Kondisi Obyektif Masyarakat Kecamatan Ciomas Dari Segi Sosial Dan Ekonomi

petani tersebut menungggu hasil panen sawah, kebun dan lainya. Ini salah satu yang menyebabkan perceraian di wilayah tersebut terjadi, yang dilihat dari segi faktor ekonominya.

B. Kondisi Obyektif Masyarakat Kecamatan Ciomas Dari Segi Sosial Dan Ekonomi

Masyarakat ciomas mayoritas beragama islam bahkan 100 masyarakat disana beragama islam. Serta bahasa yang digunakan adalah bahasa sunda, sunda di ciomas sering disebut sunda kasar berorientasi agak keras. Adapun segi positif dari masyarakat ciomas adalah kerukunan dan asas kekeluargaan masih melekat, ini terlihat adanya bentuk gotong royong dan saling membantu antar sesama. Adapun contoh kongkrit dari sikap positif tersebut adalah membantu pada saat ada yang menikah, para pemuda beriuran untuk orang yang akan menikah, memberi sumbangsih materi pada saat ada warga yang terkena musibah, melaksanakan tahlilan. 72 Apabila di masyarakat ciomas timbul sebuah permasalahan yang disebabkan oleh warga, seperti keributan antar warga, perceraian dalam kekeluargaan atau perselisihan dalam keluarga, biasanya mereka mengadukan masalah tersebut kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat, untuk menyelesaikan maslah tersebut. Adapun kondisi ekonomi masyarakat ciomas adalah bertumpuh pada usaha pertanian terutama pada persawahan. Dan sesuai dengan tabel 3 diatas. Namun bukan hanya itu saja usaha atau perekonomian di kecamatan ciomas. Masih ada usaha yang diandalkan dari upaya masyarakat. Usaha mereka antara lain berdagang sembako, sayur-sayuran serta usaha lain yang berhubungan denga hasil kebun, dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. 72 ibid C. Daftar Perceraian Sebelum mengetahui bagaimana faktor penyebab terjadinya perceraian di kecamatan ciomas kabupaten serang banten, maka untuk lebih jelasnya penulis akan mengemukakan keberadaan para pasangan suami istri yang melakukan perceraian. Kondisi dapat dibuktikan dengan data yang bersumber di KUA kecamatan ciomas sebagai berikut : 1. Jumlah pasangan kawin di kecamatan ciomas kabupaten serang banten. Jumlah pasangan kawin yang melakukan perkawinan pada tahun 2010 di kecamatan ciomas berjumlah 84 pasangan kawin, Kemudian pada tahun 2009 jumlah pasangan kawin yang melakukan perkawinan berjumlah 71 pasangan kawin dan perceraian yang dilaksanakan semuanya di luar pengadilan dan perceraian yang dilaksanakan di depan pengadilan agama pada tahun 2009 oleh masyrakat kecamatan ciomas hanya 1 pasangan kawin, dan pada tahun 2010 hanya 1 pasangan kawin.ini menandakan bahwa kurang pentingnya melaksanakan perceraian di pengadilan agama. Artinya, perceraian itu cukup dilaksanakan di depan penghulu, atau secara kekeluargaan, ada yang menghadap kepala desa, dan ada juga yang menghadap ulama setempat. 73 2. Pasangan kawin yang melakukan perceraian diluar pengadilan agama . Untuk memudahkan dalam pengumpulan data, penulis mengambil populasi berjumlah sepuluh 20 pasangan kawin yang melakukan perceraian dalam satu desa. Dan penulis mengambil 2 sampel pasangan kawin yang bercerai setiap desanya. Adapun pasangan kawin yang melakukan perceraian tersebut adalah MS 73 Sumber kantor urusan agama kecamatan ciomas dan SH yang berusia 28 tahun dan 22 tahun dan melakukan perceraian pada tahun 2007 dan perceraian di depan saksi-saksi RT seperti orang tua dari pihak wanita. Pasangan J dan SM yang bercerai pada tahun 2008, bercerai di depan kel;uarga dan RT. Pasangan SB dan MY yang berusia 35 dan 27 tahun, melakukan perceraian di depan pihak istri, dan RT setempat pada tahun 2007. Pasangan AH dan TT yang berusia 35-30 tahun melakukan perceraian diluar pengadilan pada tahun 2010 yang di lakukan di depan tokoh ulama setempat. Pasangan AD dan NS yang berusia 30 dan 25 tahun melakukan perceraian melalui SMS telpon celuller dan disaksikan oleh orang tua istrinya dan melapor ke RT. Pasangan kawin AD dan MS yang berusia 25 dan 20 tahun, bercerai pada tahun 2009, melakukan perceraian di depan penghulu kecamatan ciomas. Pasangan HS dan MM usia 25 dan 20 tahun bercerai tahun 2009, dilkasanakan di depan orang tua dan keluarg dan lapor ke RT. Pasangan KP dan RY usia 29 dan 25 tahun bercerai tahun 2008 dilaksanakan di luar pengadilan yaitu di hadapan keluarga dan RT setempat. Pasangan MN dan BT berusia 28 dan 20 tahun bercerai pada tahun 2010 dilaksanakan di depan keluarga. Pasangan NN dan UN yang berusia 28 dan 20 bercerai pada tahun 2008 juga dilaksanakan di depan keluarga. Pasangan MA dan AM yang berusia 45 dan 38 tahun yang bercerai pada tahun 2009 dilaksanakan