Foto 12. Seorang pemimpin upacara Bing Yi Guan Chaikong
. Foto 13. Keluarga yang melaksanakan upacara Bing Yi Guan.
3.3 Jalannya Upacara Bing Yi Guan
Upacara Bing Yi Guan memiliki empat tahapan dalam pelaksanaannya. Pada intinya keempat tahapan ini merupakan proses pembacaan doa. Namun
untuk masing-masing tahapan terdapat perbedaan doa yang di tujukan.
Universitas Sumatera Utara
Tahapan pertama, doa yang dipanjatkan kepada dewa-dewa. Doa yang ditujukan kepada dewa berisi puji-pujian dan ungkapan permisi untuk
mengadakan upacara. Disamping itu, upacara ini juga bertujuan untuk mengundang dewa-dewa turun ke bumi sekaligus merestui pelaksanaannya.
Dalam pelaksanaan upacara ini, seorang Chaikong berdiri didepan altar dewa-dewa. Doa-doa yang dipanjatkan sekali-sekali berupa nyanyian, terkadang
seperti membaca syair. Dari awal bagian pertama ini ensambel musik Chui Ko sudah dimainkan. Begitu juga dengan tahapan-tahapan selanjutnya.
Seorang Chaikong biasanya turut juga bermain musik. Alat musik yang dimainkannya adalah tang ling lonceng kecil, boak dua bilah kayu dan lak
buak dua buah simbal keci. Pola permainan yang dimainkan seperti membawa tempo. Pada bagian pertama ini Chaikong berdoa untuk mengundang dewa-dewa
agar berkenan hadir menyaksikan jalannya upacara sekaligus memainkan tang ling.
Setelah usai tahap yang pertama maka seluruh pendukung upacara beristirahat. Lama waktu istirahat bisa mencapai 15-20 menit. Biasanya kaum
wanita mengambil kesibukan untuk melipat uang roh. Sedangkan kaum laki-laki menghabiskan masa istirahat dengan berkumpul dengan sanak saudara yang lain.
Biasanya pada masa istirahat kaum pelayat disuguhi dengan makanan ringan dan air minuman mineral. Yang paling umum disajikan adalah kacang
tanah dan kue-kue kering. Panganan dan minuman biasanya sudah tersedia diatas meja, dan bagi setiap orang yang hadir tidak perlu sungkan untuk memakan atau
meminumnya.
Universitas Sumatera Utara
Foto 14. Suasana istirahat dalam upacara Bing Yi Guan.
Foto 15. Uang Roh yang telah dilipat Setelah masa istirahat selesai, maka upacara dilanjutkan dengan tahapan
kedua yaitu pembacaan doa untuk memanggil roh orang yang meninggal. Pemanggilan roh orang yang meninggal ini dilaksanakan diluar ruangan.
Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa arwah orang baru meninggal biasanya masih bergentayangan di alam manusia. Sehingga butuh
bimbinganpembimbing untuk menghantarkannya ke alam roh. Salah satu tujuan
Universitas Sumatera Utara
dari pelaksanaan upacara ini adalah mengantarkan roh tersebut ke alam semestinya.
Pada bagian kedua dari upacara Bing Yi Guan ini adalah mengundang roh untuk datang ke lokasi upacara. Sehingga roh tersebut dapat bertemu dengan
dewa-dewa yang telah di undang sebelummnya dalam upacara bagian pertama, yang kemudian nantinya dewa-dewa inilah yang akan membawanya ke alam roh.
Upacara tahapan kedua ini diawali dengan pembacaan doa di luar ruangan. Chaikong membawa tungwan yang bertuliskan nama orang yang meninggal
menghadap kepada lilin penerang jalan roh.
Foto 16. Tahapan pemanggilan roh. Dengan adanya lilin penerang jalan roh, dan tungkwan bertuliskan nama maka roh
dapat dengan mudah datang ke lokasi upacara dan bertemu dengan dewa-dewa. Pada saat pembacaan doa diluar ruangan, diiringi dengan ensambel Chui
Ko. Seorang Chaikong juga turut menjadi salah seorang pemusik dengan memainkan lak buak.
Universitas Sumatera Utara
Setelah pemanggilan roh selesai maka upacara dilanjutkan didalam ruangan. Pada bagian ini roh dianggap telah turut serta di dalam upacara, sehingga
pembacaan doa dilanjutkan dihadapan altar roh.
Foto 17. Upacara tahap kedua.
Selain membacakan doa, Chaikong juga menyebutkan satu persatu nama-nama anggota keluarga yang hadir dalam upacara tersebut. Tujuannya untuk
menunjukkan bakti dari keluarga untuk terakhir kalinya. Pada bagian ini ensambel musik Chui Ko juga dimainkan.
Setelah usai tahapan kedua ini maka upacara dihentikan sejenak untuk beristirahat. Lama waktu istirahat juga hampir sama dengan tahapan pertama.
Kegiatan yang dilakukan juga hampir sama dengan tahapan sebelumnya. Kaum wanita biasanya melanjutkan untuk melipat uang roh.
Setelah waktu istirahat selesai maka acara dilanjutkan dengan tahapan ketiga. Pada tahapan ketiga upacara ditujukan kepada dewa-dewa. Doa yang
ditujukan kepada dewa semacam doa untuk pengampunan atas roh orang yang
Universitas Sumatera Utara
sedang disemayamkan. Inti dari doa yang dibacakan oleh Chaikong adalah memohon kepada dewa-dewa agar sudi kiranya memperingan dosa-dosa berat dan
menghapuskan dosa-dosa ringan. Kemudian memohon kepada para dewa agar nantinya roh orang yang
disemayamkan dibimbing untuk mencapai tempat yang selayaknya. Pada bagian ini ensambel musik Chui Ko juga dimainkan. Chaikong juga memainkan alat
musik yaitu tang ling lonceng kecil
Foto 18. Pembacaan doa dengan iringan ensambel musik Chui Ko.
Setiap tahapan usai maka diselingi dengan istirahat, maka setelah usai bagian ketiga maka segenap pelaksana upacara beristirahat sejenak. Kegiatan
yang dilakukan hampir sama dengan istirahat-istirahat sebelumnya. Bagian keempat merupakan tahapan terakhir atau penutup dari upacara
yang sedang dilaksanakan. Pada bagian penutup ini Chaikong mengucapkan terimakasih kepada para dewa-dewa, sekaligus semacam perlambangan untuk
mengantarkan dewa untuk kembali pulang. Sekaligus Chaikong juga memohon
Universitas Sumatera Utara
agar sudi kiranya para dewa-dewa untuk membawa serta roharwah yang disemayamkan ke nirwana.
3.5 Penyajian Ensambel Chui Ko