Sikap dan perilaku hakim Agama terhadap perbankkan Syariah (studi di lingkungan pengadilan tinngi Agama bandar Lampung
SIKAP DAN PERILAKU HAKIM AGAMA
TERHADAP PERBANKAN SYARIAH
(Studi di Lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
ULFAH E SAKINAH NIM. 107046101876
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
SIKAP DAN PERILAKU HAKIM AGAMA TERIIADAP PERBANKAN SYARIAH (Studi Di Lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung, Pengadilan
Agama Kudus, Pengadilan Agama Pati, dan Pengadilan Agama Demak) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: Ulfah E Sakinah NrM. 107046r0t876
KONSETRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011,
Di Bawah Bimbingan
g
(3)
PENGESAIIAN PAhIITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Sikap dan Perilaku Hakim Agama Terhadap Perbankan Syariah (Studi di Lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Jakart4 18 Agustus 2011 Dekan,
. H. Muhammad Amin Suma. SH. MA. MM NrP. 19550505 198203 1012
( . . . .
/{:4
ll
Ketua
Sekretaris
Pembimbing I
Penguji I
Panitia Ujian Munaqasyah
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma- SH. MA. MM NrP. 19550505198203 l0l2
Mu'min Rauf, MA
NrP. 19700416199703 1004 Drs. Noryamin Ai{ri. MA NIP. 19630305 199103 1002 Pfof. Dr. H. Hasanuddin. AF. MA
Fahmi Muhammed Ahmadi. M.Si NrP. 1 9742tt32003t2 t002 i"
bl
:.a#2,
(4)
iii
KATA PENGANTAR
Tiada henti dan tak pernah bosan jiwa ini memuji dan bersyukur kepada Allah SWT yang dengan karunian-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun melalui berbagai proses yang tidak mudah. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya, yang telah membimbing manusia keluar dari jaman jahiliyah menuju masa yang penuh harapan.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada individu-individu yang banyak membantu, menolong penulis dalam bentuk apapun. Sehingga menjadi motivasi dan menjadikan penulis bisa semangat di kala putus asa. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak Mu’min Roup, S.Ag, MA. , selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Noryamin Aini, MA. ,selaku dosen pembimbing atas segenap waktu, arahan, motivasi dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini. 4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
5. Papa dan mama yang telah memotivasi, dan menjadi tumpuan penulis dikala penulis putus asa dalam penulisan yang juga selalu menemani penulis dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini. Serta tidak lupa kakakku Luthfiana dan adikku Fajar Shidiq Nugroho yang tidak lelahnya dalam memberi semangat penulis untuk penyelesaian skripsi ini.
(5)
iv
6. Sahabat terdekatku Lia Rizkiyah dan Rizkia Ulfah, yang tak henti-hentinya memberikan support kepada penulis. Dan sahabat-sahabatku PSD 2006, yang tak bisa penulis sebut satu-satu namanya, telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan dan memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Jakarta, Agustus 2011
(6)
v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap dan perilaku hakim agama dalam mendukung perbankan syariah. Serta untuk mengetahui pengaruh signifikan sikap dan perilaku dengan beberapa faktor latar belakang. Studi ini dibatasi pada hakim agama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung. Populasi penelitian ini diseleksi secara purposife. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Karena data bersifat nominal, maka uji inferensial disini menggunakan uji chi-kuadrat.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan, sikap hakim terhadap perbankan syariah masih tergolong positif sedangkan perilaku hakim terhadap perbankan syariah, lebih terfokus berada pada posisi kurang positif. Hakim, secara detail, belum terlalu percaya terhadap kebijkan jika perbankan syariah itu difungsionalisasikan sebagai suatu sistem universal dan tunggal untuk mengatasi problem ekonomi umat. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa tidak ada faktor latar belakang responden yang berkorelasi secara signifikan dengan sikap hakim terhadap perbankan syariah. Sedang variabel perilaku hakim terhadap perbankan syariah berhubungan erat dan signifikan dengan beberapa faktor latar belakang berikut, (1) pengalaman mengikuti pendidikan/kursus bidang ekonomi syariah dan (2) pengalaman memiliki usaha/bisnis di bidang ekonomi syariah.
(7)
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULHALAMAN PERSETUJUAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ……….. xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ... 6
1. Pembatasan Masalah ... 6
2. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 7
D. Review Terdahulu ... 8
E. Teknik Penulisan ... 11
F. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Sikap dan Perilaku ... 14
1. Sikap ... 16
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap ... 17
b. Pengukuran Sikap ... 18
(8)
vii
a. Tingkatan Perilaku atau Tindakan ... 20
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ... 21
B. Perbankan Syariah ... 23
1. Pengertian Bank Syariah ... 23
2. Fungsi dan Peran Bank Syariah ... 26
3. Tujuan Bank Syariah ... 26
4. Produk-produk Perbankan Syariah ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Proses Penelitian ... 32
B. Metode Penelitian ... 37
1. Pendekatan Penelitian ... 37
2. Jenis Data dan Sumber Data ... 38
C. Populasi dan Sampel ... 38
D. Pengumpulan Data ... 39
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Responden ... 42
B. Sikap Hakim Terhadap Bank Syariah ... 50
1. Sikap Mengenai Mekanisme dan Sistem Operasional Bank Syariah ... 50
2. Sikap Mengenai Pemanfaatan Perbankan Syariah untuk Suatu Kelompok ... 52
3. Sikap Terhadap Gagasan Formalisasi Perbankan Syariah Sebagai Pengelola Keuangan Lembaga Islam ... 53
(9)
viii
4. Sikap Mengenai Segmen Pasar Bank Syariah ... 54
5. Sikap Mengenai Gagasan Penggunaan Perbankan Syariah untuk Pengelolaan Keuangan Pribadi ... 55
C. Perilaku Hakim terhadap Perbankan Syariah ... 56
D. Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Hakim ... 59
E. Analisis dan Interpretasi Data ... 61
1. Sikap Terhadap Perbankan Syariah di Kalangan Hakim ……… 61
2. Perilaku dan Eksistensi Hakim ……… 64
3. Korelasi Latar Belakang Pendidikan dengan Pengetahuan Hakim Terhadap Perbabankan Syariah ……….. 77
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 80
B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 84
(10)
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Faktor Sikap Terhadap
Mekanisme dan Sistem Operasioal Bank Syariah ... 33 Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Faktor Sikap Terhadap
Pemanfaatan Perbankan Syariah untuk Suatu Kelompok ... 34 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Faktor Sikap Terhadap
Formalisasi Perbankan Syariah sebagai Pengelola Keuangan Lembaga Islam ... 34 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Faktor Sikap Terhadap
Segmen Pasar Bank Syariah ... 35 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Faktor Sikap Terhadap
Penggunaan Perbankan Syariah untuk Pengelolaan Keuangan Pribadi .... 35 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Faktor Perilaku Terhadap
Perbankan Syariah ... 36 Tabel 4.1 Responden Menurut Jenis Kelamin ... 42 Tabel 4.2 Responden Menurut Asal Pengadilan ... 43 Tabel 4.3 Responden Menurut Pengalaman Memiliki Keluarga yang
Bekerja di Bidang Ekonomi Syariah ... 46 Tabel 4.4 Responden Menurut Pengalaman Memiliki Usaha/Bisnis
(11)
x
Tabel 4.5 Sikap Mengenai Mekanisme dan Sistem Operasional
Bank Syariah ... 50 Tabel 4.6 Sikap Mengenai Pemanfaatan Perbankan Syariah
Untuk Lembaga Suatu Kelompok ... 52 Tabel 4.7 Sikap Mengenai Formalisasi Perbankan Syariah
Sebagai Pengelola Keuangan Lembaga Islam ... 53 Tabel 4.8 Sikap Mengenai Segmen Pasar Bank Syariah ... 54 Tabel 4.9 Sikap Mengenai Gagasan Penggunaan Perbankan Syariah
Untuk Pengelolaan Keuangan Pribadi... 55 Tabel 4.10 Rincian Perilaku Sesuai Dengan Dimensinya ... 57 Tabel 4.11 Perilaku Menurut Pengalaman Mengikuti Pendidikan/Kursus
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Responden Menurut Latar Belakang Pendidikan
di Perguruan Tinggi ... 44 Gambar 4.2 Responden Menurut Pengalaman Mengikuti Pendidikan/kursus
di Bidang Ekonomi Syariah ... 45 Gambar 4.3 Responden Menurut Pengalaman Menjadi Nasabah Bank Syariah ... 48 Gambar 4.4 Responden Menurut Pengalaman Menggunakan
Layanan Pembiayaan Bank Syariah ... 49 Gambar 4.5 Perilaku Terhadap Perbankan Syariah ... 57 Gambar 4.6 Menjadi Tempat Bertanya Bagi Masyarakat Sekitar
Mengenai Bank Syariah ... 67 Gambar 4.7 Mengikuti Seminar/diskusi Tentang Ekonomi Syariah yang
Diadakan Lembaga Sendiri atau Lembaga Lain ... 68 Gambar 4.8 Menjadi Panitia Seminar atau Diskusi tentang Bank Syariah ... 69 Gambar 4.9 Menjadi Pembicara Pada Seminar tentang Ekonomi Syariah ... 70 Gambar 4.10 Menyampaikan Materi Ekonomi Syariah saat Khutbah
Jumat atau Pengajian ... 71 Gambar 4.11 Menulis Artikel atau Tulisan tentang Ekonomi Syariah ... 72 Gambar 4.12 Melakukan Kajian Khusus tentang Masalah yang
Terkait dengan Perbankan Syariah ... 73 Gambar 4.13 Menjadi Anggota Organisasi Profesi di Bidang Ekonomi Syariah .... 74
(13)
Gambar 4.14 Menjadi Pengajar di Bidang Ekonomi Syariah di Salah
Satu Perguruan Tinggi ... 75 Gambar 4.15 Mempromosikan Keberadaan Perbankan Syariah
(14)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Indonesia pada kurun waktu 1997-1998 merupakan suatu pukulan yang sangat besar bagi sisterm perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut, banyak lembaga keuangan termasuk perbankan mengalami kesulitan keuangan.1 Selama periode krisis tersebut, bank syariah masih menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan dengan lembaga perbankan konvensional.2 Krisis perbankan memberikan pelajaran dan nasehat tentang perbaikan dan penyempurnaan terhadap perbankan konvensional.
