Hukum Perceraian Tata Cara Perceraian

itu harus dibuktikan oleh saksi-saksi, tetangga dan lain-lain tentangadanya pertengkaran yang tidak mungkin hidup rukun. Selain itu, terdapat faktorf-aktor lain yang menyebabkan terjadinya perceraian. Adapun faktor-faktor tersebut adalah: a. Faktor ekonomi atau keuangan, b. Faktor hubungan seksual, c. Faktor perbedaan pandangan , agama, dan lain sebagainya. d. Faktor hubungan antara suami-isteri dalam mendidik anak dan bergaul dan lain- lain. 43

C. Hukum Perceraian

Dengan adanya segi-segi positif dan negatifnya atau manfaatnya dan madharatnya, maka hukum perceraian dalam hukum Islam ada empat macam : 1. Makruh, asal daripada talak atau cerai sebagaimana sabda Rasullullah SAW yang dinyatakan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah dari Ibnu uma‟ra : ا ا ْع ها ضر ع ْبا ْ ع : م س ْ ع ها ص ها سر ا : ا ط ا ها ا ا ح ا ضغبأ [ وبأ هور هلسرا مت اح وبأ عجرو مك احلا هححص و هج ام نبا و دواد ] 44 Artinya : perbuatan halal yang sangat dibenci Allah adalah talak” 2. Haram bid‟ah yaitu talak yang dijatuhkan pada waktu istri dalam keadaan haidh bulanan atau dalam keadaan suci tetapi telah dikumpuli. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh jamaah ahli hadist selain Imam Tirmizi. 43 Wahyuni, Setiyowati, 1997: 122. 44 Abi abdilah, sunah ibnu majah,juz 1,h. 650 م س ع ها ْ سر ْ ع ْ ف ضاح تأ ْمإ ط أ ع ْبا ْ ع , ها ْ سر ع أسف ك ْ ع ْم س ع ها ص , ا : ْ أ مث طت مث ضْحت مث ءطت ئ ح ا سْ مث ا عح ا ف ْ م أس ا ا ط ْ أ ها مأ ْ أ ع ا ك ف س ْ أ ط أش ْ أ ك ا ْعب أش [ ِهيلع تم ] “ artinya suruhlah anakmu Ibnu Umar supaya dia rujuk kembali kepada istrinya, kemudian hendaklah ia teruskan perkawiananya itu sehingga ia suci dari haidnya, kemudian ia haidh kemmbali. Kemudian suci yang kedua. Bila ia menghendaki boleh ia teruskan perkawinan sebagaimana sebelumnya atau diceraikan sebelum dicampuri. Emikianlah iddah yang disuruh Allah supaya perempuan di talak pada waktu itu. HR. Mutafaqun alaih 3. Sunnat, bila suami tak sanggup memerikan nafkah yang cukup sedangkan istri tidak rela, atau istri tidak dapat menjaga kehormatannya. 4. Wajib, bila terjadi percekcokan yang membahayakan antara suami istri, sedangkan dua hakim yang mengurusnya memandang agar keduanya cerai. 45

