Hipotesis yang diajukan: H
;µ = 0 : Pemasaran mulut ke mulut dan Persepsi kualitas tidak terdapat
pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. H
1
;µ : Pemasaran mulut ke mulut dan Persepsi kualitas
terdapat pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
Kriteria pengambilan keputusan: H
diterima bila F
hitung
F
tabel
pada = 5 H1 diterima bila F
hitung
F
tabel
pada = 5 2. Uji Parsial Uji-t
Uji signifikansi secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap
variabel terikat dengan hipotesis sebagai berikut: H
:b
i
= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh faktor word of mouth dan perceived quality terhadap keputusan pembelian konsumen.
H
1
: b
i
0, artinya secara parsial terdapat pengaruh faktor word of mouth dan perceived quality terhadap keputusan pembelian konsumen.
Kriteria pengambilan keputusan: H
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada
= 5
H ditolak jika t
hitung
t
tabel
pada
= 5
c. Uji Asumsi Klasik
Untuk memastikan apakah model regresi linier berganda layak digunakan atau tidak, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.
Beberapa persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Uji Normalitas Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat normal tidaknya
distribusi data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal, dimana data cenderung lurus mengikuti garis
diagonal berdistibusi normal sehingga layak untuk digunakan. 2. Uji Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lainnya. jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homokedastisitas dan jika varians berbeda
disebut heterokedastisitas. 3. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka terdapat
masalah multikolinearitas. Model yang baik seharusnya tidak ada korelasi antara variabel bebas. Untuk melihat gejala multikolinearitas adalah dengan
menggunakan Variance Inflation Factor VIF. Jika VIF lebih besar dari 5, maka terjadi multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu telah dilakukan Wibowo et al 2004 berjudul “Analisa Pengaruh Word of Mouth dan Perceived Value Product Terhadap
Keputusan Pembelian Tata Rias Oriflame di UK. Petra”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa word of mouth dan perceived value product berpengaruh
terhadap keputusan pelanggan dalam membeli produk tata rias Oriflame. Dimana variabel independen word of mouth dan perceived value product terhadap
pembentukan ekuitas merek sebesar 53,1 , sedangkan sisanya 46,9 dijelaskan oleh faktor- faktor lain. Yang mana word of mouth memiliki hubungan yang lebih
kuat daripada perceived value product.
B. Promosi dan Komunikasi 1. Pengertian Promosi dan Komunikasi
Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku
pembeli yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Maka. Berdasarkan pengertian
tersebut maka promosi merupakan aktivitas komunikasi yang berasal dari informasi yang tepat.
Promosi memiliki ciri yaitu Laksana, 2008 : 134-135: 1.
Promosi sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi produk 2.
Sebagai alat untuk menghimbau pembeli
Universitas Sumatera Utara