-gurunya maka dengn keyakinan yang kuat. Dari yang
tadinya sama sistem pesantren dengan Darurrahman, kemudian melaksanakan dan mengelola pendidikan madrasah secara mandiri.
Mata pelajaran yang diberikan umumnya pelajaran agama seperti tafsi, hadits, iman tauhid, ilmu fiqih, praktek ibadah, bahasa arab dengan segala alatnya
Nahwu shorof dan lain-lainnya.. Disamping itu diberikan pula ilmu yang tidak ada dibangku sekolah dengan harapan para santri dapat menerapkannya
dimasyarakat ketika lulus nanti.
85
Tingkatan kelas yang ada dimulai dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan tingkatan Mts dan MA. Dan juga program Takhasus, kelas takhsus ini merupakan
tingkatan kelas bagi mereka yang lulusan dari SMP kemudian masuk pesantren selama 3 tahun. Tahun ajaran dimulai pada bulan sy’ban sebagaimana kebiasaan
sekolah agama. Setiap kelas diasuh oleh seorang guru dan dibantu oleh beberapa guru pembantu. Guru yang menjadi guru kelas tersebut sifatnya permanen dan
berkesinambungan, artinya seorang guru mengasuh dari kelas satu terus melanjutkan asuhannya ke kelas 2 dan seterusnya. Sistem ini diterapkan
dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan materi yang disampaikan serta untuk memudahkan pengawasan dan pembinaan para santri atau siswa secara lebih baik.
Dan sekaligus untuk memudahkan pengontrolan tingkat kemajuan santri.
85
Qotrun Nada, Sejarah berdiri beserta fungsinya,
Para santri untuk melanjutkan ke tingkatan berikutnya atau kenaikan kelas dilaksanakan melalui ujian, istilah pesantren dikenal dengan imtihan yang diambil
dari bahasa arab. Ujian di pesantren dilaksanakan kurang lebih selama tiga minggu, diawali dengan pemeriksaan buku, dengan tujuan mengetahui
kelengkapan catatan santri dan kitab yang dipelajari. Dilanjutkan dengan ujian lisan selama 1 minggu, pertama santri diwajibkan menjawab beberapa pertanyaan
yang diberikan oleh guru, materi ujian lisan adalah, bahasa arab, bahasa inggris dan alqur’an. Konon untuk menjaga objektivitas penilaian hasil ujian, maka ujian
dilakukan dengan cara santri maju untuk ujian maksimal 2 orang. Diantara materi yang diuji lisankan:
MATERI AL- QUR’AN
1. Al-Qur’an
a. Tajwid
b. Qira’atul Kutub
1. Kelas I
: Bab WhuduSafinah 2.
Kelas II : Bab Whudu Taqrib
3. Kelas III
: Bab Whudu Fathul Qarib 4.
Kelas IV : Bab Whudu Fathul Qarib
5. Kelas V
: Bab Shalat Fathul Mu’in
6. Kelas VI
: Bab Haji I’anatutthalibin
7. Kelas THS I
: Bab Whudu Taqrib 8.
Kelas THS II : Bab Whudu FathulQarib
9. Kelas THS III
: Bab Haji I’anatutthalibin
c. HafalanDo’a-Do’a
1. Kelas I
: Do’a Harian, Qunut 2.
Kelas II : Do’a Harian, AnggotaWudhu
3. Kelas III
: Do’a Harian, Duha, Tahajud, dll 4.
Kelas IV : Do’a SholatDuha, Tahajud, dll
5. Kelas V
: Do’a SholatDuha, Tahajud, Ma`had 6.
Kelas VI : Do’a Ma`had, Tahlil, Kamilin
7. Kelas THS I
: Do’a Harian, Qunut, Setelahbaca Al Qur`an 8.
Kelas THS II : Do’a SholatDuha, Tahajud, Ma`had
9. Kelas THS III
: Do’a Ma`had, Tahlil, Kamilin d.
HafalanJuz’Amma
1. Kelas I
: An-Naas Al-Humazah 2.
Kelas II : Al-Lail Al-Fajr
3. Kelas III
: Al-Buruj Al-Muthofifin 4.
Kelas IV : An NajiyatAl-Insan
5. Kelas V
: Al Muzammil Al Ma`arij 6.
Kelas VI : Al Muzammil Al Ma`arij
7. Kelas THS I
: An-Naas Al-Humazah 8.
Kelas THS II : Al-LailAl-Fajr
9. Kelas THS III
: Juz 30 e.
Praktek Ibadah
a. Kelas I
: WudhudanDo`anya b.
Kelas II : Thaharah MandiWajibTayamum
c. Kelas III
: Sholat Lima Waktu Bacaannya d.
Kelas IV : Sholat Ghaib Bacaannya
e. Kelas V
: Mengurusi Mayit f.
