Paradigma dan Ideologi PKS

Mphil; Drs. Muhammad Budi Setiawan; P. Edy Kuncoro, SE. Ak; Ir. Syamsu Hilal; Umar Salim Basalamah, SIP; Dr. Zulkieflimansyah. 3. Elemen para alumnus perguruan tinggi luar negeri, khusunya Timur Tengah. Diantaranya adalah : Abdullah Baharmus, MA; Ahmadi Sukarno, Lc., MAg; Dr. Ahzami Samiun Jazuli, MA; Ali Akhmadi, MA; Bukhori Yusuf , MA; H. Abdul Jabbar Madjid MA; H.M. Nasir Zein, MA; Harjani Hefni, Lc; M. Iskan Qolba Lubis, MA; Mohammad Idris Abdus Somad, MA, DR; Muhammad Aniq S, Lc; Muslim Abdullah, MA; Musyafa Ahmad Rahim, Lc; Nizamuddin Hasan, Lc; Zufar Bawazier, Lc 4. Para dai lulusan pesantren. Diantara mereka adalah : H.M Ridwan; Kaliman Iman Sasmitha; M. Martri Agoeng; Muttaqin; Mahfudz Abdurrahman; Rusdi Muchtar; Zaenal Arifin.

C. Paradigma dan Ideologi PKS

Sebagai partai politik, PKS memiliki tujuan yang hampir sama dengan partai lain, yakni mewujudkan demokratisasi, memperjuangkan kejayaan negara, membela kepentingan rakyat, menegakkan keadilan, meningkatkan kesejahteraan, memperbaiki birokrasi dan yang penting mewujudkan agenda-agenda reformasi. Akan tetapi, berbeda dengan partai lain, PKS adalah partai dakwah, dengan demikian memiliki agenda-agenda Islami yang berbeda dengan agenda partai lain, lebih-lebih partai yang berideologi kebangsaan. 38 Sebagaimana tercantum dalam visi dan misi Partai Keadilan Sejahtera 14 , disebutkan bahwa visi umum PKS adalah “Sebagai partai dakwah penegak keadilan dan kesejahteraan dalam bingkai persatuan ummat dan bangsa”. Lebih jauh visi ini akan mengarahkan Partai Keadilan Sejahtera sebagai : 1. Partai dakwah yang memperjuangkan Islam sebagai solusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 2. Kekuatan transformatif dari nilai dan ajaran Islam di dalam proses pembangunan kembali umat dan bangsa di berbagai bidang. 3. Kekuatan yang mempelopori dan menggalang kerjasama dengan berbagai kekuatan yang secita-cita dalam menegakkan nilai dan sistem Islam yang rahmatan lil ‘alamin. 4. Akselerator bagi perwujudan masyarakat madani di Indonesia. Sementara itu misi Partai Keadilan Sejahtera adalah : 1. Menyebarluaskan dawah Islam dan mencetak kader-kadernya sebagai anashir taghyir. 2. Mengembangkan institusi-institusi kemasyarakatan yang Islami di berbagai bidang sebagai markaz taghyir dan pusat solusi. 3. Membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung bagi penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat. 14 Untuk visi dan misi PKS Lihat http:www.pk-sejahtera.orgv2index.php?op=isiid=110, artikel diakses tanggal 20 Maret 2010. 39 4. Membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan, pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarganegaraannya. 5. Menegakkan amar maruf nahi munkar terhadap kekuasaan secara konsisten dan terus-menerus dalam bingkai hukum dan etika Islam. 6. Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahmi, kerjasama dan ishlah dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah dan wihdatul-ummah, dan dengan berbagai komponen bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam merealisir agenda reformasi. 7. Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak kezaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang tertindas. Dengan berdasar pada visi-misi tersebut dapat kita simpulkan bahwa : PKS adalah murni partai dakwah yang berjuang melalui parlemen untuk menegakkan nilai-nilai Islam yang berdasar pada al-Qur’an dan Sunnah. Meskipun, dalam berbagai dokumen resmi yang dikeluarkan oleh partai menyatakan bahwa PKS berasaskan pancasila, namun secara praktis-implementatif baik di tingkat eksekutif maupun legislatif, PKS selalu mengedepankan nilai-nilai Islam dalam konteks bernegara. Kemudian, dengan mendasarkan pada visi-misi, tujuan utama berdirinya PKS adalah