D. Macam-macam perceraian dan Tata caranya

1. Macam-macam Perceraian

Secara garis besar ditinjau dari segi boleh tidaknya rujuk kembali, talak dibagi dua macam, yaitu: a. Talak Raj‟I yaitu perempuan yang ditalak dengan sekali talak dan kemudian boleh rujuk kembali oleh bekas suaminya selama iddah, kalau sudah habis iddahnya ingin kembali harus dengan akad nikah biasa. 46 45 Syadzali Mustafa,pengantar dan azas-azas hukum islam, Jakarta: CV. Ramdani, 1990, cet. Ke-1, h. 80 Firman Allah SWT. QS At Thalaaq 65:1 Artinya : ا ت ْ ب م ْ ج ْحت ا ْم بر ها اْ تا ع ا اْ سْحأ ت ع ْ طف أس ا م ط ا إ ا ا أ ا ْ ت ا سْ م ظ ف ها ح ع ْ م ها ح كْت م شحا ب ْتْأ أ إ خ ا ت ب م ْ ج ا مأ ك ْعب ْح ها ع ْ ر . [ اطلا ] “Hai nabi apabila kamu menceraikan iatri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu dapat menghadapi iddahnya yang wajar dan hilanglah waktu iddah itu dan bertaqwalah kepada Allah tuhanmu. Dan janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka di izinkan keluar kecuali kalau mengerjakan perbuatan keje yang terang itulah hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuatdzalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barang kali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu terjadi yang baru. Yang di maksud ke dalam kategori talak Raj‟I adalah sebagai berikut : 1. Talak satu atau talk dua tanpa lwadh dan telah kumpul a. Talak mati,tida hamil b. Talak hidup san hamil c. Talak mati dan hamil d. Talak hidup dan tidak hamil e. Talak hidup dan belum haid ataupun hamil. 2. Talak karena Ila‟ yang di lakukan hakim. 46 Sudarsono, pokok-pokok hukum islam,Jakarta: PT.Riemeka Cipta, cet. Ke-1, h. 24 il la‟ adalah bersumpahnya untuk tidak mengumpuli istrinya baik dengan menggunakan nama Allah maupun sipatnya , baik secra mutlak tanpa batasan waktu atau pun dengan batasan waktu empat bulan atau lebih. 47 Jika seorang suami mengila „istrinya berarti ia mengharam kan dirinya untuk menggauli istrrinya itu,kalau ia ternyata menghalalkan atau menggaulinya juga istrinya yang telah di ila‟ itu, maka ia wajib membayar denda dan bukan termasuk talak adapun denda yang harus dapat di penuhi karena sumpah ila‟adalah sebagai berikut: a. Memerdekaan seoarang budak b. Memberi makan sepuluh orang miskin, masing-masing satu cupak makanan yang mengenyangkan, atau memberi mereka pakaian c. Puasa tiga hari berturut-turut. 3. Talak Hakamain Talak Hakamain artinya talak yang diputuskan oleh juru damai hakam dari pihak suami atau istri. 48 Hakim ini biasa diangkat dan dilakukan sendiri ataupun dari Hakim Pengadilan Agama. Hal ini terjadi karena syiqoq, baik dengan iwadh 47 Syadzali Mustafa,pengantar dan azas-azas hukum islam, Jakarta: CV. Ramdani, 1990, cet. Ke-1, h.83 48 Slamet abidin aminudin, Op, cit, h, 24 dari pihal istri yang berarti khulu‟ maupun talak biasa, Cuma jatuhnya talak dari Hakamain atas nama suami. 49 b. Talak Ba‟in Seorang pria dilarang menikah kembali atau merujuk istrinya yang telah ditalak ba‟in kubra, yaitu talak tiga, baik sekaligus maupun berturut-turut. Larangan ini tidak berlaku lagi apabila istri tersebut sudah dinikahi dengan sah dengan pria lain, dan telah mengadakan hubungan kelamin kemudian diceraikan dan telah habis masa idahnya. 50 Yang dimaksud talak tiga sekaligus ialah menjatuhkan talak tiga dengan satu kali ucapan. Ucapannya seorang suami kepada istrinya “ saya talak kamu dengan talak tiga ”. 51 Adapun talak tiga secara berturut-turut ialah : 1. Mula-mula ditalak dengan talak satu, kemudian dirujuk atau dinikahi lagi, kemudian ditalak yang kedua kalinya dengan talak satu, selanjutnya dinikahi atau rujuk lagi dan kemudian ditalak lagi. 2. Mula-mula ditalak dengan talak satu, kemudian dirujuk atau dinikahi lagi, kemudian ditalak untuk yang kedua kalinya lagi dengan talak satu. 3. Seperti angka dua diatas, hanya pertama-tama dijatuhkan talak satu kemudian yang untuk kedua kalinya dijatuhkan talak satu. 49 Ibid, h. 33 50 K. wantjik saleh, hukum perkawinan indonesia,Jakarta: Ghalia Indah, 1978, cet. 5, h. 37 51 Kementrian agama RI, PPPPN, Jakarta: 2003, h. 24 4. Mula-mula ditalak dengan talak satu,. Selama dalam masa iddah ditalak lagi dengan talak satu, dan selama masa iddah belum habis ditalak dengan talak satu, atau mula-mula ditalak dengan talak satu, kemudian dalam masa iddah ditalak dua, atau sebaliknya. 52 Menurut undang-undang No I tahun 1974 tentang perkawinan, macam-macam perkawinan terbagi dalam dua macam, yaitu cerai talak dan cerai gugat. Dari ketentuan- ketentuan tntang perceraian dalam Undang-undang No I tahun 1974 tentang perkwainan pasal 39-41 dan tata cara perceraian dan peraturan pelaksanaan yaitu PP No 9 Tahun 1075 pasal 14-36- jo. Kompilasi Hukum Islam pasal 114 jo. Undang-undang No 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama, dapat ditarik kesimpulan bahwa perceraian terbagi menjadi dua macam, yaitu cerai talak dan cerai gugat. 53 Menurut pasal 114 Kompilasi Hukum Islam, menyatakan bahwa putusnya perkawinan yang disahkan karena percerain dapat terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan perceraian. Undang-undang membedakan antara perceraian atas kehendak suami dan perceraian atas kehendak istri. Hal ini karena karakteristik hukum Islam dalam perceraian memang menhendaki demikian, sehingga proses perceraian atats kehendak suami berbeda dengan perceraianatas kehendak isteri istri. 54