Banyak ahli meyakini bahwa kelahiran lembaga keuangan syariah dapat dijadikan alternatif untuk sistem ekonomi yang lebih baik, lebih manusiawi, dan sesuai dengan prinsip ekonomi Islam. Dengan demikian, kerinduan umat Islam di Indonesia untuk melepaskan diri dari riba telah mendapatkan jawaban dengan kemunculan bank syariah. Keadaan ini didukung dengan legislasi kebijakan negara untuk membentuk perbankan syariah. Pada tahun 1998, pemerintah mengeluarkan UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan Indonesia yang
1
Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, (Jakarta: Bank Indonesia Biro Perbakan Syariah, 2002), h.4.
2
(15)
2
membedakan bank berdasarkan kegiatan usahanya menjadi dua yaitu bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Undang-undang tersebut dimaksud mengatur dengan rinci landasan hukum, serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Selain itu, undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk melakukan konversi ke sistem syariah dengan cara, pertama, membuka layanan syariah dan konversi total ke sistem syariah. Hal ini sebagai suatu bentuk kepedulian pemerintah terhadap hajat umat muslim.
Banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan perbankan syariah terutama di Indonesia. Permasalahan yang muncul antara lain adalah tingkat pengetahuan dan apresiasi masyarakat yang rendah terhadap perbankan syariah terutama yang disebabkan dominasi perbankan konvensional. Dalam rangka pengembangan jaringan perbankan syariah diperlukan upaya-upaya peningkatan pemahaman dan dukungan (apresiasi) masyarakat mengenai produk, mekanisme, sistem dan seluk beluk perbankan syariah karena perkembangan jaringan perbankan syariah akan tergantung pada besarnya demand masyarakat terhadap sistem perbankan ini.
Oleh karena itu, agar kegiatan sosialisasi dalam rangka peningkatan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap perbankan syariah lebih efektif diperlukan informasi mengenai karakteristik dan perilaku nasabah/calon nasabah terhadap perbankan syariah.
(16)
3
Namun disayangkan, apresiasi masyarakat Islam terhadap praktek ekonomi lebih bermuatan kesadaran material. Dalam konteks ini, penelitian yang dilakukan oleh sebagian para peneliti menunjukkan bahwa masyarakat sebetulnya dalam kegiatan ekonomi lebih berorientasi pada profit, dari pada menjunjung tinggi keluhuran ajaran agama. Dengan kata lain, motivasi agama, sampai saat ini, belum merupakan faktor dominan yang dipertimbangkan untuk memilih bank syariah, tetapi motivasi yang kuat adalah berdasarkan pada motif profit-oriented.3 Indonesia adalah sebuah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Dari sisi ini patut menjadi potensi asset yang kuat jika dibarengi dengan kualitas sumber daya insani yang memadai. Sayang sekali potensi kependudukan yang begitu besar ternyata tidak secara otomatis memuluskan pelaksanaan sosialisasi perbankan syariah. Penulis berpendapat, mayoritas umat muslim masih buta tentang Bank Syariah termasuk, juga para akademisi, profesional, dan bahkan ulama. Bahkan peran tokoh umat Islam, juga masih belum optimal termasuk figur strategis. Di level institusi sosial-keagamaan, para penceramah jarang mengangkat isu-isu ekonomi Islam dalam materi ceramahnya.
Islam tidak hanya dipahami dalam bentuk ibadah, tetapi Islam juga harus memasuki pada wilayah-wilayah ekonomi pemberdayaaan umat. Oleh sebab itu, pengembangan konsep ekonomi Islam melalui perbankan syariah, merupakan upaya untuk mengakses dan memberikan kesempatan kepada masyarakat kelas bawah untuk bisa berkembang. Maka di sinilah perbankan syariah itu menjadi
3
Fauzan Hariri, Preferensi dan Perilaku Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, 2010, h.6
(17)
4
sebuah proyek yang harus didukung. Ketika hal itu didasarkan pada prinsip Islam, kadang-kadang sebuah pemikiran hanya sebatas ketentuan normatif. Maksudnya, semua hanya pada tataran aturan main, tanpa dipraktekkan. Tetapi, manusia sebagai makhluk yang sadar sering berbuat tidak sesuai dengan konsep yang dibuat oleh kelompok tertentu. Fenomena ini menarik dari realitas kehidupan umat beragama, termasuk dukungan terhadap hal-hal yang langsung berhbungan dengan kepentingan umat Islam sendiri.
Dalam prakteknya, manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu objek, sedang orang lain tidak menyenangi. Alasannya bermacam-macam, bisa saja karena dia tidak menyukai objek tersebut, atau karena ada kepentingan lainnya seperti kepentingan agama dan nasionalisme. Hal tersebut sangat tergantung pada faktor bagaimana individu menanggapi dan menyikapi objek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian seseorang terhadap objek tertentu sangat ditentukan oleh persepsinya. Logika ini juga berlaku pada individu hakim dalam menyikapi kasus perbankan syariah.
Hakim agama adalah insan terdepan yang memiliki kewajiban moral untuk berinteraksi dengan komunitas sosialnya, juga terikat dengan norma-norma etika
(18)
5
dan adaptasi kebiasaan yang berlaku dalam tata pergaulan masyarakat.4 Dalam kaitan ini, hakim agama sebagai makhluk sosial telah diberikan perluasan kewenangan untuk menyelesaikan sengketa ekonomi syariah sesuai dengan UU RI No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU RI No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Dari sisi ini, peran dan status hakim agama sangat strategi dan sentral untuk usaha kemajuan perbankan syariah. Peran dan fungsi ini harus selalu dioptimalkan untuk mendukung kemajuan perbankan syariah. Semua potensi sosial, politik dan agama harus selalu didayagunakan untuk projek dukungan terhadap perbankan syariah.
Hakim agama sebagai panutan masyarakat diharapkan menjadi contoh yang baik dalam lingkungan masyarakatnya, termasuk dalam pemilihan bank syariah sebagai bank yang mengeluarkan produk-produknya berdasarkan prinsip syariah. Di sisi lain, dorongan peran sosial kemasyarakatan yang ada di pundak mereka sebagai suatu lembaga syiar kajian keagamaan, menjadi salah satu dimensi sosiologis yang dapat menghantarkan hakim Pengadilan Agama untuk ikut aktif berperan dan urun rembuk dalam pengembangan bank-bank syariah. Paling tidak, hakim dapat agama memposisikan diri sebagai suatu lembaga independen untuk menjadi rekan dan partner bagi sosialisasi bank syariah ke khalayak masyarakat ramai.
4 “Pedoman Perilaku Hakim”, artikel diakses pada 20 Februari 2010 dari www.mahkamahagung.go.ig
(19)
6
Bagaimana hakim agama menyikapi dan berperilaku dalam pengembangan perbankan syariah? Ini sebuah pertanyaan penting, dan menggoda banyak ilmuan. Dalam konteks ini, penulisan tertarik untuk kemudian meneliti seperti bagaimana sikap dan perlilaku hakim dalam konteks dukungan dalam proyek pengembangan perbankan syariah. Tema bahasan tersebut penulis beri
judul “SIKAP DAN PERILAKU HAKIM AGAMA TERHADAP
PERBANKAN SYARIAH (Studi di Lingkungan Pengadilan Agama Bandar Lampung)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan untuk menghindari kerancuan dan ketidakjelasan fokus penelitian, dan agar penelitian lebih terarah. Fokus penelitian ini pada sikap dan perilaku hakim dalam mendukung perbankan syariah. Studi ini dibatasi pada hakim agama di lingkungan kompetensi relatif Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana sikap dan perilaku para hakim Pengadilan Agama terhadap perbankan syariah?
b. Apakah sikap dan perilaku hakim pengadilan agama terhadap perbankan syariah berkorelasi secara signifikan dengan sejumlah faktor?
(20)
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Penelitian ini bertujua untuk
a. Memahami sikap dan perilaku hakim dalam konteks wacana dan prakek perbankan syariah;
b. Melihat level dukungan hakim pengadilan agama terhadap pengembangan ekonomi syariah khususnya perbankan syariah;
c. Mencermati faktor-faktor sosial-ekonomi yang berpengaruh terhadap eksistensi perbankan syariah.