menegakkan nilai dan sistem Islam sebagai rahmatan lil ‘alamiin. Poin ini akan menjadi kontrakdiktif jika kita melihat realitas bahwa PKS hidup dan dibesarkan dalam sistem demokrasi. Kontradiksi ini hanya dapat dipahami apabila kita mengaitkan PKS sebagai bagian tidak terpisahkan dari demorasi. Karena pada 40 akhirnya PKS harus menegakkan nilai-nilai demorasi yang mengharuskan adanya keterbukaan, pluralisme dan inklusivisme. Bertolak belakang dengan hal ini, PKS harus pula menegakkan nilai-nilai Islam yang seringkali bersifat ekskluif dibanding inklusif. Berkaitan dengan politik luar negeri PKS – sebagaimana tercantum dalam visi-misi – dikatakan bahwa “ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak kedhaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang tertindas”. Secara praktis misi ini merupakan perwujudan dari solidaritas sesama muslim atau lebih jauh lagi dapat dikatakan bahwa ini adalah merupakan perwujudan dari “pan islamisme”, persatuan Islam yang dahulu pernah digagas oleh Jamaluddin al-Afghani pada abad ke-19. Dapat dikatakan bahwa PKS adalah satu-satunya partai yang secara tegas menyatakan perhatian mereka terhadap politik luar negeri, meski hanya spesifik kepada Negara Islam. Ini dibuktikan oleh PKS dengan pembelaan mereka terhadap situasi konflik Israel-Palestina, dalam bebrapa pernyataan resmi mereka mendesak pemerintah Indonesia untuk secara aktif terlibat dalam konflik ini, tekanan ini juga di tujukan kepada PBB melalui parlemen untuk berdiri di tengah dalam konflik ini. Disamping itu, mereka juga kerap kali melakukan demonstrasi dengan mengerahkan ratusan ribu kader mereka untuk turun kejalan menyuarakan aspirasi, tujuannya agar suara umat Islam Indonesia dapat terdengar oleh dunia Internasional terkait dengan konflik antara Israel-Palestina yang kian tak berujung. Demi menjabarkan visi dan misi tersebut maka disusunlah strategi, sebagai mana dicantumkan dalam buku Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan 41 Sejahtera yang diterbitkan oleh Majelis Pertimbangan Pusat Partai Keadilan Sejahtera 2007 bahwa Strategi PKS sebagai partai dakwah khuthuth ‘aridhah dalam transformasi berbangsa, adalah gerakan kultural strategi mobilisasi horizontaltabi’ah al-afaqiyah dan gerakan struktural strategi mobilitas vertikaltabi’ah al-amudiyah. Mobilitas vertikal adalah penyebaran kader dakwah ke berbagai lembaga yang menjadi mashadirul qarar pusat-pusat kebijakan, agar mereka dapat menterjemahkan konsep dan nilai-nilai Islam ke dalam kebijakan- kebijakan publik. Sedangkan mobilisasi horizontal adalah penyebaran kader dakwah ke berbagai kalangan dan lapisan masyarakat untuk menyiapkan masyarakat agar mereka menerima manhaj Islam serta produk kebijakan yang Islami. 15 Paradigma Partai Dakwah yang melekat pada PKS ini kemudian memberikan pengaruh terhadap sikap mereka di parlemen. Menurut M. Imdadun Rahmat, masuknya kader PKS dalam jajaran legislatif di pusat maupun di daerah memunculkan suatu warna baru. Para anggota legislatif yang merupakan santri jebolan pengajian tarbiyah ini menyuarakan gerakan moral di DPR. Mereka mempraktikkan gaya hidup shaleh dengan ketaatan beribadah, kesantunan akhlak serta menjauhi kemaksiatan yang melekat dengan dunia glamour kepartaian. Salah satu bentuk gerakan moral ini adalah gebrakan politik parlementer melawan korupsi 16 . 15 Majelis Pertimbangan Pusat partai Kedilan Sejahtera. Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera. Jakarta: MPP Partai Keadilan Sejahtera, 2007, h. 17 16 M. Imdadun Rahmat. Ideologi Politik PKS; Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen., h. 46 42 Pada sisi lainnya, PKS adalah partai kader. Sebagaimana keyakinan PKS 17 bahwa jawaban untuk melahirkan Indonesia yang lebih baik di masa depan adalah dengan mempersiapkan kader-kader yang berkualitas baik secara moral, intelektual, dan profesional. Sebagai partai kader PKS memiliki sistem kaderisasi kepartaian yang sistematis dan metodik. Kaderisasi ini memiliki fungsi rekrutmen calon anggota dan fungsi pembinaan untuk seluruh anggota, kader dan fungsionaris partai. Fungsi- fungsi ini dijalankan secara terbuka melalui infrastruktur kelembagaan partai yang tersebar dari tingkat pusat sampai tingkat ranting. Fungsionalisasi berjalan sepanjang waktu selaras dengan tujuan dan sasaran umum partai, khususnya dalam bidang penyiapan sumber daya manusia partai 18 . Dalam konteks pengkaderan, PKS mempunyai dasar pemikiran bahwa untuk mendapatkan kader yang tangguh maka diperlukan suatu pembinaan yang secara khusus dengan cara bertahap. Adapun pentahapan tersebut yakni dengan membangun kekuatan pribadi yang baik dapat melahirkan keluarga yang baik. Keluarga yang baik dapat pula melahirkan masyarakat yang baik. Keluarga dan masyarakat yang baik akan menciptakan lingkungan yang baik juga. Mengingat pembangunan sebuah negara memerlukan pribadi dan masyarakat yang shaleh, yang layak memikul amanah yang dibebankan kepadanya, maka pembangunan pribadi juga sesuatu yang niscaya. Sebab, setiap individu bertanggung jawab karena ia adalah alat masyarakat 17 http:www.pk-sejahtera.orgv2index.php?op=isiid=110, artikel diakses tanggal 20 Maret 2010. 18 Aay Muhammad Furkon. Partai Keadilan sejahtera; Ideologi dan Praksis Politik Kaum Muda Muslim Indonesia Kontemporer, h. 204 43 dan negara yang terpenting dalam melaksanakan tugas sosial dan politik demi kepentingan dan tujuan bersama 19 . tetapi menurut Aay Muhamad Furqon 20 , PKS bukan murni partai kader melainkan kombinasi antara partai kader dan partai massa. Asumsi dari pernyataan ini menurut Furqon, diakui pula oleh Sekjen PKS, bahwa Partai Keadilan Sejahtera adalah gabungan antara apa yang kita sebut dengan Nukhbawiyah Jamahiriyyah, jadi gerakan elit dan massa. Pijakan yang melandasi Nukhbawiyah Jamahiriyyah adalah proses kebangkitan umat Islam kembali memerlukan kualifikasi kepemimpinan kolektif dalam umat itu. Kelompok kecil inilah yang mempunyai fungsi sebagai tulang punggung yang memikul sebagian besar beban-beban umat itu. Dalam pengertian yang disebut Rasulullah SAW. Annasu kal ibili miah, manusia itu seperti seratus ekor unta latakaadu minhum rihlah, hampir-hampir kamu tidak menemukan seekor pun diantaranya yang dapat memikul beban berat. Jadi masyarakat juga seperti itu, yang memimpin mereka itu sedikit, karena itu kalau suatu partai politik tidak menyiapkan kader-kader yang akan memimpin negeri dimana partai itu berpartisipasi, maka kelak partai itu akan jadi bencana bagi negerinya. Menurut M. Imdadun Rahmat 21 , paradigma PKS sebagai partai dakwah terpengaruh oleh gerakan Ikwanul Muslimin, yang didirikan oleh Syaikh Hasan Al- Bana di Mesir pada bulan April 1928. Organisasi ini menyeru untuk kembali kepada 19 Aay Muhammad Furkon. Partai Keadilan sejahtera;, h. 208 20 Aay Muhammad Furkon. Partai Keadilan sejahtera;, h. 204 21 M. Imdadun Rahmat. Ideologi Politik PKS;, h. 98 44 Islam sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah, mengajak untuk menerapkan syari’at Islam dalam realitas kehidupan, mengembalikan kejayaan Islam dan berdiri menentang arus sekularisasi di kawasan Arab dan dunia Islam. Dalam anggaran dasar Ikhwanul Muslimin disebutkan bahwa tujuan organisasi ini adalah melakukan dakwah Islam yang benar, menyatukan umat Islam, menjaga kekayaan negara untuk mensejahterakan rakyat, meningkatkan keadilan sosial dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Tujuan Ikhwanul Muslimin yang lain adalah membebaskan seluruh negeri Arab dan Islam dari kekuasaan asing, mendorong Liga Arab dan Pan Islamisme Khilafah Islamiyyah, membentuk