Kondisi untuk word of mouth komunikasi dari mulut ke mulut

Word of mouth komunikasi dari mulut ke mulut sekarang ini menjadi sangat efektif karena perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat, para konsumen dengan mudah membicarakan suatu produk, selain ketika bertatap muka, word of mouth juga dapat terjadi melaui media internet melalui jejaring sosial dan juga media handphone yang memungkinkan terjadinya word of mouth. Yang akhirnya teknologi makin mempercepat sampainya bahasa lisan. Oleh karena itu, Mark Hughes, 2007: 31 bahasa lisan tidak hanya sepuluh kali lebih efektif dibanding iklan cetak atau TV, bahasa lisan juga lebih penting pada saat ini dibanding kapanpun di masa lalu karena empat alasan, yaitu: 1. Persaingan iklan meningkat ke level tak terbendung. 2. Biaya operasional media tradisional semakin meningkat, bercampur dengan masalah persaingan yang ada. 3. Kita sudah dibohongi berkali- kali oleh iklan, sepertinya satu- satunya pesan yang kita percaya saat ini berasal dari orang biasa seperti saya dan anda. 4. Teknologi makin mempercepat sampainya bahasa lisan

a. Kondisi untuk word of mouth komunikasi dari mulut ke mulut

Balter and Bultman dalam Hoskins mengatakan ”everybody talks about products and services, and they talk about them all the time. Word of mouth is not about identifying a small subgroup of highly influential or well connected people to talk up a product or service. It’s not about mavens or bees or celebrities or people with specialist knowledge. It’s about everybody.” Yang berarti setiap orang berbicara mengenai produk dan jasa, merek membicarakannya setiap saat. Universitas Sumatera Utara Word of mouth bukan merupakan identifikasi penyebaran yang tingi akan subgroup yang kecil atau orang yang berpengaruh untuk berbicara mengenai produk atau jasa. Hal ini tidak mengenai mavens atau saingan atau selebriti dengan pengetahuan yang spesial. Hal ini mengenai semua orang. Suatu produk yang diluncurkan ke pasar, pada dasarnya haruslah memiliki nilai yang mampu membuat produk itu menjadi bahan pemberitaan perbincangan. Dimana sebenarnya pemasar mampu menghasilkan dampak besar dalam waktu yang lebih singkat dan dengan lebih sedikit uang dibandingkan sebelumnya. Tentu saja konsumen ikut serta dalam proses penyampaian cerita. Tidak ada satupun pemasar dapat melakukan sesuatu tanpa partisipasi aktif dari orang itu. Ada tiga situasi pembelian lainnya dimana konsumen seringkali dimotivasi untuk mencari masukan dari orang lain: a. Bila produk sangat jelas bagi orang lain b. Bila produk sangat kompleks c. Bila produk tidak dapat dengan mudah diuji terhadap suatu kriteria objektif. Komunikasi dari mulut ke mulut juga memenuhi kebutuhan tertentu dari pengirim informasi. Kemampuan untuk memberi informasi dan menggoncang orang lain dalam keputusan mereka membuat orang merasa berkuasa dan prestise yang tinggi. Mempengaruhi orang lain juga membantu pemberi pengaruh menghapus keraguan mengenai pembeliannya sendiri. Selain itu, dengan memberi informasi kepada orang lain, seorang pengirim dapat meningkatkan Universitas Sumatera Utara keterlibatannya dengan kelompok dan meningkatkan interkasi sosial serta keterpaduan kelompok.

b. Menghidari untuk Negative Word of Mouth Komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat negatif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Service Quality(Kualitas Pelayanan) Terhadap Word Of Mouth (Komunikasi Mulut Ke Mulut) Di Sektor Pelayanan Kesehatan

1 93 96

Pengaruh Perceived Quality, Brand Association, dan Brand Loyalty Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

1 38 124

Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian di Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan

1 52 112

Analisis Pengaruh Pemasaran dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth Marketing) dan Persepsi Kualitas (Perceived Quality) terhadap Keputusan Pembelian Produk Oriflame pada Mahasiswa S-1 Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

11 126 132

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 9 123

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 2

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 7

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 23

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 3

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 21