MuhawarahPercakapan Mahfudzot Pelaksanaan Integrasi Pesantren Salaf (Tradisional) dan Khalaf (Modern) di Pondok Pesantren Qotrun Nada

Dengan dikembangkannya kolaborasi pendidikan ini, telah menjadikan pesantren Qotrun Nada tetap istiqomah. Pendidikan di sekolah terus berkembang dan lembaga pesantren dengan kajian kitab-kitab kuningnya tetap berjalan. Dan pesantren tetap mampu bertahan. Para santripun dengan dengan bebas dan mempunyai hak sama dengan sekolah-sekolah umum yang lain untuk memasuki perguruan-perguruan tinggi umum maupun perguruan tinggi keagamaan, negeri ataupun swasta. Dengan dikembangkannya kolaborasi ini jumlah santri dari tahun ke tahun terus meningkat. Minat masyarakat menyekolahkan anak-anak mereka di lingkungan pesantren yang terus meningkat ini membuktikan bahwa perhatian dan respon masyarakat tetap tinggi. Masyarakat masih mengharapkan bahwa dengan sekolah di lingkungan pesantren, anak-anak mereka dapat dibina dengan lebih baik, baik dari segi ibadah ataupun akhlaknya.

F. Sistem Pengajaran, Kurikulum, Evaluasi dan Managemen

Administrasi 1. Sistem pendidikan dan pengajaran di Pesantren Qotrun Nada dibagi kedalam kelompok atau tingkatan, yaitu: a. Tingkatan Tsanawiyah diperuntukkan bagi santriyang belajar di tsanawiyah. Setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP, bagi lulusan madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar. b. Tingkat Aliyah diperuntukkan bagi santri yang lulus Madrasah Tsanawiyah atau SLTP. Kebanyakan santri Aliyah di pondok pesantren Qotrun Nada mereka yang asalnya dari Mts Qotrun Nada. c. Tingkat Takhasus. Diperuntukkan bagi mereka yang lulusan dari SLTP ataupun Tsanawiyah dari luar kemudian masuk kepesantren Qotrun Nada. Dalam kelompok ini sama halnya dengan Aliyah. d. Tingkat atau kelompok Pesantren, yaitu pengajian tradisional yang diperuntukkan bagi seluruh santri untuk mengaji kitab-kitab kuning yang disesuaikan dengan tingkatan sekolah. 87 87 Anwar zainudin, sekretaris Qotrun Nada, Wawancara Pribadi,13 Oktober 2013 b. Mengenai kurikulum madrasah tidak sepenuhnya menggunakan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah.banyak didalam materi pelajaran ditambah dengan pelajaran pesantren atau materi muatan lokal. Komposisi materi pelajaran dari kurikulum tidak terlalu berbeda jauh antara materi pelajaran umum dan untuk materi pelajaran agama. Mata pelajaran tambahan pada tingkatan madrasah Tsanawiyah adalah: a. Nahwu Sharof. Mata pelajaran ini mulai deberikan pada kelas 2 dengan alokasi waktu dua jam pelajaran. Penekanan pelajaran ini terletak pada pengenalan gramatikal bahasa arab dengan menggunakan pendekatan metode tradisional dan metode modern pengajaran bahasa Arab. b. Mahfuzhot dan Mutholaah. Mata pelajaran ini diberikan pada kelas 1 sampai dengan kelas 6.pelajaran mahfudzat mengkaji tentang kata-kata mutiara dan motivasi dengan menggunakan bahasa arab dan juga syair-syair arab sedangkan mutholaah mempelajari tentang kisah-kisah dengan bahasa arab,dalam pelajaran ini diharapkan santri mampu menmbah pembendaharaan kosakata dan uslub-uslub yang ada materi yang dipelajarkan. c. Tajwid tentang aturan dan cara-cara membaca Alqur’an dengan baik dan benar. Tajwid ini sebenarnya merupakan salahsatu pokok bahasan mata pelajaran Al qur’an. Pelajaran ini diberikan dari kelas 1. d. Imla, materi pelajaran ini melatih santri agar dapatmenulis arab dengan baik, benar, indah sesuai dengan qoidah arab dan juga agar murid mendengarkan bahasa arab yang kemudian diwujudkan dalam bentuk tulisan.alokasi waktu dua jam pelajaran dan deberikan dari kelas 1.