1. Cerai Talak

52 Ibid, h. 25 53 K. wantjik saleh, hukum perkawinan indonesia,Jakarta: Ghalia Indah, 1978, cet. 5, h. 37 54 A. mukrito, praktek perkara perdata pada peradilan agama,Jakarta: Pustaka Pelajar, 2000, cet. 3, h. 206 Cerai talak adalah cerai yang dijatuhkan oleh suami terhadap isterinya, sehingga perkawinan menjadi putus, dalam bahasa fiqh cerai seperti ini disebu t “Talak”. 55 Cerai talak adalah cerai yang dijatuhkan oleh suami terhadap istrinya, sehingga perkawinan menjadi putus, ialah bahasa fiqih, cerai seperti ini disebut “talak” istilah cerai talak terdapat pada dalam PP No 9 Tahun 1975 Pasal 14 Yang Merupakan Penegasa Dari Pasal 39 UU perkawinan No I tahun 1974, cerai talak ini hanya khusus untuk yang beragama Islam seperti dirumuskan dalam 14 PP No 9 Tahun 1975 sebagai berikut: “ seorang suami yang telah melangsungkan perkawinan menurut agama islam yang akan menceraikan istrinya, mengajukan surat kepada Pengadilan ditempat tinggalnya yang berisi pemberitahuan kepada pengadilan diadakan sidang untuk keperluan itu. Dalam Kompilasai Hukum Islam pasal 117 disebutkan bahwa talak adalah ikrar suami dihadapan siding Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan, dengan cara sebagaimana dimaksud dalam pasal 129, 130, dan 131. 56 Tata cara cerai talak diantaranya sebagai berikut : a Seorang suami yang akan mengajukan permohonan, baik lisan, maupun tertulis, kepada Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat tinggal isteri, dan dengan alasannya, serta Seorang suami yang akan mengajukan talak kepada isterinya harus meminta agar diadakan sidang untuk keperluan itu. b keputusan tersebut dapat meminta upaya banding atau kasasi. c Pengadilan Agama yang bersangkutan mempelajari permohonan tersebut, kemudian dalam waktu yang selambat-lambatnya tiga puluh hari memanggil 55 Departemen agama RI, Tanya jawab kompilasi hukum islam, Jakarta : PT. RIENEKA CIPTA, 1992, cet, 1. H. 274. 56 K. Wanjtik saleh, op. cit. h. 38 pemohon dan isterinya untuk meminta penjelasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan maksud menjatuhkan talak. d Setelah Pengadilan Agama tidak berhasil menasehati kedua belah pihak, dan ternyata cukup alasan untuk menjatuhkan talak, serta yang bersangkutan tidak mungkin akan hidup rukun lagi dalam rumah tangganya, Pengadilan Agama dapat menjatuhkan putusan tentang izin bagi suami untuk mengikrarkan talak. e Setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap, suami mengikrarkan talaknya di depan sidang Pengadilan Agama yang dihadiri oleh isteri atau nkuasanya. f Apabila suami tidak mengucapkan ikrar talak dalam tempo 6 enam bulan terhitung sejak putusan Pengadilan Agama, tentang izin ikrar talak baginya yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, maka hak suami untuk mengikrarkan talak gugur, dan ikatan perkawinan tetap utuh. g Setelah sidang menyatakan ikrar talak, Pengadilan Agama membuat penetapan tentang terjadinya talak, dalam rangkap 4 empat yang merupakan bukti perceraian bagi bekas suami dan isteri, Helai pertama beserta surat ikrar talak dikirimkan kepada pegawai pencatat nikah yang mewilayahi tempat tinggal suami untuk diadakan pencatatan, Helai kedua dan ketiga masing-masing diberikan kepada suami, isteri, dan Helai keempat disimpan oleh Pengadilan Agama. h Gugatan cerai talak ini dapat di kabulkan atau ditolak oleh Pengadilan Agama. 57 57 Kompilasi Hukum Islam pasal 129, 130, 131 Permohonan cerai talak meskipun berbentuk permohonan tetapi pada hakikatnya adalah kontensius, karena didalamnya mengandung unsur sengketa, oleh sebab itu, harus di proses sebagai perkara kontensius untuk melindungi hak-hak isteridalam mencari upaya hukum dan keadilan. 58 Dari ketentuan diatas dalam hubungan dan pelaksanaannya, jelas bahwa pengajuan pemberitahuan keinginan cerai itu harus dilakukan denga cara tertulis surat ke Pengadilan Agama dengan maksud agar persoalan yang diadukan lebi jelas. Perlu juga ditegaskan disini, bahwa keinginann tersebut berasal dari pihak suami, dan yang diajukan itu bukanlah suatu “surat permohonan” tapi surat pemberitahuan” yang memberitahukan bahwa ia akan menceraikan istrinya dan untuk itu ia meminta kepada Pengadilan Agama agar mengadakan sidang untuk menyaksikan perceraian itu, agar perceraiannya itu mempunyai kekuatan hukum. Permohonan cerai talak meskipun berbentuk permohonan tetapi pada hakikatnya adalah kontesius, karena di dalamnya mengandung unsur sengketa, oleh sebab itu, harus diproses sebagai perkara kontesisus untuk melindungi hak-hak istri dalam mencari upaya hukum dan keadilan.