2. Manfaat
Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini mempunyai manfaat bagi dirinya sendiri pada khususnya dan bagi orang lain pada umumnya. Manfaat penelitian ini yaitu :
a. Memberi pemahaman tentang sikap dan tingkah laku tentang hakim di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung, Pengadilan Agama Kudus, Pengadilan Agama Pati, dan Pengadilan Agama Demak dalam mendukung program pengembangan perbankan syariah.
b. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi khazanah, dokumentasi ilmiah yang bermanfaat untuk kegiatan akademik, terutama bagi peneliti sendiri dan bagi pihak fakultas-lembaga pendidikan, serta institusi praktisi ekonomi Islam pada umumnya.
(21)
8
D. Review Kajian Terdahulu
No Identitas Subtansi Pembeda
1. Penelitian yang dilakukan Bank Indonesia dan IPB “Potensi, Preferensi, dan Perilaku
Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Kalimantan Selatan”, 2004
Penelitian ini memberikan
informasi mengenai pengembangan perbankan syariah, mempelajari karakteristik dan perilaku masyarakat serta menganalisis keterkaitan antar faktornya. Variabel yang digunakan semuanya berpengaruh nyata terhadap potensi pengambilan keputusan masyarkat, yaitu aksesibilitas, status sosial, jenis pekerjaan, persepsi terhadap bank syariah, serta pertimbangan dalam memilih produk yang dimanfaatkan. Dari penelitian ini didapat bahwa potensi permintan masyarakat terhadap bank syariah sangat tinggi.
Perbedaan yang terdapat disini adalah memfokuskan pada perilaku yang meliputi aspek sikap dan perilaku. Disini yang menjadi subjek penelitian adalah hakim Peradilan Agama direktorat Mahkamah Agung. Serta menganalisis faktor yang signifikan. Sedangkan pada penelitian sebelumnya meneliti tentang potensi dan perilaku masyarakat.
2. Amat Yunus, “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Untuk Menggunakan Jasa Perbankan Syariah”, Tesis program pascasarjana Universitas Indonesia jurusan Ekonomi dan Keuangan Syariah, 2004.
Meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat dalam memlilih bank syariah atau bank konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik minat masyarakat untuk menggunakan jasa bank syariah, dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat pendidikan, tinkat pengetahuan masyarkat tentang bank syariah dan sikapnya terhadap fatwa bungan bank.
Kali ini, penulis fokus terhadap sikap dan perilaku hakim bukan pada minat. Dan mencoba menganalisis aspek-aspek yang
mempengaruhi. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku dipengaruhi secara signifikan oleh pengalaman mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah. sedangkan tidak ada faktor yang secara signifikan mempengaruhi sikap.
3. Fathan Mun’im,
“Persepsi Masyarakat Muslim Terhadap Bank Syariah (Studi Tentang Transpormasi Syariah Dalam Berinvestasi di Kabupaten Sambas)”, Tesis Program Pascasarjana
Konsentrasi Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.
Meneliti persepsi umat muslim Kabupaten Sambas terhadap jasa bank berbasis bunga, dalam kaitannya dengan transformasi keinginan untuk berinvestasi pada perbankan syariah. Subjek studi adalah umat Muslim yang sudah menjadi nasabah bank
konvensional. Kesimpulannya, responden berpersepsi negatif terhadap bank konvensional; 55% responden mendukung fatwa MUI tentang keharaman bunga bank, sedang 33% menyatakan netral. Sikap netral ini lebih disebabkan
Tesis tersebut meneliti persepsi masyarakat,
sedangkan pada penelitian ini penulis ingin meneliti lebih dari sekedar persepsi terhadap perbankan syariah, yaitu kecenderunan
bertindak/perilaku. Dengan melihat faktor-faktor yang secara signifikan
mempengaruhi sikap dan perilaku.
Subjek penelitian ini adalah hakim Peradilan Agama.
(22)
9
keterbatasan infomasi yang sampai kepada mereka terkait dengan fatwa tersebut.
4. Muh. Fudhail Rahman,
“Hubungan Antara Persepsi Civitas Akademika Terhadap Perilaku Untuk Menjadi Nasabah Pada
Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Unisma Bekasi”, Tesis Program Pascasarjana Konsentrasi Ekonomi Islam UIN syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.
Penelitian ini menganalisis bagai-mana dimensi produk dan jasa, kepuasan nasabah serta proses sosialisasi mempengaruhi persepsi dan perilaku Civitas Akademika untuk menjadi nasabah bank syariah. Responden umumnya sepakat bahwa bank syariah dapat berdiri sejajar dengan jenis lembga-lembaga keuangan lainnya, ironisnya, tidak semua persepsi positif tersebut dibarengi dengan perilaku untuk menjadi nasabah. Termasuk dalam katagori ini adalah kalangan Civitas Akademika. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara persepsi dan perilaku nasabah untuk menjadi nasabah pada perbankan syariah.
Dari penelitian tersebut, Civitas Akademika yang dianggap sebagai kelompok komunitas masyarakat intelektual memiliki persepsi dan perilaku yang positif terhadap perbankan syariah. Sedangkan, pada penelitian ini, penulis ingin melihat bagaimana sikap dan perilaku hakim sebagai kelompok komunitas masyarakat intelektual yang memiliki latar belakang agama lebih terhadap hukum Islam khususnya perbankan syariah.
5. Fauzan Hariri,
“Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah (Studi Pada Wilayah Kecamatan Cakung Jakarta Timur)”, Skripsi Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010.
Meneliti faktor-faktor yang menentukan preferensi masyarakat terhadap bank syariah dan faktor apa yang mempenga-ruhi perilaku masyarakat dalam pengambilan keputusan untuk memilih bank syariah. Subjek yang diteliti adalah warga Cakung Jakarta Timur. Hasil penelitian, preferensi masyarakat terhadap produk bank syariah dipengaruhi oleh pilihan produk dan untuk keputusan dalam memilih bank syariah; sedang fasilitas dan pelayanan tidak mempengaruhi preferensi masyarakat terhadap produk bank syariah dan kemudahan akses serta persepsi masyarakat tentang bunga bank walaupun bernilai positif tetapi tidak mempengaruhi keputusan masyarakat untuk memilih bank syariah.
Studi tentang preferensi dan perilaku masyarakat ini telah banyak dikaji, tetapi pada kesempatan ini penulis ingin lebih fokus mengetahui sikap dan perilaku dilihat dari faktor yang
mempengaruhinya. Subjk penelitian ini adalah hakim Peradilan Agama. Hasil penelitian ini, menunjukkan sikap positif hakim terhadap perbankan syariah sedangkan pada perilaku, hakim
menunjukkan perilaku yang kuran mendukung.
6. Siti Sobaiyah, “Tingkat Persepsi Ormas Islam Kota Bogor Terhadap Perbankan Syariah”, Skripsi Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah Dan
Meneliti tingkat persepsi dari ormas Islam kota Bogor terhadap
perbankan syariah dan apakah ada persamaan antara persepsi ormas Islam kota Bogor dengan persepsi pada hasil penelitian sebelumnya. Hasil yang didapat, bahwa
Pada penelitian tersebut, yang dikaji persepsi ormas Islam di kota Bogor, sedangkan penelitian kali ini perilaku hakim.
Penulis ingin
(23)
10
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
sebagian besar tingkat persepsi ormas islam kota Bogor terhadap perbankan syariah berada pada katagori baik, jika dilihat dari segi pengetahuannya terhadap bank syariah, sikap, dan kecenderungan bertindak dari ormas islam kota Bogor terhadap perbankan syariah.
penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ormas Islam kota Bogor memiliki persepsi yang positif terhadap perbankan syariah dengan perilaku hakim.
7. Muhamad Ghazali,
“Respon Kiai Babakan Ciwaringin Cirebon Terhadap Perbankan Syariah”, Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2008.
Membahas tentang respon kiai terhadap perbankan syariah, dan hubungan status sosial ekonomi kiai Ciwaringin Cirebon dengan
responnya terhadap perbankan syariah. Variabel status sosial ekonomi yang digunakan (X) terdiri dari: pendidikan, pekerja-an, kekayaan, akseptabilitas, dan kedudukan. dan respon terhadap bank syariah (Y) terdiri dari: respon kognitif, respon afektif, dan respon psikomotorik. Hasil penelitian, ternyata jika status sosial ekonomi kiai tinggi, responnya terhadap perbankan syariah akan naik dan sebaliknya. Ttetapi kenaikannya tidak signifikan karena
hubungannya sangat rendah.
Studi tentang dukungan terhadap perbankan syariah yang mengkaji
ulama/pemuka agama/tokoh masyarakat sudah banyak, tetapi dalam penelitian kali ini penulis mencoba mengkaji tentang hakim sebagai individu yang memiliki pengaruh di lingkungan sekitar yang belum pernah dikaji.
8. Dede Miftahudin,
“Respon Pesantren Terhadap Bank Syariah di Sukabumi”,
Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2007.
Dalam skripsi tersebut membahas tentang respon pesantren yang terdiri dari kiai, ustadz, dan santri terhadap bank syariah yang ada di sukabumi. Indikatornya meliputi: respon terhadap bank syariah (aspek kognitif) meliputi pengetahuan tentang bank syariah, respon terhadap sosialisasi (aspek afektif) meliputi sikap terhadap bank syariah, respon terhadap bank syariah (aspek konatif) meliputi kecenderungan bertindak untuk menjadi nasabah, dan lain-lain. Hasil yang didapat bahwa respon kiai, ustadz dan santri terhadap bank syariah sangat baik. Mengenai kecenderungan bertindak para kiai dan ustadz ikut serta memilih bank syariah sebagai sarana dalam menitipkan hartanya.
