Pendapat pihak-pihak terkait dalam kasus ini

tidak mengerti atau kurang tahu, dan mereka lebih memilih bercerai atau bisa disebut cerai dibawah tangan ini dikarenakan tidak mengerti atau kurang biaya atau mereka lebih memahami cerai dibawah tangan sudah cukup, ini yang dipahami oleh masyarakat pedalaman. kadang-kadang dengan kertas lembar atau surat cerai, kadang kadang langsung dengan lisan. Ini semua masih diakui oleh masyarakat, padahal hal ini belum ada kepastian hukum dan menurut beliau orang yang bercerai tanpa ke pangadilan agama itu masih suami isteri. 87

C. Pendapat pihak-pihak terkait dalam kasus ini

Dalam kasus ini, tidak lepas dari peranan pemerintah dalam meminimaslisir kasus ini. Pada dasarnya pemerintah berwajib mencerdaskan masyarakat, dan ini adalah tugas pemerintah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pasal 28C “setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat. 88 Namun masih diketahui secara keseluruhan, masih banyak masyarakat ciomas yang masih tamatan SD atau berpendidikan rendah dan ini menyebabkan ketidaktahuan mereka akan keharusan pelaksanaan perceraian di pengadilan agama. Maka dari itu penulis, mewawancarai pihak terkait dalam kasus ini, penulis bertemu dengan Ketua Pengadilan Agama Serang yaitu H.M. Hasany Nazir. Beliau menyebutkan beberapa hal peran pengadilan agama dalam meminimalisir dalam kasus ini adalah : 87 Wawancara pribadi dengan Drs. H. Khasiful qurab., M.Si, Serang 11-2-2011 88 UUD 1945 Pasal 28C. 1. Pihak pengadilan agama secara resmi kita tidak mempunyai dana atau tugas untuk memberikan penyuluhan kedaerah-daerah, kekampung-kampung ke kecamatan-kecamatan, supaya orang-orang yang bercerai itu harus di pengadilan agama, kita sebagai pihak pengadilan secara pasif Cuma menerima perkara-perkara orang yang berperkara, kalau tidak ada kita tidak bisa mencari perkara-perkara ke daerah-daerah. Tetapi begini, supaya orang itu yang berperkara tahu bahwa pengadilan agama itu ada, kalau persoalan perceraian ke pengadilan itu masalah biaya, pengadilan itu ada biaya, maksudnya bukan biaya, tetapi orang itu bisa berperkara tanpa biaya, kalau disebabkan karena biaya, tapi kalau alasanya itu tidak tahu bercerai itu harus dipengadilan,kita tidak ada dana untuk penyuluhan. 2. Yang berwajib berwenang dalam kasus ini atau berwajib memberikan penyuluhan ini adalah dari pihak eksekuftif, pemerintah daerah, untuk memberikan informasi pada masyarakat bahwa perceraian yang sah dan kekuatan yang tetap adalah perceraian di depan sidang pengadilan, selebihnya kita dari pengadilan agama tidak bisa apa-apa. 3. Peran pengadilan agama dalam masalah pengajuan perkara gratis, kita tidak bisa seperti iklan, seperti promosi, bahwa kita itu memliki dana untuk mengalokasikan pada masyarakat yang tidak punya, ini bukan tugas kita untuk menyampaikan. Tetapi, secara kerjasama pada waktu itu dengan kependudukan, ini sudah kita sampaikan bahwa kita dari pengadilan agama mempunyai dana untuk berperkara secara gratis di pengadilan agama. Dan ini ditujukan untuk orang-orang yang benar-benar tidak mampu. 89 Dari hasil wawancara penulis dengan ketua Pengadilan Agama H.M.Hasany Nazir. Maka selanjutnya beliau memberikan saran atau pesan kepada pemerintah. Yaitu beliau menyebutkan bahwa Kepada pihak eksekutif agar memberikan penyuluhan-penyuluhan. Teruatama kepada pimpinan yang ada di masyarakat, seperti para kiyai-kiyai, dan kiyai ini akan meneruskan kepada masyarakat, bahwa perceraian itu supaya di lakukan di pengadilan agama. Selanjutnya, penulis menemui dari pihak Kementrian Agama Serang, untuk membahas masalah perceraian liar ini. Penulis bertemu dengan H. Khasiful Qurob. beliau adalah kepala seksi urusan agama islam urais kementrian agama serang. Beliau menyebutkan pendapat-pendapat beliau dan peran kementrian agama dalam membahas masalah perceraian liar yang ada di kecamatan ciomas khususnya, daintaranya : 1. KUA kantor urusan agamadalam arti kementrian agama hanya menangani pihak-piha yang NR nikah rujuk. Perceraian itu ditangani oleh pengadilan agama. Adapun permasalahan-permasalahan pada masyarakat yang tidak bercerai di pengadilan agama atau cerai dibawah tangan. Ini dikarenakan karena kurangnya sosialisasi-sosialisasi dari pihak terkait untuk kepentingan pihak yang bersangkutan. Sehingga masyarakat masih banyak yang melaksanakan cerai dibawah tangan, ini dikarenakan kurangnya sosialisasi. Selanjutnya kementrian agama hanya menangani NRnikah dan rujuk. Adapun masyarakat yang menangani perceraian dibawah tangan itu di pengadilan agama. Tapi kami pun 89 Wawancara pribadi dengan Drs. H. M. Hasany Nazir SH .MH, 11-1-2011 dikecamatan atau di kabupaten itu ada BP4 badan penasehatan pembinaan dan pelesatarian perkawinan. BP4 ini bertugas untuk menangani bagi mereka yang ada problem rumah tangga. Dan BP4 ini berfungsi untuk mengakhiri permasalahan perceraian. Adapun masyarakat yang bercerai atau bisa disebut cerai dibawah tangan ini dikarenakan tidak mengerti atau kurang biaya atau mereka lebih memahami cerai dibawah tangan sudah cukup, ini yang dipahami oleh masyarakat pedalaman. 2. Adanya sosialisasi dari kementrian agama maupun dari pengadilan agama terhadap masyarakat agar mereka melaksanakan perceraian di pengadilan agama, agar mempunyai kepastian hukum, dan bagaimanapun ini adalah urusan kementrian agama dan pengadilan agama, bagaimana juga mereka adalah masyarakat kita. Agar mereka mengerti pentingnya perceraian di pengadilan dan pentingnya pernikahan di catatkan. 3. Kementrian agama secara terprogram tidak mengadakan penyuluhan, tetapi didalam KUA sudah ada suatu dilakukan oleh kementrian agama. Seperti sighat Ta‟lik Talak yang diucapkan oleh suami pada waktu perkawinan, padahal kementrian agama sudah memberikan inisial semacam itu. Nampaknya masyarakat kurang mem ahami hal yang ada dalam ta‟lik talak. Padahal di dalam ta‟lik talak ada beberapa poin yang harus dilakukan oleh seorang suami yaitu salah satunya, apabila suami meninggalkan atau tidak melaksanakan kewajibanya dan apabila isterinya tidak rela maka si isteri bisa mengadukan ke pengadilan agama dan bisa di terima dan dibenarkan. Artinya kementrian agama sudah memberikan jalan bagi seorang isteri apabila rumah tangganya akan diselesaikan di pengadilan.

D. Analisis Penulis