2. Cerai gugat

Cerai gugat adalah cerai yang didasarkan atas adanya gugatan yang diajukan oleh istri, agar perkawinan dengan suaminya menjadi putus. Definisi lainnya disebutkan bahwa, yang dimaksud dengan cerai gugat ini adalah perceraian yang disebabkan oleh adanya suatu gugatan lebih dahulu oleh pihak istri kepada pihak suami melalui 58 Ibid,h. 38 pengadilan dan dengan suatu putusan pengadilan. 59 Ciri-ciri dari cerai gugat adalah sebagai berikut. : a. Gugatan diajukan oleh isteri atau kuasanya kepada Pengadilan agama, yang daerah hukumnya mewilayahi tempat tinggal penggugat kecuali isteri meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin suami. Dalam hal tergugat bertempat kediaman di luar negeri, Ketua Pengadilan Agama memberitahukan gugatan tersebut melalui perwakilan Republik Indonesia setempat. 60 b. Gugatan perceraian karena alasan: 1. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 dua tahun berturutturut, tanpa izin pihak lain, dan tanpa alasan yang sah, atau karena hal lain di luar kemampuannya dapat diajukan setelah lampau 2 dua tahun terhitung sejak tergugat meninggalkan rumah, gugatan dapat diterima apabila tergugat mengatakan, atau menunjukkan sikap tidak mau lagi kembali kerumah kediaman bersama. 61 2. Antara suami-isteri terus-menerus terjadi perselisihan, dan pertengkaran, serta tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Gugatan baru dapat diterima apabila telah cukup jelas bagi Pengadilan Agama mengenai 59 K. wantji saleh, Op. Cit, h, 63 60 Mukrito, Op, Cit, h. 207 61 Ibid., h.207 sebab-sebab peselisihan, dan pertengkaran itu, serta telah mendengar pihak keluarga juga terhadap orang-orang yang dekat dengan suami-isteri tersebut. 62 3. Suami mendapat hukuman penjara 5 lima tahun, atau hukuman yang berat setelah perkawinan berlangsung, maka untuk mendapatkan putusan sebagai bukti penggugat, cukup menyampaikan salinan putusan Pengadilan yang memutuskan perkara, disertai keterangan yang menyatakan bahwa putusan itu telah mempunyai kekuatan hukum tetap. a. Selama berlangsungnya gugatan perceraian, atas permohonan penggugat atau tergugat berdasarkan pertimbangan bahaya yang mungkin di timbulkannya, Pengadilan Agama dapat mengizinkan suami isteri tersebut untuk tidak tinggal dalam satu rumah. b. Selama berlangsungnya gugatan perceraian, atas permohonan tergugat atau penggugat, Pengadilan Agama dapat: 4. Menentukan nafkah yang harus di tanggung oleh suami. 5. Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin terpeliharanya barang-barang yang menjadi hak bersama suami-isteri, atau barang-barang yang menjadi hak suami, atau barang-barang yang menjadi hak isteri. Gugatan perceraian gugur apabila suami, atau isteri meninggal sebelum adanya putusan Pengadilan Agama mengenai gugatan perceraian tersebut. 62 Ibid Dalam Kompilasi Hukum Islam, istilah cerai gugat dukenal dengan nama “khulu” dinyatakan dalam pasal I bahwa, khulu‟ adalah peceraian yang terjadi atas permintaan istri dengan memberikan tebusan atau iwadh kepada dan atas persetujuan suaminya. Gugatan cerai cerai gugat diatur dalam Undang-undang No I Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 40,jo. Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1975 tantang Catatan Perkawinan pasal 20-36,jo. Undang-Undang No 7 tahun 1989 tentang Pengadilan Agama pasal 73-88, yang sudah diamandemen Undang-undang No. 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama jo, KHI pasal 113-148.