Studi tentang dukungan atau perilaku atau persepsi tentang perbankan syariah sudah banyak dikaji, tetapi belum ada yang mengkaji elit tertentu (dalam hal ini hakim). Ini yang menjadi perbedaan mendasar antara penelitian-penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang penulis tulis. Hakim merupakan
komponen masyarkat yang sangat berpengaruh untuk sosialisasi perbankan syariah.
(24)
11
Pada penelitian ini, penulis lebih berfokus pada sikap dan perilaku hakim terhadap perkembangan perbankan syariah. Penulis juga mencoba mengelaborasi hasil penelitian dengan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku hakim tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk melihat kontribusi hakim terhadap perbankan syariah.
E. Teknik Penulisan
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada “Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahyn 2007.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini akan disusun sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan. Bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Review Kajian Terdahulu, Teknik Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
Bab II adalah Landasan Teori. Bab ini akan menguraikan tentang tinjauan pustaka yang berkaitan dengan topik dalam penelitian ini, yaitu pengertian sikap dan perilaku, dan perbankan syariah.
Bab III adalah Metode Penelitian. Bab ini membahas proses penelitian, hasil tryout uji instrumen, metode penelitian yang mencakup jenis penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data serta teknik pengolahan dan analisis data.
(25)
12
Bab IV adalah Hasil dan Pembahasan. Bab ini menguraikan profil rsponden, temuan penelitian, analisis dan interpreatasi data.
Bab V Penutup. Bab ini adalah rangkaian terakhir penulisan yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, serta saran bagi peneliti selanjutnya.
(26)
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Konsep sikap dan perilaku ini menjadi perdebatan bahkan perebutan kajian dalam dua bidang keilmuan psikologi dan sosiologi. Menurut psikologi, sikap mencakup pernyataan evaluasi, reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sementara di bidang sosiologi yang dinamakan perilaku adalah penjelmaan sikap dalam bentuk tindakan. Oleh sebab itu, adalah jelas menurut sosiologi, bahwa perilaku bukan sikap, karena sikap masih dalam dorongan hati, belum menjelma dalam bentuk perilaku.
Mungkin kesulitan psikologi memisahkan hal ini, karena ada wilayah ilmu di tengah-tengah antara psikologi dan sosiologi, yaitu psikologi sosial. Pengertian psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial. Hal ini membuat jembatan antara psikologi dan sosiologi. Dalam kesulitan ini, agar tidak terjadi tumpang tindih dalam definisi yang penulis sebutkan, maka penulis mengacu pada pemisahaan antara sikap dan perilaku. Ketika sesuatu masih dalam bentuk perasaan, maka hal itu dinamakan sikap. Sedang, ketika hal dimaksud sudah berbentuk aksi, ini sudah menjadi perilaku.
(27)
14
A. Definisi Sikap dan Perilaku
Para pakar telah berusaha merumuskan konsep sikap perilaku dari sudut pandang yang berbeda. Dari beragam definisi, ada titik perbedaan pandangan.
Pertama, sikap, secara kebahasaan, didefinisikan sebagai keyakinan. Sedangkan
perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu yang terwujud gerakan, tidak saja ekspresi badan atau ucapan.1 Kedua, menurut ahli psikologi sosial dan psikologi kepribadian seperti dikutip Saifuddin Azwar menyebutkan bahwa sikap merupakan suatu kesiapan atau suatu proses perilaku.2 Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, positif atau negatif terhadap berbagai keadaan sosial. Sedangkan perilaku manusia adalah sekumpulan tindakan yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan atau genetika.3 Adapun pengertian perilaku dalam kamus ilmiah adalah tindakan, perbuatan, atau sikap.4
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 671.
2 Saifuddin Azwar, “ Sikap Teori dan Pengukurannya”, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1995), h.5.
3
http://id.wikipedia.org/wiki/perilaku_manusia.htm, diakses pada 15 Maret 2011. 4
Martin Handoko, Motivisi Daya Penggerak Tingkah Laku , (Yogyakarta: Kanisus, 1992), h.10.
(28)
15
Perilaku, dalam bahasa Inggris disebut dengan behavior yang artinya kelakuan, tindak tanduk dan jalan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku diartikan sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.5 Jika dikaitkan dengan aktivitas ekonomi, perilaku konsumsi adalah tindakan seseorang yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghasilkan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan. Dengan kata lain, perilaku adalah kegiatan manusia atau makhluk hidup lainnya yang dapat dilihat secara langsung pada saat tertentu di suatu tempat.
Mowen seperti dikutip oleh Ujang Sumarwan menyebutkan:
sikap adalah salah satu faktor perbedaan individu yang secara langsung mempengaruhi konsumen. Untuk mengetahui pembentukan sikap seorang konsumen, maka harus dipelajari tiga konsep yang saling berkaitan yaitu: kepercayaan (belief), sikap (attitude), dan perilaku (behavior). Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu objek. Bagi konsumen, objek bisa berbentuk orang, produk, perusahaan, atau apapun dimana konsumen memilki kepercayaan terhadapnya. Sedangkan atribut adalah ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh objek tersebut. Manfaat adalah aspek positif yang diberikan suatu atribut dan dirasakan oleh konsumen.” 6
Dari sini dapat diketahui bahwa perilaku merupakan interaksi dinamis antar faktor-faktor afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya, dimana manusia mela-kukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari indikator di
5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 627
6 Ujang Sumarwan, “Analisis Sikap Angka Ideal Terhadap Produk Jus Jeruk”, diakses pada 23 Maret 2011 dari http://ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2001-ujang-sumarwan-attitudes-ideal-model-juice-orange2.pdf. Penulis tidak menemukan referensi asli John C. Mowen, Cunsumer Behavior, Prentice Hall 2001.
(29)
16
atas dapat diambil kesimpulan bahwa indikator perilaku terhadap perbankan syariah adalah sikap terhadap perbankan syariah, dan perilaku/tindakan yang dilakukan yang terkait dengan masalah perbankan syariah.
1. Sikap
Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pendirian dan keyakinan.7 Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi (syarat awal) tindakan suatu perilaku.8 Schifman dan Kanuk, seperti dikutip Bilson Simamora, menyatakan bahwa sikap adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak terhadap suatu objek. Objek yang dimaksud bisa berupa merek, layanan, pengecer, perilaku tertentu, dan lain-lain.9
Sedang Paul dan Olson, juga seperti dikutip Simamora, menyatakan bahwa sikap adalah evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang terhadap suatu objek. Evaluasi adalah tanggapan pada tingkat intensitas dan gerakan yang relatif rendah.10 Melalui tindakan dan belajar, seseorang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap, yang pada gilirannya
7
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1063
8
Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.143.
9
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta: Gramedia, 2000), h.152. 10
(30)
17
akan mempengaruhi perilakunya. Kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu yang didasari atas pengetahuan, pendapat, dan keyakinan nyata.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap dipengaruhi secara signifikan oleh pengalaman pribadi, pengaruh keluarga atau kawan, pemasaran langsung (direct
marketing), media massa, dan karakteristik individu.11
1) Pengalaman Pribadi
Pada faktor ini, penulis mencoba membagi faktor pengalaman pribadi meliputi menjadi nasabah bank syariah, pernah menggunakan layanan pembiayaan bank syariah, mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah, dan memiliki usaha/bisnis di bidang ekonomi syariah.
2) Pengaruh Keluarga dan Kawan
Keluarga, kawan atau yang orang-orang yang dihormati mempengaruhi sikap kita terhadap suatu produk melalui perkataan, perbuatan atau teladan. Sikap positif atau negatif bisa dibentuk berdasarkan informasi, anjuran, ataupun larangan yang disampaikan melalui kata-kata. Dalam hal ini, memiliki keluarga yang bekerja di bidang ekonomi syariah, dapat mewakili faktor pengaruh keluarga.
11
(31)
18
3) Media Massa
Media massa merupakan sumber informasi yang utama pada saat ini, setiap hari media massa memaparkan ide, produk, opini dan iklan. Banyak orang membentuk sikap hanya berdasarkan informasi yang diperoleh media massa saat ini.
4) Karakteristik Individu
Karakteristik seseorang mempengaruhi pembentukan sikap karena setiap orang memiliki cara dan kemampuan yang berbeda dalam membentuk persepsi.
b. Pengukuran Sikap
Beberapa metode pengukuran skala sikap yang telah lama diperkenalkan dan digunakan hingga kini antara lain:12
1) Bogardus’s Social Distance Scale
Bogardus mengajukan pengukuran kesenjangan sosial yang dapat menentukan hubungan antara sikap di berbagai jenis ras atau kelompok sebuah bangsa. Berbagai jenis pengukuran dari teknik ini akan memeperlihatkan adanya hubungan antara sikap/tingkah laku terhadap berbagai jenis kelompok sosial.
2) Metode Thustone
Thurstone mengajukan metode pengukuran sikap ini berbeda dengan pengukuran Bogardus dimana poin-poin pengukuran tidak
12
http://aaipoel.wordpress.com/2007/06/07/pengukuran-sikap-dalam-opini-publik/ diakses pada 22 Maret 2011.
