37
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah sara ibadah untuk agama Kristen lebih banyak di bandingkan dengan sarana ibadah untuk agama
Muslim. Hal ini dikarenakan Kristen masih dapat dikelompokkan lagi menjadi dua agama yaitu agama Kristen Khatolik yang memiliki 2 rumah ibadah dan
agama Kriten Protestan yang memiliki 5 rumah ibadah. Untuk Kristen Protestan gedung gereja lebih banyak dibandingkan
dengan Kristen Khatolik, karena agama Kristen Protestan terbagi lagi menjadi beberapa aliran, seperti aliran gereja suku GKPS dan Gereja Sekte seperti:
Imanuel, GBI, GKII dan Pentakosta yang masing-masing memiliki gedung ibadah.
2.4.4. Sarana Transportasi
Kelurahan Saribudolok mempunyai letak yang strategis, terletak di antara Pematang Siantar, Kabupaten Karo dan juga Sidikalang. Hal ini
pastinya akan membuat wilayah Saribudolok sebagai jalur lintas untuk Sidikalang, Kabupaten Karo dan juga Pematang Siantar. Oleh sebab itu, untuk
sarana angkutan umum menuju daerah lain, sarana angkutan yang ada sudah lebih dari cukup. Sedangkan sarana angkutan untuk masyarakat setempat atau
antar nagori yang dimanfaatkan adalah kendaraan becak motor dan angkot. Khusus untuk kendaraan becak motor di Saribudolok sekarang ini sudah
cukup menjamur dan lebih efisien bagi masyarakat setempat. Adanya kendaraan becak motor yang setiap saat tersedia dan yang
paling penting adalah bagi penduduk yang kampungnya jauh, seperti ke
38
pelosok tidak perlu khawatir lagi karena tukang becak kendaraan becak motor siap untuk memberikan pelayanan setiap saat. Selain itu becak motor ini tidak
hanya melayani penduduk untuk bepergian ke tempat-tempat umum dan pelosok saja, becak motor ini juga melayani para penduduk khususnya petani
untuk pergi ke ladang-ladang mereka, bahkan bersedia juga untuk mengangkut hasil panen dari ladang.
39
BAB III ORANG SIMALUNGUN
3.1. Sejarah Simalungun
Simalungun adalah salah satu suku bangsa asli yang mendiami Sumatera Utara, tepatnya di timur Danau TobaKab. Sialungun. Orang Karo
menyebut mereka dengan sebutan Timur, karena letak mereka yang disebelah timur Taneh Karo. Di dalam cakap bahasa Karo, “Simelungen” sendiri
bermakna “si sepi, si sunyi, yang dimana terdiri dari dua suku kata, yakni “si = si, yang; dan me-lungun = sepi, sunyi”, jadi simalungen mengandung artian:
“wilayah daerah yang sepi”. Hal ini dikarenakan dulunya daerah Simalungun ini masyarakatnya
hidup berjauhantidak berkumpul sehingga tampak sepi. Sedangkan, orang Batak menyebutnya dengan “Si Balungu”, ini berkaitan dengan legenda hantu
yang menimbulkan wabah penyakit di wilayah itu.
Dalam tradisi asal-usulnya, suku bangsa Simalungun diyakini berasal dari wilayah di India Selatan dan India Timur yang masuk ke nusantara sekitar
abad ke-5 Masehi serta menetap di timur Danau Toba Kab. Simalungun sekarang, dan melahirkan marga Damanik yang merupakan marga asli
Simalunguncikal bakal Simalungun Tua.