E. Tata Cara Perceraian

Sebagaimana halnya dengan akad nikah, maka talak pun adalah semacam akad pula. Hanya saja bedanya ialah semacam perjanjian untuk menjadi suami istri, sedangkan talak ialah perjanjian melepas buhul akad nikah yang telah disepakati sebelumnya. Untuk mentalak istri atau melepas kepemilikan istrinya, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Suami langsung menjatuhkan talak kepada istrinya, dihadapan dua orang saksi laki-laki dan dengan syarat-syarat dan proses tertentu yang ditentukan syara. b. Dengan mewakilkan kepada orang lain, tentu saja dengan surat kuasa yang dapat dijadikan sebagai alat bukti jika terjadi perselisihan atau perceraian dikemudian hari. c. Dengan surat suami yang diantar seseorang yang diberi kuasa oleh pihak suami, tentu saja surat itu adalah surat yang dapat dijadikan bukti prosedurnya seperti nomor satu diatas. 63 Dalam Peraturan Pemerintahan tata cara perceraian yang kategorikan sebagai cerai talak diatur dalam pasal 14, yaitu sebagai berikut. 1 Seorang suami yang perkawinannya dilakuakan menurut agama Islam, yang akan menceraikan istrinya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia bermaksud mencreaikan istrinya disertai dengan alasan-alasan serta meminta kepada Pengadilan Agama agar diadakan sidang untuk keperluan itu. 2 Pengadilan yang bersangkutan mempelajari isi surat itu dalam waktu selambat- lambatnya 30 hari memanggil suami istri tersebut untuk diadakan pemeriksaan seperlunya. 3 Dalam setiap kesempatan sebelum terjadi talak, pengadilan harus selalu berusaha mendamaikan suami istri dan berusaha agar bermaksud mengadakan perceraian tersebut tidak lagi dilaksanakan. Dalam usaha mendamaikan tersebut Pengaadilan dapat meminta bantuan kepada orang yang dipandang perlu atau suatu badan penasehat, sepeperti BP4 Badan Penasehat Perkawinan dan Penyuluhan Perceraian atau badan lain untuk memberi nasehat kepada suami istri tersebut. 4 Bila pengadilan berpendapat bahwa cukup alasan sebagai dimaksud dalam Undang-Undang lihat penjelasan pasal 39 UU dan bahwa antara suami istri 63 Suara Muahamadiyah, Mei, No. 10. H. 31 tersebut tidak mungkin lagi dapat didamaikan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga, maka Pengadilan mengadakan sidang suami tersebut mengikrarkan talak kepada istrinya. Jadi ikrar tersebut diucapkan disidang pengadilan dihadapan istri atau wakilnya. 5 Apabila hal ini telah dilaksanakan maka pengadilan membuat surat keterangan tentang adanya talak tersebut . surat keterangan itu dibuatrangkap 5lima. Helai pertama disimpan di pengadilan, helai kedua dan ketiga dikirim masing-masing kepada PPN pegawai pencatat nikah tempat pernikahan dahulu untuk diadakan pencatatan perceraian, sedangkan helai keempat dan kelima diberikan kepada suami istri. F. Akibat Perceraian Sebagaimana telah dijelaskan dimuka bahwa suatu perkawinan bisa putus karena kematian salah satu pihak dari suami istri, atau karena perceraian suami istri. 64 Adapun akibat putusnya perkawinan karena perceraian adalah sebagai berikut : a. Mengenai hubungan Bekas suami dan Bekas Istri. 1 Pada perceraian yang memasuki tingkat tidak mungkin disambut kembali talak bain, persetubuhan tidak boleh lagi, tetapi mereka boleh kawin kembali asal saja belum melebihi dua pernyataan talak. 64 Diamil latif, Op, cit, hal. 81 2 Dalam hal talak tiga dijatuhkan, perkawinan kembali hanya dapat setelah memenuhi syarat-syaratyang berat, sedang perceraian kare na LI‟an, perkawinan kembali tidak mungkin untuk lagi dilakukan selamanya. 