(32)
19
terlalu diperlukan. Metode Thurstone berorientasi pada respon dari responden terhadap isu-isu yang ditanyakan. Menurut pandangannya, sikap merupakan suatu bentuk atau reaksi perasaan terhadap objek tertentu. Konsep Thrustone ini berlandaskan kepada perasaan mendukung-tidak mendukung atau memihak (favorable)- tidak memihak (unvorable) terhadap objek yang diukur.
3) Metode Likert
Metode likert dapat dikatakan sebagai metode pertama yang melakukan pendekatan dengan mengukur luas/dalamnya pendapat dari
responden bukan hanya dengan jawaban “ya” atau “tidak”. Dalam
metode ini, sebagian besar pertanyaan dikumpulkan, namun setiap pertanyaan disusun sedemikian rupa agar bisa dijawab dalam lima tingkatan jawaban pertanyaan/pertanyaan yang diajukan. Urutan untuk skala ini umumnya menggunakan lima angka penilaian.
4) Osgood’s Semantic Differential (Skala perbedaan semantic Osgood’s)
Dalam penyusunan skala ini, serangkaian kata sifat yang menunjukkan ciri atau karakteristik stimulus atau objek sikap telah dipilih dan ditentukan, dan objek sikap disajikan sebagai stimulus tunggal pada setiap rangkaian, dan diikuti oleh kontinum-kontinum psikologis yang kedua kutubnya berisi kata sifat yang berlawanan.13
13
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1995), ed. II, h.170.
(33)
20
Kontinum psikologis pada teknik beda semantik ini dibagi menjadi tujuh bagian yang diberi angka 1 sampai 7, mulai dari kutub
unfavorable sampai dengan kutub favorable. Jika peletakan kutub
favorable dan unfavorable itu dibalik, maka peletakan angka skornya
pun disesuaikan sehingga perlu dibalik juga.
5) Scaling Method (metode skala)
Salah satu kelemahan dari methode Thurstone dan Likert adalah perilaku responden yang diukur tidak memiliki arti yang khusus. Guttman mengajukan sebuah metode yang mana setiap nilai jawaban mempunyai arti yang unik. Guttman menggunakan indeks daftar kata-kata unutuk menentukan kesatuan ukuran, dan sebagai konsekuensinya pengukuran Guttman mungkin merupakan yang paling pendek antara 4 sampai dengan 10 dan hanya dibatasi topik yang bersangkutan.
2. Perilaku atau Tindakan
a. Tingkatan Perilaku atau Tindakan
Seseorang akan mengadakan penilaian atau pendapat terhadap hal yang telah diketahui untuk dilaksanakan, setelah ia mendapatkan stimulus atau rangsangan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Agar terwujud menjadi tindakan atau perbuatan nyata, maka diperlukan faktor pendukung berupa fasilitas dan dukungan dari pihak lain. Tindakan terdiri dari beberapa tingkat yaitu:14
14
Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.145.
(34)
21
1) Persepsi
Persepsi adalah mekanisme mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2) Respon Terpimpin
Kondisi kejiwaan seseorang dimana dia dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.
3) Mekanisme
Dalam hal ini, seseorang dapat melakukan sesuatu secara otomatis tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.
4) Adopsi
Pada tingkatan ini, suatu tindakan seseorang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu telah dimodifikasikan tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan tersebut.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
1) Faktor Internal
Perilaku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain jenis ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan intelegensia.
Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci seperti di bawah ini:
(35)
22
a) Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan laki-laki cenderung berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional. b) Kepribadian
Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya, digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik yang datang dari dalam dirinya maupun dari luar, sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. c) Intelegensia
Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak terarah dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian itu, tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi intelegensia adalah perilaku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat, tepat, dan mudah terutama dalam mengambil keputusan.
2) Faktor Eksternal a) Pendidikan
Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya
(36)
23
terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan rendah.
b) Agama
Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang diajarkan oleh agama yang diyakininya. c) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu terus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya.
d) Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.
B. Perbankan Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Bank secara bahasa diambil dari bahasa Itali, yakni banco yang mem-punyai arti meja. Penggunaan istilah ini disebabkan dalam realita
(37)
24
kesehariannya bahwa setiap proses dan transaksi sejak dahulu dan mungkin di masa yang datang dilaksanakan di atas meja. Dalam bahasa arab, bank biasa disebut dengan mashrof yang berarti tempat berlangsung saling menukar harta, baik dengan cara mengambil ataupun menyimpan atau selain untuk melakukan muamalat.15
Menurut UU Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998, tentang perubahann atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan bahwa Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedang pengertian prinsip syariah itu sendiri adalah aturan berdasarkan hukum Islam.16
Menurut Karnaen Purwaatmadja, bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, yakni bank dengan tata cara dan operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam. Salah satu unsur yang harus dijauhi dalam muamalah Islam adalah praktik-praktik yang mengandung unsur riba (spekulasi dan tipuan).17
Pada umumnya, hal yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberi layanan pembiayaan, kredit
15
A.Djazuli dan Yadi Yanuari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), (Jakarta: Rajawali Press, 2001), h.53.
16
C.S.T Kansil, dkk, Pokok-pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), cet. ke-1, h. 311-313.
17
Muhammad Firdaus NH, dkk, Konsep & Implementasi Bank Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), h.18.
(38)
25
dan jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Bank syariah merupakan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam, mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang ada dalam Al-Quran dan Al-Hadist. Dengan mengacu kepada Al-Quran dan Al-Hadist, maka bank syariah diharapkan dapat menghindari kegiatan-kegiatan yang mengandung unsur riba dan segala hal yang bertentangan dengan syariat Islam.
Adapun perbedaan pokok antara bank syariah dengan bank konvensional terdiri dari beberapa hal. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktivitasnya, sedang bank konvensional memakai sistem bunga. Hal ini memiliki implikasi yang sangat dalam dan sangat berpengaruh pada aspek operasional dan produk yang dikembangkan oleh bank syariah. Bank syariah lebih menekankan sistem kerja serta partnership, kebersamaan teruama kesiapan semua pihak untuk berbagi termasuk dalam hal-hal keuntungan dan kerugian.
Kehadiaran bank syariah diharapkan dapat berpengaruh terhadap kehadiran suatu sistem ekonomi Islam yang menjadi keinginan bagi setiap negara Islam. Kehadiran bank syariah diharapkan dapat memberikan alternatif bagi masyarakat dalam memanfaatkan jasa perbankan yang selama ini masih didominasi oleh sistem bunga.18
18
Tim Instruktur Lab. Bank Mini, Modul 2 Konsep dan Mekanisme Bank Syariah Rujukan Konseptual Untuk Praktikum Bank Mini Syariah, (Jakarta: Laboratorium Bank Mini, 2005), h. 10-11
(39)
26
2. Fungsi dan Peran Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang menjalankan fungsi intermediasinya berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. Peran dan fungsi bank syariah, di antaranya sebagai berikut:19
a. Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat atau dunia usaha dalam bentuk tabungan (mudharabah), dan giro (wadiah), serta menyalurkannya kepada sektor rill yang membutuhkan.
b. Sebagai tempat investasi bagi dunia usaha (baik dana modal maupun dana rekening investasi) dengan menggunakan alat-alat investasi yang sesuai dengan syariah.
c. Menawarkan berbagai jasa keuangan berdasarkan upah dalam sebuah kontrak perwakilan atau penyewaan.
d. Memberikan jasa sosial seperti pinjaman kebajikan, zakat, dan dana sosial lainnya yang sesuai dengan ajaran Islam.
3. Tujuan Bank Syariah
Upaya pencapaian keuntungan yang setinggi-tingginya (profit
maximization) adalah tujuan yang biasa dicanangkan oleh bank komersial,
terutama bank konvensional. Berbeda dengan tujuan bank konvensional, bank syariah berdiri untuk menggalakkan, memelihara dan mengembangkan jasa-jasa serta produk-produk perbankan yang berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. Bank syariah juga memiliki kewajiban untuk mendukung aktivitas
19 Imamul Arifin, “
Membukan Cakrawala Ekonomi”, (Jakarta: Setia Purna Inves, 2007), h.144. diakses pada 23 Maret 2011 dari www.books.google.co.id
(40)
27
investasi dan bisnis yang ada di lembaga keuangan sepanjang aktivitas tersebut tidak dilarang dalam Islam. Selain itu, bank syariah harus lebih menyentuh kepentingan masyarakat kecil.
Namun, bank syariah tentu dalam kegiatan usahanya diharapkan tidak hanya untuk dapat menghasilkan keuntungan, tetapi bertujuan juga untuk: 20 a. Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana meningkatkan
kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat;
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, karena dengan kemunculan bank syariah, masyarakat dapat melepaskan diri dari riba atau bunga;
c. Membentuk masyarakat agar berpikir secara ekonomis dan berperilaku bisnis untuk meningkatkan kualitas hidupnya; dan
d. Berusaha bahwa metode bagi hasil pada bank syariah dapat beroperasi, tumbuh, dan berkembang melebihi bank-bank dengan metode lain.
