Kegiatan upacara ini dibagi dalam empat tahapan upacara. Tahap pertama biasanya memakan waktu sekitar 40 menit. Setelah itu istirahat sekitar 15-20
menit, dilanjutkan dengan tahapan kedua, kemudian istirahat kembali. Demikian selanjutnya sampai ke empat tahapan selesai. Biasanya pelaksanaan upacara ini
akan berakhir pada pukul 11 malam.
3.2.3 Benda-benda Upacara
Ada beberapa benda yang dipakai dalam pelaksanaan upacara Bing Yi Guan. Yaitu, dupa, dua buah altar altar biru untuk roh yang disemayamkan
sedangkan altar merah untuk para dewa-dewa. Sedangkan untuk lilin ada dua yaitu lilin merah dan putih, lilin putih terletak di altar roh yang disemayamkan dan
lilin merah untuk altar dewa-dewa, sesajian biasanya buah-buahan ranting bambu berkait kertas tungwan, uang arwah gin chua = uang emas, gim chua =
uang perak, dua buah lampion, gokok lima bahan pokok yang terdiri dari beras, kacang hitam, kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai, lentong gapura lilin
penerang jalan roh dan buku tongsu semacam buku primbon untuk melihat hari baik.
Universitas Sumatera Utara
Foto 1. Altar untuk roh pada upacara Bing Yi Guan.
Foto 2. Altar untuk dewa-dewa pada upacara Bing Yi Guan.
Universitas Sumatera Utara
Dupa merupakan salah benda yang paling umum dalam upacara-upacara keagamaan umat Tionghoa. Dupa yang terdapat dalam upacara Bing Yi Guan
terdiri dari dua buah yang terletak di altar roh dan altar dewa-dewa.
Foto 3. Dupa untuk altar roh dan altar dewa.
Sesajian yang juga terdapat di altar dewa dan altar roh. Untuk altar dewa sesajian hanya terdiri dari buah-buahan, sedangkan untuk altar roh sesajian terdiri
dari buah-buahan dan makanan nasi, mie dan teh
Foto 4. Sajian buat roh dan buat dewa-dewa
Universitas Sumatera Utara
Pada masing-masing altar terdapat dua buah lilin. Untuk altar roh lilin yang dipakai adalah lilin berwarna putih. Untuk altar dewa-dewa lilin yang
dipakai adalah lilin berwarna merah.
Foto 5. Lilin dewa dan lilin roh Tungwan juga salah satu benda yang dipakai dalam upacara Bing Yi Guan.
Tungwan adalah sebuah ranting bambu yang dikaitkan dengan kertas bertuliskan nama orang yang sudah meninggal. Tungwan ini dipercaya berguna sebagai media
untuk memanggil roh orang yang sudah meninggal
Foto 6. Tungwan
Dalam upacara ini digunakan juga uang. Uang yang dipakai adalah uang arwah. Dalam kepercayaan mereka, arwah membutuhkan uang di alam
kematiannya. Uang yang dipakai ada dua jenis, yaitu gin chua uang emas dan gim chua uang perak. Uang ini nantinya akan dibakar bersama-sama dengan
orang yang disemayamkan.
Universitas Sumatera Utara
Foto 7. Sebelah kiri uang perak gim chua, sebelah kanan uang emas gin chua Dalam upacara dipakai juga dua buah lampion. Lampion ini terletak di
sebelah pada kedua sisi bagian atas altar roh. Lampion ini memiliki makna yang unik. Apabila lampion yang menyala terletak di sebelah kiri, maka merupakan
pertanda bahwa yang meninggal adalah laki-laki. Begitu juga sebaliknya. Apabila kedua lampion menyala, maka kemungkinannya ada dua, yaitu yang meninggal
masih muda atau pasangannya sudah mendahului suami atau istrinya sudah lebih dahulu meninggal dunia. Pada tubuh lampion bertuliskan nama dan tanggal lahir
orang yang meninggal.
Foto 8. Lampion
Universitas Sumatera Utara
Gokok merupakan lima bahan pokok yang dianggap sebagai bekal roh dialam selanjutnya. Gokok adalah lima bahan pokok untuk roh yang terdiri dari,
beras, kacang hitam, kacang hijau, kacang merah dan kacang kedelai. Semua bahan pokok ini di bungkus dengan kain berwarna merah dan diletakkan diatas
peti orang yang meninggal.
Foto 9. Gokok Lentong atau gapura merupakan pintu masuk ke wilayah altar untuk roh.
Pada lentong tertulis tentang kata-kata pujian terhadap orang yang meninggal, berikut biodata singkat dalam bentuk syair. Lentong terbuat dari kain dan kertas.
Foto 10. Lentong.
Universitas Sumatera Utara
Lilin penerang jalan merupakan benda yang turut dipakai dalam upacara Bing Yi Guan. Lilin ini terletak di pintu masuk lokasi upacara. Keberadaan lilin ini
diyakini untuk menerangi jalan arwah untuk mendatangi lokasi upacara.
Foto 11. Lilin penerang jalan
Buku tongsu adalah buku panduan untuk seorang Chaikong untuk melihat hari baik untuk penguburan atau pembakaran mayat yang disemayamkan.
3.2.4 Orang-orang dan Pemimpin Upacara.