Uji Multikolinearitas Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.

b. Uji Glesjer

Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel- variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya. Dimana residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi; dan absolut adalah nilai mutlaknya. Tabel 4.4 Uji Glesjer Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2.606 1.019 2.558 .013 WOMM -.081 .066 -.167 -1.221 .226 PerceivedQuality -.012 .064 -.026 -.192 .848 Sumber: Hasil penelitian 2010 data diolah peneliti Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5, jadi hasil uji Glesjer sesuai dengan metode grafik bahwa pada model regresi tidak terjadi heterokedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka terdapat Universitas Sumatera Utara masalah multikolinearitas. Model yang baik seharusnya tidak ada korelasi antara variabel bebas. Untuk melihat gejala multikolinearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factor VIF. Jika VIF lebih besar dari 5, maka terjadi multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Tabel 4.5 Uji Nilai Tolerance dan VIF Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 6.289 1.653 3.805 .000 WOMM .330 .107 .350 3.069 .003 .737 1.356 PerceivedQ uality .283 .104 .309 2.714 .008 .737 1.356 Sumber: Hasil penelitian 2010 data diolah peneliti Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa: a. Nilai VIF dari word of mouth marketing X1 dan perceived quality X2 lebih kecil atau di bawah 5 VIF 5, ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antarvariabel independen dalam model regresi. b. Nilai Tolerance X1 dan X2 lebih besar dari 0,1, ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antarvariabel independen dalam model regresi. Uji Multikolinearitas juga dapat dilihat dengan menganalisis matrik korelasi antarvariabel independen, seperti terlihat pada Tabel 4.6. jika antarvariabel independen ada korelasi yang tinggi umumnya diatas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Berdasarkan Tabel 4.6 tidak Universitas Sumatera Utara dijumpai koefisien yang tinggi yang melebihi 0.9. Dengan demikian tidak terdapat multikolinearitas pada model regresi. Tabel 4.6 Korelasi Antarvariabel Independen Coefficient Correlations a Model PerceivedQuality WOMM 1 Correlations PerceivedQuality 1.000 -.512 WOMM -.512 1.000 Covariances PerceivedQuality .011 -.006 WOMM -.006 .012 Sumber: Hasil penelitian 2010 data diolah peneliti

C. Analisis Data 1. Analisis Deskriptif74

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar- daftar pertanyaan kuesioner. Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 12 butir pertanyaan, yakni empat butir pertanyaan untuk variabel word of mouth marketing X1, empat butir pertanyaan untuk variabel perceived quality X2, dan empat butir pertanyaan untuk variabel keputusan pembelian konsumen Y pada pasta gigi Pepsodent. Kuesioner disebarkan kepada mahasiswai Politeknik Negeri Medan sebagai responden berisikan pertanyaan- pertanyaan mengenai pengaruh word of mouth marketing X1 dan perceived quality X2 sehingga terjadi keputusan pembelian konsumen Y pada pasta gigi Pepsodent. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Service Quality(Kualitas Pelayanan) Terhadap Word Of Mouth (Komunikasi Mulut Ke Mulut) Di Sektor Pelayanan Kesehatan

1 93 96

Pengaruh Perceived Quality, Brand Association, dan Brand Loyalty Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

1 38 124

Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian di Pasar Tradisional Pajak USU Jamin Ginting Medan

1 52 112

Analisis Pengaruh Pemasaran dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth Marketing) dan Persepsi Kualitas (Perceived Quality) terhadap Keputusan Pembelian Produk Oriflame pada Mahasiswa S-1 Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

11 126 132

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 9 123

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 2

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 7

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 23

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 3

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 21