4. Produk-produk Perbankan Syariah
Dalam rangka melayani masyarakat terutama masyarakat muslim, bank syariah menerapkan berbagai macam produk perbankan. Produk-produk yang ditawarkan sudah tentu harus sangat islami, termasuk dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya. Berikut ini jenis-jenis produk perbankan syariah di Indonesia yang dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu produk penghimpunan dana, produk penyaluran dana dan produk jasa. Adapun produk perbankan syariah tersebut sebagai berikut:
(41)
28
a. Penghimpunan Dana
1) Wadi’ah yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya, tetapi tidak memperoleh imbalan (keuntungan). Ada dua jenis wadi’ah:21
a) Wadi’ah yad amanah
Akad penitipan barang atau uang dimana pihak penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang atau uang tersebut, dan pihak bank tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan titipan yang bukan diakibatkan oleh perbuatan atau kelalaian penerima titipan.
b) Wadi’ah yad dhamanah
Akad penitipan barang-atau uang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang dapat memanfaatkan barang-uang yang dititipkan, tetapi harus bertanggungjawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang tersebut. Manfaat dan keuntungan menjadi hak penerima barang.
2) Mudharobah adalah akad antara pihak pemilik modal dengan
pengelola untuk mendapatkan keuntungan. Mudharobah terbagi dua yaitu:22
21
Ghufran Sofiniyah, Konsep dan Implementasi Bank Syariah, (Jakarta, Renaisan, 2005), h. 30 22 Moh. Rifa’i, Konsep Perbankan Syariah, (Semarang, CV. Wicaksana, 2002), h. 59
(42)
29
a) Mudhrobah Mutlaqoh
Cakupannya luas. Jumlah modal yang diserahkan ke nasabah selaku pengelola modal harus berupa uang tunai. Apabila modal diserahkan secara bertahap, tahapannya harus jelas, dan harus disepakati bersama.
b) Mudharobah Muqayyadah
Pada dasarnya, tidak ada perbedaan mudharobah muqayyadah dengan mudharobah mutlaqoh. Tetapi, dalam mudharobah
muqayyadah, penyediaan modalnya hanya untuk kegiatan tertentu
dan dengan syarat yang sepenuhnya ditetapkan oleh bank. b. Penyaluran Dana
- Dengan prinsip bagi hasil, yaitu:
1) Pembiayaan al-Musyarakah yaitu akad kerja sama usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha yang halal dan produktif, dimana keuntungan dan resiko akan ditanggung sesuai kesepakatan.
2) Pembiayaan Mudharobah yaitu akad kerjasama dua pihak atau lebih, dimana pemilik modal mempercayai sejumlah modal kepada pengelola dengan suatu perjanjian pembegian keuntungan.
3) Pembiayaan Muzara’ah yaitu kerjasama pengelolahan pertania antara pemilik lahan dan menggarap, dimana pemilik lahan
(43)
30
memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen. 4) Pembiayaan Musaqoh adalah bentuk yang lebih sederhana dari
akad muzara’ah, dimana si penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan.
- Dengan prinsip jual beli, yaitu:
1) Pembiayaan Murabahah adalah jual beli dengan harga asal ditambah dengan keuntungan yang disepakati.\
2) Pembiayaan Salam adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sementara pembayarannya dilakukan di muka. - Pembiayaan Istisna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan pembuat. Perbedaan dengan salam terletak pada cara pembayaran. Pembayaran salam harus di muka,
sedangkan pada istishna’ boleh di awal, di tengah (dengan cara
nangsuran) atau di akhir periode.23 - Dengan prinsip ijrah (sewa), yaitu:
1) Hiwalah adalah pemindahan piutang nasabah kepada bank dari
nasabah lain.
23Ahmad Ifham Solihin, “Ini Lho, Bank Syariah!”, (
Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2008), h.123. diakses pada 23 Maret 2011 dari www.books.google.co.id
(44)
31
2) Rahn (gadai) adalah akad penyerahan barang atau harta dari
nasabah kepada bank sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang.
3) Qard (pinjaman) adalah akad pinjaman dari bank kepada pihak
tertentu yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman.
4) Wakalah (perwakilan) adalah akad pemberian kuasa dari pemberi
kuasa kepada penerima kuasa untuk melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi kuasa.
5) Kafalah (garansi) adalah pemberian jaminan yang diberikan oleh
satu pihak kepada pihak lain, dimana si pemberi jaminan bertanggung jawab atau menjamin atas pembayaran kembali suatu hutang yang menjadi hak penerima jaminan.
c. Jasa-jasa Bank Lainnya
Al-Sharf (jual beli mata uang asing) secara harfiah adalah penambahan,
pertukaran, penghindaran, pemalingan, atau transaksi jual beli. Al-sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya.24
24
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1999), h. 87.
(45)
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Proses Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah persiapan. Disini penulis sedikit menggambarkan proses tahapan penelitian. Pada tahap ini, penulis terfokus menjelaskan pembuatan instrumen pengumpulan data. Setelah kusioner dirumuskan sesuai dengan kerangka teori penelitian, terhadap kuesioner dilakukan try out untuk uji validitas (kesahihan) dan reabilitas (keakuratan). Sementara itu, objek penelitian mencakup dua variabel, yaitu sikap dan perilaku hakim terhadap perbankan syariah. Setiap variabel tersebut diterjemahkan ke dalam beberapa indikator seperti disajikan pada Lampiran.
Try out dilakukan pada hakim di lingkungan Pengadilan-pengadilan
Agama (PA) berikut, yaitu: PA Demak, PA Kudus, dan PA Pati. Responden try out berjumlah 30 orang. Seluruh data try out dianalisis untuk mengetahui dua hal di atas, yaitu validitas dan reliabilitas kuesioner.
Pada awalnya, variabel sikap terdiri dari 28 indikator. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, terbukti hanya 21 indikator yang valid. Dua puluh satu indikator ini, setelah melalui uji analisis faktorial, kemudian dikelompokkan menjadi 5 faktor sikap terhadap perbankan syariah, yaitu (1) Mekanisme dan Sistem Operasional Bank Syariah, (2) Pemanfaatan Perbankan Syariah untuk Suatu Kelompok, (3) Formalisasi perbankan syariah sebagai pengelola keuangan lembaga Islam, (4) Segmen Pasar Bank Syariah, dan (5) Penggunaan perbankan
(46)
33
syariah untuk pengelolaan keuangan pribadi. Rincian hasil uji validitas dan realibiitas menurut masing-masing faktor disajikan pada Tabel 3.1 sampai Tabel 3.5 berikut ini.
Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Sikap terhadap Mekanisme dan Sistem Operasional Bank Syariah
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Item n
.821 12 30
Item-Correlation-Total Statistics
No. Indikator Item-Total Corrected
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
1 Bank syariah memberi keuntungan yang LEBIH banyak dari pada
keuntungan yang diberikan oleh bank konvensional .451 Valid 2 Mekanisme bank syariah telah sesuai dengan prinsip syariah .497 Valid
3 Sistem kerja perbankan syariah LEBIH memberi keadilan bagi
rakyat kecil dibanding dengan bank konvensional .514 Valid 4 Secara keseluruhan, pelayanan bank syariah LEBIH memuaskan
dibandingkan bank konvensional .546 Valid 5 Fasilitas yang disediakan bank syariah sangat MEMUDAH-KAN
para nasabah untuk melakukan transaksi .535 Valid 6 Bank syariah LEBIH memenuhi unsur keadilan kepada semua
pihak karena menerapkan sistem KEMITRAAN .576 Valid 7 Dalam operasinya, bank syariah BEBAS dari kegiatan yang
SPEKULATIF, seperti maisyir, gharar, dan bathil, .499 Valid 8 Dalam operasinya, bank syariah telah MENGIKUTI seluruh aturan
norma/prinsip ekonomi Islam yaitu bebas dari bunga .571 Valid 9 Keberadaan Fatwa DSN MUI tentang produk bank syariah telah
memberi ketenangan bagi saya .551 Valid 10 Sebagai umat Islam, saya wajib mengikuti Fatwa DSN MUI
mengenai produk bank syariah .586 Valid 11 Sebagai umat Islam, saya harus mendukung keberadaan perbankan
syariah .377 Valid 12 Undang-undang mengenai bank syariah TELAH sesuai dengan
landasan syariah
.492 Valid Sumber: Diolah dari data di lapangan
(47)
34
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Sikap terhadap Pemanfaatan Perbankan Syariah untuk Suatu Kelompok
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Item n
.571 2 30
Item-Correlation-Total Statistics
No. Indikator
Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted 1
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika lembaga tempat Bapak/Ibu bekerja mewajibkan pegawai/karyawan menggunakan layanan bank syariah?