3 Suami atau istri yang meninggal dalam waktu iddah talak yang dapat dicabut kembali talak raj‟i, berhak mendapat warisan dari harta peninggalan yang meninggal. 4 Pada perceraian yang tidak dapat dicabut kembali talak bain tidak seorangpun dari suami atau istri berhak mendapat warisan dari harta peninggalan yang meninggal dunia dalam masa iddah tersebut. 65 b. Mengenai anak Kalau perceraian suami atau istri telah memasuki tingkat yang tidak mungkin dicabut kembali, maka yang menjadi persoalan adalah anak-anak dibawah umur, yakni anak yang belum berakal. Sekarang timbul pertanyaan siapakah diantara suami atau istri yang berhak memelihara danmengasuh anak tersebut, yang dalam istilah hukum islam disebut hak Hadhanah. c. Mengenai Harta Benda Tentang harta benda didalam Islam tidak dikenal percampuran harta kekayaan antara suami atau istri karena pernikahaan harta kekayaan istri tetap menjadi milik istri dan dikuasai penuh olehnya. Demikian pula harta kekayaan suami tetap menjadi milik suami dan dikuasai penuh olehnya. 65 Ibid, hal, 81 Karena itu pula menurut hukum islam perempuan yang telah bersuami tetap dianggap cakap bertindak dalam hukum, sehingga ia dapat melakukan segala perbuatan hukum dalam masyarakat. Hal ini berbeda dengan hukum barat perempuan yang bersuami tidak cakap bertindak hukum dan hanya dapat dilakukan perbuatan hukum secara sah, jika dibantu atau dikuasakan secara tertulis oleh suaminya. Akan tetapi karena menurut Islam, dengan perkawinan sang istri menjadi sang istri kongsi sekutu dengan seorang suami dalam melayani bahtera hidup. 66 Maka antara suami istri terjadilah syarikah abdan perkongsian tenagadan syarikah mufawadah perkongsian tidak terbatas. 67 Jika selama perkawinan diperoleh harta, maka harta ini adalah harta dyirkah, yaitu harta bersama yang menjadi milik bersama dari suami istri, karena itudalam Islam ada harta suami istri yang terpisah tidak campura dan harta kekayaan tidak terpisah. Dalam hal harta kekayaan yang bercampur yang merupakan harta kekayaan bersama dari suami istri selama perkawinan, menjadi milik bersama dari suami dan isteri untuk kepentingan bersama. Karena itu apabila ikatan perkawinan putus baik disebabkan meninggal atau perceraian, maka harta ini dibagi antara suami istri. Pada pasal 149 Kompilasi Hukum Islam tentang akibat-akibat perceraian tidak yaitu : a. Memberikan mut‟ah yang layak kepada bekas istri, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut qabla dukhul. 66 Hasby Asy-shydqi, pedoman rumah tangga, medan: Pustaka Maju, hal. 9 67 Ismuha, perceraian bersama suami isteri,Jakarta: Bulan Bintang, 1965, h. 38 dan 61 b. Memberikan nafkah, makan dan kiswah kepada istri selama dalam iddah, kecuali bekas istri telah dijatuhi talak ba‟in atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil. c. Melunasi mahar yan masih terhutang seluruhnya dan separuh apabila qobla dukhul d. Memberikan biaya hadhanah untuk anak-anaknya yang belum mencapai umur 21 tahun.

BAB III KONDISI OBJEKTIF MASYARAKAT KECAMATAN CIOMAS

A. Letak Geografis Dan Batas Wilayah

a. Lokasi Kecamatan Ciomas Secara Geografis Adalah Sebagai Berikut :  Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan pabuaran  Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten pandeglang  Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan padarincang  Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan baros