negara yang melaksanakan semua hukum dan ajaran Islam seutuhnya dan mendukung kerjasama internasional untuk melindungi hak dan kebebasan serta berpartisipasi dalam menciptakan perdamaian dan mengembangkan peradaban kemanusiaan yang baru. Sedangkan gerakan yang dilakukan Ikhwanul Muslimin meliputi gerakan dakwah melalui media massa, mempersiapkan delegasi dan utusan ke dalam dan luar negeri, mendidik anggota sesuai dengan sistem dan prinsip Ikhwanul Muslimin metode UsrohTarbiyah, mengupayakan terwujudnya aturan-aturan publik yang lebih Islami, mendirikan lembaga-lembaga sosial, ekonomi, keagamaan, kesehatan, pendidikan dan lembaga-lembaga amar ma’ruf nahi munkar 22 . PKS merupakan partai yang menjadikan Ikhwanul Muslimin sebagai acuan utama dalam gerakan politiknya. Partai ini banyak mengadopsi pemikiran Ikhwnaul 22 M. Imdadun Rahmat. Ideologi Politik PKS; Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, h. 100 45 Muslimin, baik dalam ideologi politik, manhaj dakwah, maupun pemahaman keislamannya. Oleh karena itu banyak kader PKS yang menyebut partainya sebagai “anak ideologis” Ikhwnaul Muslimin. Para aktivis PKS dengan penuh kesadaran menyebut diri mereka sebagai kader Ikhwanul Muslimin. Di kalangan kader Tarbiyah, PKS diakui sebagai IM-nya Indonesia. Bahkan PKS ditengarai pernah merencakan menjadikan Indoesia sebagai sentrum perjuangan Ikhwanul Muslimin Internasional 23 . Itulah sebabnya PKS memiliki hubungan yang dekat dengan berbagai kelompok di Timur tengah, baik ormas maupun partai politik yang menjadikan Ikhwanul Muslimin sebagai acuan ideologinya. Kedekatan yang paling menonjol adalah dengan faksi Hamas Palestina. Hamas adalah partai politik dan sekaligus faksi mujahidin kemerdekaan Palestina yang berideologi Ikhwanul Muslimin 24 . Dukungan nyata PKS terhadap Hamas adalah sumbangan dana “one man one dollar” sejumlah enam miliar rupiah. Pengumpulan donasi bagi Hamas ini terus berlanjut dan menjadi kegiatan rutin kader-kader PKS. Dukungan lain adalah sikap-sikap PKS yang tegas terhadap Amerika Serikat dan Israel serta komunikasi intensif antara para anggota parlemen hamas dengan anggota legislatif PKS. Dalam konflk internasional antara Hamas dengan Fatah, PKS terlihat mendukung Hamas 25 . 23 M. Imdadun Rahmat. Ideologi Politik PKS;, h. 97 24 Berbeda dengan Hamas yang ekstrim dan radikal dan seringkali menggunakan cara kekerasan dalam setiap gerakannya. PKS meskipun sama-sama berideologi Ikhwanul Muslimin meninggalkan cara-cara kekerasan dan menjadi demokrasi sebagai alat perjuangan untuk mencapai tujuannya. 25 M. Imdadun Rahmat. Ideologi Politik PKS;, h. 98 46 47 Produk-produk tertulis resmi Ikhwanul Muslimin, baik Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, produ-produk Munas Ikhwanul Muslimin, maupun risalah- risalah Syaikh hasan al-Banna serta pemikiran para tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin yang lain banyak dpelajari oleh kader PKS, dan sangat berpengaruh pada pembentukan pandangan-pandangan politik maupun keagamaan mereka. Banyak unsur-unsur dasar pemikiran Ikhwanul Muslimin yang diadopsi menjadi bangunan pemikiran yang membentuk jati diri PKS. Ini tidak mengherankan karena pengaruh Ikhwanul Muslimin terhadap kader PKS terjadi sejak awal terbinanya gerakan dakwah kampus era 1970-an sebagai embrio PKS. Disamping itu, bentuk-bentuk keorganisasian Ikhwanul Muslimin juga mengilhami bentuk-bentuk organisasi yang dipakai PKS. Pemikiran Ikhwanul Muslimin juga sangat mempengaruhi keputusan-keputusan resmi partai ini, disamping itu juga sangat mewarnai materi model, serta pola-pola pendidikan dan pengkaderan di PKS. Hasilnya, pemikiran-pemikiran Ikhwanul Muslimin menjadi acuan utama, baik secara resmi oleh partai maupun para kadernya.

BAB IV PERUBAHAN DAN IMPLIKASI PLATFORM