.408 Valid
2 Apakah Bapak/Ibu keberatan jika dipercaya untuk menjadi agen
sosialisasi perbankan syariah? .408 Valid Sumber: Diolah dari data di lapangan
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Sikap terhadap Formalisasi Perbankan Syariah sebagai Pengelola Keuangan Lembaga Islam
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Item n
.696 2 30
Item-Correlation-Total Statistics
No. Indikator
Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
1 Apakah Bapak/Ibu keberatan jika MUI mewajibkan umat Islam
menggunakan jasa perbankan syariah? .535 Valid 2 Apakah Bapak/Ibu keberatan jika ada sanksi formal bagi lembaga
Islam yang tidak menggunakan layanan perbankan syariah? .535 Valid
(48)
35
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Sikap terhadap Segmen Pasar Bank Syariah Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Item n
.633 3 30
Item-Correlation-Total Statistics
No. Indikator
Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted 1 Layanan perbankan syariah pada kenyataannya masih
BERKONSENTRASI pada masyarakat PERKOTAAN .399 Valid 2 Layanan perbankan syariah pada kenyataannya masih lebih
BERKONSENTRASI melayani usaha MENENGAH ke atas .646 Valid 3 Kemunculan bank syariah hanya kiat bisnis-usaha kapitalis
untuk mengeksploitasi potensi pasar umat Islam .353 Valid Sumber: Diolah dari data di lapangan
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Sikap terhadap Penggunaan Perbankan Syariah untuk Pengelolaan Keuangan Pribadi
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha Item n
.583 2 30
Item-Correlation-Total Statistics
No. Indikator
Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted 1 Apakah Bapak/Ibu keberatan jika rekening untuk pembayaran
gaji, menggunakan layanan bank syariah .425 Valid 2
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika pembayaran biaya kegiatan rumah tangga (seperti tagihan listrik, telepon), menggunakan bank syariah?
.425 Valid Sumber: Diolah dari data di lapangan
(49)
36
Hasil uji validitas indikator variabel perilaku responden terhadap perbankan syariah disajikan pada Tabel 3.6 dengan segala rinciannya. Secara teoritis, ada 10 indikator yang menjadi komponen variabel perilaku. Dari hasil uji validitas dan realibilitas, seluruh indikator tersebut terbukti secara statistik reliabel dan valid dengan tingkat korelasi yang tinggi.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Perilaku Responden Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Item n
.908 10 30
Item-Correlation-Total Statistics
No. Indikator
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted 1 Menjadi tempat bertanya/konsultasi bagi masyarakat sekitar
mengenai bank syariah .569 Valid
2 Mengikuti seminar atau diskusi tentang ekonomi syariah yang
diadakan oleh lembaga tempat sendiri atau lembaga lain .676 Valid 3 Menjadi panitia seminar atau diskusi tentang bank syariah .741 Valid 4 Menjadi pembicara pada seminar tentang ekonomi syariah .611 Valid 5 Menyampaikan materi ekonomi syariah saat khutbah
jumat/pengajian .598 Valid
6 Menulis artikel atau tulisan tentang ekonomi syariah .728 Valid 7 Melakukan studi/kajian khusus tentang masalah yang terkait
dengan perbankan syariah .761 Valid
8 Menjadi anggota organisasi profesi di bidang kegiatan ekonomi
syariah .702 Valid
9 Menjadi pengajar di bidang ekonomi syariah di salah satu
perguruan tinggi .743 Valid
10 Mempromosikan keberadaan perbankan syariah dalam setiap
kesempatan atau pertemuan .747 Valid
(50)
37
Sesuai dengan hasil try out, kuesioner kemudian direvisi dengan cara membuang seluruh indikator yang tidak valid. Kuesioner hasil revisi inilah yang kemudian digunakan untuk pengumpulan data tahap selanjutnya. Pada tahap ini, survei dilakukan kepada seluruh hakim agama di bawah kompetensi relatif Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung yang berjumlah 109 orang hakim. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel 4.1.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah field research (penelitian lapangan) dan library research. Field research adalah pengumpulan data dilakukan secara langsung kepada subjek penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan untuk mengetahui sikap dan perilaku hakim agama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung dalam mendukung perkembangan perbankan syariah.
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi pada masa itu. Pemaparan dari hasil temuannya dilakukan secara sistematik dengan menekankan pada data
(51)
38
faktual.1 Objek penelitian ini, yaitu perilaku yang mencakup sikap dan perilaku responden dalam mendukung eksistensi perbankan syariah.
2. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan penulis untuk penelitian ini berupa data yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan yang diteliti melalui pendekatan kuantitatif. Dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data penelitian ini menggunakan data primer. Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini, meliputi data mengenai sikap dan perilaku/tindakan responden terhadap bank syariah. Data tersebut didapat dari seluruh hakim agama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung.
C. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah hakim di lingkungan direktorat Peradilan Agama Mahkamah Agung. Sampel Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama diseleksi secara purposif, dengan alasan, untuk memudahkan proses pengumpulan data, selain itu ciri dan sifat hakim bercorak homogen di lingkungan Pengadilan Agama. Data diperoleh ada 109 responden dengan rincian sebagai berikut:
a. Hakim PTA Bandar Lampung = 15 orang
b. Hakim PA Tanjung Karang = 10 orang
c. Hakim PA Metro = 10 orang
d. Hakim PA Kalianda = 15 orang
1Sandjaja dan Albertus Heriyanto, “
Panduan Penelitian”, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), h.110.
(52)
39
e. Hakim PA Tanggamus = 10 orang
f. Hakim PA Gunung Sugih = 13 orang
g. Hakim PA Tulang Bawang = 7 orang
h. Hakim PA Kotabumi = 13 orang
i. Hakim PA Blambangan Umpu = 7 orang
j. Hakim PA Krui = 9 orang
109 orang
D. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui survei yang dilakukan pada bulan April 2011. Proses pengisian angket dalam survei ini, diserahkan kepada masing-masing responden tanpa kehadiran peneliti. Akibatnya, peneliti tidak tahu persis objektivitas proses pengisian kuesioner. Namun melalui bantuan kontrol masing-masing ketua Pengadilan Agama tempat penelitian, peneliti yakin para responden hakim mengisi dengan sesungguhnya. Kontrol terhadap kualitas pengisian kuesioner tersebut melalui agenda rapat rutin para hakim di bawah kompetensi PTA Bandar Lampung. Pada tahap ini, peneliti sangat berterima kasih kepada orang tua peneliti yang sekaligus menjadi hakim tinggi di PTA Bandar Lampung.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data hasil survei ini, diolah dengan menggunakan program SPSS. Pertama, penulis membuat program entri data lalu, memberikan kode di setiap
(53)
40
data yang akan dientri. Kedua, data yang telah dimasukkan kemudian dianalisis secara komputer dengan menjalankan perintah statistik deskriptif. Ketiga, peneliti melakukan analisis hubungan di antara faktor dan variabel yang diperkirakan dapat mempengaruhinya.
Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hal ini dilakukan karena penelitian ini tidak bermaksud untuk menguji hipotesis tetapi hanya untuk mendeskripsikan sikap dan perilaku hakim. Untuk melihat asosiasi (hubungan) antara variabel sikap dan perilaku hakim dengan beberapa faktor latar belakang, maka dilakukan uji statistik inferensial. Karena datanya bersifat nominal, maka uji inferensial disini menggunakan uji kuadrat. Penampilan statistik hasil uji chi-kuadrat, yang secara statistik terbukti tidak berpengaruh secara signifikan, tidak ditampilkan. Hanya data hasil uji statistic yang signifikan saja yang ditampilkan.
Analisis data disajikan dengan prosedur sebagai berikut. Pertama, sesuai konsep dasar yang telah dijelaskan sebelumnya (variabel sikap mencakup lima faktor dan satu faktor perilaku) analisis dilakukan terhadap masing-masing faktor dari variabel sikap. Pada tahap berikutnya, kelima faktor tersebut direduksi menjadi satu variabel sikap. Model analisis ini dilakukan juga pada data perilaku hakim. Perlu ditambahkan, untuk detail analisis, data masing-masing indikator untuk setiap variabel dan faktornya disajikan pada lampiran. Dalam analisis ini, sikap responden terhadap isu utama penelitian (perbankan syariah) disederhanakan menjadi tiga kelompok, yaitu: tidak mendukung, agak mendukung, dan mendukung.
(54)
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Responden
Studi ini terfokus pada sikap dan perilaku hakim terhadap perbankan syariah. Pada bagian awal ini akan dijelaskan latar belakang atau profil para responden, yang mencakup dari aspek asal lembaga, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman menjadi nasabah perbankan syariah, pengalaman mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah, memiliki saudara yang bekerja di bidang ekonomi syariah, pengalaman menggunakan layanan pembiayaan bank syariah, dan memiliki usaha/bisnis di bidang ekonomi syariah.
1. Responden menurut Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Responden menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin f %
1 Laki-laki 86 78.9
2 Perempuan 23 21.1
Total 109 100
Sumber: Diolah dari data lapangan
Tabel 4.1 menunjukkan gambaran tentang jenis kelamin responden. Tujuh puluh enam persen responden adalah laki-laki dan 21.1% lainnya adalah perempuan. Perbedaan jumlah persentase hakim laki-laki dan perempuan ini sesuai dengan karakter hakim peradilan agama se-Indonesia. Menurut data
(55)
43
statistik hakim peradilan agama tahun 2010 sebagaimana dilaporkan dalam website Mahkamah Agung RI, jumlah hakim laki-laki sebesar 77.43% dan perempuan sebesar 22.57%.1 Dengan kata lain, data penelitian ini dapat dikatakan representatif dengan jumlah hakim yang ada di seluruh Indonesia menurut jenis kelamin.
2. Responden menurut Asal Pengadilan
Fokus wilayah penelitian ini adalah lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung. Berikut rincian asal lembaga responden.