di depan keluarga. Pasangan UM dan AR yang berusia 40 dan 35 tahun, bercerai di depan keluarga dan RT pada tahun 2010. Pasangan DS dan LK yang berusia 29 dan 30 tahun dan bercerai pada tahun 2010, bercerai di depan keluarga dan lapor RT. Pasangan SM dan NR yang berusia 35 dan 29 tahun, bercerai pada tahun 2009, bercerai didepan keluarga dan laporan ke RT. Pasangan MK dan KL yang berusia 35 dan 28 tahun, bercerai pada tahun 2009, bercerai di depan keluarga dan laporan ke RT. Pasangan KS dan AD yang berusia 26 dan 25 tahun, bercerai pada tahun 2007, bercerai di depan keluarga dan laporan ke RT. Pasangan SW dan AD yang berusia 40 dan 30 tahun, bercerai pada tahun 2009, bercerai di depan keluarga dan lapor ke RT. Pasangan SJ dan SM yang berusia 45 dan 40 tahun, bercerai pada tahun 2009, bercerai di depan keluarga dan laporan ke RT. Pasangan SM dan CC yang berusia 30 dan 24 tahun, bercerai pada tahun 2008, bercerai di depan keluarga dan laporan ke RT. Pasangan YT dan UR yang berusia 35 dan 29 tahun, bercerai pada tahun 2008, bercerai di depan keluarga dan laporan ke RT. Sebagaimana kita ketahui bahwa rata-rata mata pencaharian masyarakat ciomas adalah sebagai petani, begitu juga halnya dengan mereka pasangan suami istri yangt melakukan perceraian mayoritas sebagai besar bermata pencaharian sebagai petani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4 Distribusi pasangan kawin yang melakukan perceraian di kecamatan ciomas No Pria Pekerjaan Wanita Pekerjaan 1 MS Pegawai tidak tetapojek SH Ibu rumah tangga 2 AS Pegawai tidak tetappetani SM Ibu rumah tangga 3 SB Petani MY Ibu rumah tangga 4 AH Pegawai tidak tetappetani TT Ibu rumah tangga 5 AD Pegawai tidak tetap NS Ibu rumah tangga 6 AD Karyawan MS Ibu rumah tangga 7 HS Petani MM Ibu rumah tangga 8 KP Pegawai tidak tetappetani RY Ibu rumah tangga 9 MN Pegawai tidak tetappetani BT Ibu rumah tangga 10 NN Petani UN Ibu rumah tangga 11 MD Petani AM Ibu rumah tangga 12 UM Ojek AR Ibu rumah tangga 13 DS Karyawan LK Ibu rumah tangga 14 SM Pegawai tidak tetappetani NR Ibu rumah tangga 15 MK Ojek KL Ibu rumah tangga 16 KS Petani AD Ibu rumah tangga 17 SW Ojek AD Ibu rumah tangga 18 SJ Pegawai tidak tetap SM Ibu rumah tangga 19 SM Pegawai tidak tetap CC Ibu rumah tangga 20 YT Pegawai tidak tetap UR Ibu rumah tangga Hasil penelitian 20 Desember 74 74 ibid Dari tabel diatas menunjukan bahwa para pasangan suami istri yang melakukan perceraian itu terutama pihak suami adalah bermata pencaharian sebagai wiraswasta atau pegawai tidak tetap, artinya para suami bekerja apa saja yang ada bisa menjadi kuli bangunan di jakarta, ada pekerjaan yang berlaku hanya 1 atau 2 hari saja, Perlu diketahui bahwa penduduk kecamatan ciomas itu yang bermata pencaharian sebagai petani itu hanya mengerjakan sawah-sawah atau kebun-kebun milik saudagar yang memiliki tempat-tempat bertani tersebut. Jadi para petani yang disebutkan diatas hanya mengerjakannya saja dengan sistem bagi hasil. Maka dari itu ekonomi yang kian kurang memberikan keuntungan pada petani tersebut membuat hidup seorang menjadi susah dan akhirnya timbulah perceraian. Maka faktor ekonomilah yang menjadi faktor perceraian pada masyarakat tersebut, dan perceraian pun tidak dipengadilan agama karena faktor ekonomi juga yang menghambat perceraian tersebut dilaksanakan di pengadilan agama. Dan menuju pengadilan agama juga sangat jauh dari kecamatan ciomas dan akan membutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan. Dan belum naik angkot yang membutuhkan dana menuju ke pengadilan agama tersebut. Jadi mereka memilih bercerai di depan keluarga, RT dan RW atau penghulu setempat dan tokoh masyarakat setempat. 75 Tabel 5 Pasangan suami istri yang melakukan percerian berdasarakan pendidikannya. No Pria Pendidikan Wanita Pendidikan 1 MS SD SH SD 75 Ibid. 2 AS SD SM SD 3 SB SD MY SD 4 AH SD TT SD 5 AD SMP NS SD 6 AD SMP MS SMP 7 HS SMP MM SD 8 KP SD RY SD 9 MN SD BT SD 10 NN SD UN SD 11 MD SD AM SD 12 UM SD AR SD 13 DS SD LK SMA 14 SM SD NR SD 15 MK SD KL SD 16 KS SD AD SD 17 SW SD AD SD 18 SJ SD SM SD 19 SM SD CC SD 20 YT SD UR SD Hasil penelitian 4-5januari. 76 76 ibid Dari tabel diatas jelas bahwa para pasangan yang melakukan perceraian itu telah menamatkan pendidikanya yang berpariasi, walaupun ada sebagian yang hanya sampai lulus SD saja, dari itu mereka yang melakukan peceraian di kecamatan ciomas umumnya tidak mengetahui tata cara peceraian karena dilihat dari segi pendidikanya masih rendah dan itu menjadi salah satu sebab mereka tidak melakukan perceraian di pengadilan agama.

D. Faktor Terjadinya Perceraian.