Kelas VI : Praktek Haji MengurusiMayit
g. Kelas THS I
: Thaharah MandiWajibTayamum h.
Kelas THS II : MengurusiMayit
i. Kelas THS III
: Praktek Haji Mengurusi Mayit
2. BAHASA ARAB
a. MuhawarahPercakapan
b. Mahfudzot
1. Kelas I
: Man Jaddawa Jada sd KhoirulUmuri 2.
Kelas II : Al-HassuAlatta`allumi sd Attawaddo`u
3. Kelas III
: ImtihazulFursoti 4.
Kelas IV : Fimadi Safar sd FilHikami
5. Kelas V
: Risalatul Kitabati sd Min AhadiRasulillah
6. Kelas VI
:- 7.
Kelas THS I : Man JaddaWa Jada sd Latu`akhirAmalaka
8. Kelas THS II
: Al AdabulMujalasati sd Al-Hikamu 9.
Kelas THS III :-
c. Muthola’ah
1. Kelas I
: AyamulUsbu`I sd Manafi`ulA`doi 2.
Kelas II : Al-Hariku sd Al-AsadduWalFa`ru
3. Kelas III
: Al HammatuAnnamlatu 4.
Kelas IV :AnniatuTiflin sd Al-Tu`ahiduni
5. Kelas V
: Ayulwafa sd NukronulJamilu 6.
Kelas VI : -
7. Kelas THS I
: Al- Adabu sd MalabisulJismi 8.
Kelas THS II : Al-Harikuywa Al-Asaddu
9. Kelas THS III
: -
d. Nahwu
1. Kelas II
: Jumlah Mufidah sd Fail 2.
Kelas III : Isim Mu`tal Akhir
3. Kelas IV
: MubtdaKhobar sd FiilMudhore 4.
Kelas V : Mubtada wa Khobar sd Jumlah Fi`liyah
5. Kelas VI
: Materi dari kelas dua 6.
Kelas THS I : Jumlah Mufidah sd Isim, Fiil, Huruf
7. Kelas THS II
: MubtadaKhobar sd FiilMudore 8.
Kelas THS III : materi dari kelas Ths 1
e. Shorof
1. Kelas II
: IlmuShorof sd Sigot 2.
Kelas III : FiiTasrifil Af``alulMadi
3. Kelas IV
: - 4.
Kelas V :-
5. Kelas VI
: materi dari kelas 2 6.
Kelas THS I : IlmuShorof sd Al-Fi`lu
7. Kelas THS II
: ShohihWaMu`tal
8. Kelas THS III
: materi dari keals 1
f. Mufrodat Kosa Kata
Kosakata yang telah diberikan pada waktu pemberian kosakata di pagi hari dan kosa kata yang biasa diucapkan.
86
Qotrun Nada hanya ada tingkatan Mts dan MA, karena materi pelajaran hampir seluruhnya keagamaan dan system pengajaran yang
menekankan metode menghafal seperti telah dijelaskan, pada dasarnya sulit untuk membedakannya. Pelaksanaan waktu belajar yang dimulai
dari santri setelah shalat subuh sampai malam hari adalah jelas merupakan cikal bakal pelembagaan madrasah dan pesantren seperti
yang ada sekarang ini. Madrasah dilakukan pada pagi hari dan pesantren
sore dan malam hari.
Dengan demikian apa yang dipaparkan di atas, bahwa meskipun pesantren Qotrun Nada telah menyesuaikan diri dengan perubahan zaman pendidikan
madrasah namun masih terbatas pada klasika, sedangkan dari segi materi pelajaran maupun system pengajaran pada tahap awal ini masih bersifat
traqdisional. Dari segi materi belum memasukkan pengetahuan umum secara maksimal ke dalmnya kecuali sedikit mengenai ilmu pengetahuan social yang
diberikan guna melengkapi pengetahuan ssosial yang diberikan guna melengkapi pengetahuan santri dalam bermasyarakat, dan itupun masih dalam bentuk yang
sederhana. Dan dari system pengajaran masih menekankan pada metode
tradisional, yakni menekankan metode hafalan.
Dari masa ke masa pesantren Qotrun Nada terus mengalami perkembangan kearah yang lebih maju dan lebih modern, baik dari sarana dan prasarana. Maupun
dari segi sistem pendidikan dan pengajarannya. Terbukti minat masyarakat untuk
menitip putra putrinya di pesantren semakin meningkat.
Dengan dikembangkannya pelaaksanaan kolaborasi pendidikan salafi dan moderan yaitu perpaduan antara system persekolahan dan system pesantren,
terjadi perubahan orientasi yaitu diarahkan kepada pemahaman dan penguasaan
disiplin ilmu secara menyeluruh yaitu ilmu agama dan ilmu umum.
86
Fitriyadi, ketua panitia ujian, Wawancara Pribadi,13 Oktober 2013