Tabel 4.2
Responden menurut Asal Pengadilan
No. Nama Lembaga f %
1 PTA Bandar Lampung 15 13.8
2 PA Kota Bumi 13 11.9
3 PA Tanjung Karang 10 9.2
4 PA Kalianda 15 13.8
5 PA Tulang Bawang 7 6.4
6 PA Metro 10 9.2
7 PA Tanggamus 10 9.2
8 PA Blambangan Umpu 7 6.4
9 PA Krui 9 8.3
10 PA Gunung Sugih 13 11.9
Total 109 100
Sumber: Diolah dari data di lapangan
1
http://www.mahkamahagung.go.id/images/LTMARI-2010.pdf , diakses pada tanggal 13 Juli 2011.
(56)
44
3. Responden menurut Latar Belakang Pendidikan di Perguruan Tinggi
Gambar 4.1
Responden menurut Latar Belakang Pendidikan di Perguruan Tinggi
Gambar 4.1 menunjukkan gambaran tentang latar belakang pendidikan responden di jenjang perguruan tinggi. Mayoritas (60.6%) responden berlatar belakang pendidikan perguruan tinggi agama, 17.4% responden berpendidikan tinggi umum, dan 22% responden berpendidikan campuran (agama dan umum). Artinya, besar angka responden yang berasal dari pendidikan tinggi agama selaras dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (UU No. 7 Tahun 1898 jo UU No. 3 Tahun 2006) mengenai syarat-syarat menjadi hakim pada Pengadilan Agama. Disebutkan bahwa yang berhak menjadi hakim pada Pengadilan Agama adalah sarjana syariah atau sarjana hukum yang menguasai
(57)
45
hukum Islam.2 Keadaan ini diharapkan dapat mendorong sikap atau perilaku dukungan responden terhadap perbankan syariah.
4. Responden Menurut Pengalaman Mengikuti Pendidikan/Kursus di Bidang Ekonomi Syariah
Gambar 4.2
Responden menurut Pengalaman Mengikuti Pendidikan/Kursus di Bidang Ekonomi Syariah
Gambar 4.2 menunjukkan gambaran mengenai pengalaman responden mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah. Lebih dari setengah responden (54.1%) mengaku tidak pernah mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah, selebihnya, sebesar 45.9% pernah mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah.
2
(1)
sebagai pengelola keuangan lembaga
Islam
III.1
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika MUI
mewajibkan umat Islam menggunakan
jasa perbankan syariah?
20
18.3
17
15.6
72
66.1
III.2
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika ada
sanksi formal bagi lembaga Islam yang
tidak menggunakan layanan perbankan
syariah?
32
29.4
32
29.4
45
41.3
IV
Segmen Pasar Bank Syariah
20
18.3
29
26.6
60
55
IV.1
Layanan perbankan syariah pada
kenyataannya masih
BERKONSENTRASI pada masyarakat
PERKOTAAN
4
3.7
11
10.1
94
86.2
IV.2
Layanan perbankan syariah pada
kenyataannya masih lebih
BERKONSENTRASI melayani usaha
MENENGAH ke atas
8
7.3
34
31.2
67
61.5
IV.3
Kemunculan bank syariah hanya kiat
bisnis-usaha kapitalis untuk
mengeksploitasi potensi pasar umat
Islam
33
30.3
37
33.9
39
35.8
V
Penggunaan perbankan syariah untuk
pengelolaan keuangan pribadi
5
4.6
8
7.3
96
88.1
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika
rekening untuk pembayaran gaji,
menggunakan layanan bank syariah?
6
5.5
4
3.7
99
90.8
Apakah Bapak/Ibu keberatan jika
pembayaran biaya kegiatan rumah
tangga (seperti tagihan listrik, telepon),
menggunakan bank syariah?
7
6.4
5
4.6
97
89.0
(2)
No
Variabel/Sub Variabel/IndikatorTidak
Mendukung
Agak
mendukung
Mendukung
f
%
f
%
f
%
I
Dimensi perilakuI.1
Menjadi tempat bertanya/konsultasi bagi masyarakat
sekitar mengenai bank syariah
61
56
36
33
12
11.0
I.2
Mengikuti seminar atau diskusi tentang ekonomi syariah yang diadakan oleh lembaga tempat sendiri atau lembaga lain
70
64.2
33
30.3
6
5.5
I.3
Menjadi panitia seminar atau diskusi tentang bank
syariah
100
91.7
8
7.3
1
0.9
I.4
Menjadi pembicara pada seminar tentang ekonomi
syariah
103
94.5
4
3.7
2
1.8
I.5
Menyampaikan materi ekonomi syariah saat khutbah
jumat/pengajian
79
72.5
24
22.0
6
5.5
I.6
Menulis artikel atau tulisan tentang ekonomi syariah94
86.2
12
11.0
3
2.8
I.7
Melakukan studi/kajian khusus tentang masalah yang
terkait dengan perbankan syariah
88
80.7
18
16.5
3
2.8
I.8
Menjadi anggota organisasi profesi di bidang kegiatan
ekonomi syariah
102
93.6
4
3.7
3
2.8
I.9
Menjadi pengajar di bidang ekonomi syariah di salah
satu perguruan tinggi
101
92.7
5
4.6
3
2.8
I.10
Mempromosikan keberadaan perbankan syariah dalam
setiap kesempatan atau pertemuan
84
77.1
17
15.6
8
7.3
(3)
CROSSTAB
Sistem kerja perbankan syariah LEBIH memberi keadilan bagi rakyat kecil dibanding dengan bank konvensional * Pengalaman menggunakan layanan pembiayaan bank syariah
No. Status Dukungan
Pengalaman menggunakan layanan
pembiayaan bank syariah Total Pernah Belum Pernah
f % f % f %
1 Tidak Mendukung 0 0 13 18.5 13 14.4
2 Agak Mendukung 29 100 67 85.6 96 85.6
3 Mendukung - - - - - -
Total 29 100 109 100 109 100
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 5.351a 1 .021
Continuity Correctionb 3.915 1 .048
Likelihood Ratio 8.664 1 .003
Fisher's Exact Test .019 .013
Linear-by-Linear Association 5.302 1 .021
N of Valid Cases 109
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.46.
b. Computed only for a 2x2 table
Fasilitas yang disediakan bank syariah sangat MEMUDAH-KAN para nasabah untuk melakukan transaksi * Pengalaman menjadi nasabah bank syariah
No. Status Dukungan
Pengalaman menjadi nasabah bank syariah
Total Pernah Tidak Peranh
f % f % f %
1 Tidak Mendukung 18 27.8 20 45 38 35.3
2 Agak Mendukung 44 72.2 27 55 71 64.7
3 Mendukung - - - - - -
(4)
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 2.152a 1 .142
Continuity Correctionb 1.598 1 .206
Likelihood Ratio 2.145 1 .143
Fisher's Exact Test .160 .103
Linear-by-Linear Association 2.132 1 .144
N of Valid Cases 109
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.39.
b. Computed only for a 2x2 table
Fasilitas yang disediakan bank syariah sangat MEMUDAH-KAN para nasabah untuk melakukan transaksi * Pengalaman menggunakan layanan pembiayaan bank syariah
crosstab
No. Status Dukungan
Pengalaman menggunakan layanan
pembiayaan bank syariah Total Pernah Belum Peranh
f % f % f %
1 Tidak Mendukung 4 12.9 34 41.7 71 64.7
2 Agak Mendukung 25 87.1 46 58.3 38 35.3
3 Mendukung - - - - - -
Total 29 100 80 100 109 100
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 7.724a 1 .005
Continuity Correctionb 6.512 1 .011
Likelihood Ratio 8.591 1 .003
Fisher's Exact Test .006 .004
Linear-by-Linear Association 7.653 1 .006
N of Valid Cases 109
(5)
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 7.724a 1 .005
Continuity Correctionb 6.512 1 .011
Likelihood Ratio 8.591 1 .003
Fisher's Exact Test .006 .004
Linear-by-Linear Association 7.653 1 .006
N of Valid Cases 109
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.11.
b. Computed only for a 2x2 table
Bank syariah LEBIH memenuhi unsur keadilan kepada semua pihak karena menerapkan sistem KEMITRAAN * Mengikuti pendidikan/kursus di bidang ekonomi syariah
No. Status Dukungan
Mengikuti pendidikan/kursus di bidang
ekonomi syariah Total
Pernah Belum Peranh
f % f % F %
1 Tidak Mendukung 3 8.1 17 27.3 20 18.7
2 Agak Mendukung 47 91.9 42 72.7 89 81.3
3 Mendukung - - - - - -
Total 50 100 59 100 109 100
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 9.402a 1 .002
Continuity Correctionb 7.941 1 .005
Likelihood Ratio 10.355 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .002
(6)
N of Valid Cases 109
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.17.
b. Computed only for a 2x2 table
Bank syariah LEBIH memenuhi unsur keadilan kepada semua pihak karena menerapkan sistem KEMITRAAN * Pengalaman menggunakan layanan pembiayaan bank syariah
No. Status Dukungan
Pengalaman menggunakan layanan
pembiayaan bank syariah Total Pernah Belum Peranh
f % f % F %
1 Tidak Mendukung 2 6.5 18 22.2 20 18.7
2 Agak Mendukung 27 93.5 62 77.8 89 81.3
3 Mendukung - - - - - -
Total 29 100 80 100 109 100
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 3.459a 1 .063
Continuity Correctionb 2.496 1 .114
Likelihood Ratio 4.046 1 .044
Fisher's Exact Test .092 .050
Linear-by-Linear Association 3.427 1 .064
N of Valid Cases 109
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.32.