Konsep Penerapan Jaminan pada Akad Mudhârabah dan Musyârakah

Ketentuan Umum Fatwa DSN yang memuat tentang lelangpenjualan marhun yakni Fatwa DSN No: 25DSN-MUI2002 yaitu: 1. Apabila telah jatuh tempo, murtahin Pegadaian Syariah harus memperingatkan rahin nasabah untuk segera melunasi hutangnya. 2. Apabila rahin tetap tidak dapat melunasi hutangnya, maka marhun dijual paksa dieksekusi melalui lelang sesuai syariah. 3. Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi hutang, biaya pemeliharaan dan penyimpanan jasa simpan-pen yang belum dibayar serta biaya penjualan bea lelang pembeli, bea lelang penjual dan dana sosial- pen . 4. Kelebuhan hasil penjualan menjadi milik rahin dan kekurangannya menjadi kewajiban rahin.

BAB IV PERBANDINGAN KONSEP DAN IMPLEMENTASI JAMINAN

PADA AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT

A. Profil Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit

1. Sejarah dan Tujuan Pendirian BSM merupakan anak perusahaan dari Bank Mandiri. Pertama didirikan pada tanggal 1 November 1999. Pemegang saham BSM Cabang Warung Buncit adalah 99,999999 milik PT Bank Mandiri Tbk. dan 0,000001 milik PT Mandiri Sekuritas. Bank Mandiri merupakan Bank komersial terbesar di Indonesia. BSM Cabang Warung Buncit memiliki Dewan Pengawas Syariah yang diketuai oleh Prof. KH. Ali Yafie, komisaris independen Ahmad Marzuki, direktur utama Yuslam Fauzi. Adanya Bank Syariah Mandiri untuk menawarkan sistem perbankan secara prinsip syariah, yang tidak memakai sistem riba. 1 Bank Syariah Mandiri berkembang pesat selama lebih kurang 11 tahun, hal ini dibuktikan dengan aset tahun 2011 sebesar 32,59 Triliun. BSM memiliki Cabang pembantu di Cilitan, Kemang, Ciracas, dan Kantor Layanan Kas Syariah di Plaza Mandiri dan Departemen Pertanian. 1 Wawancara Pribadi dengan Ridwan. Jakarta, 14 Maret 2011. Tujuan didirikan BSM Cabang Warung Buncit yaitu untuk mempromosikan akad syariah dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip syariah kedalam perbankan dan bisnis lainnnya. 2 2. Visi dan Misi Visi BSM Cabang Warung Buncit adalah menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha. Adapun moto BSM lebih adil dan menentramkan. Adapun misi BSM adalah : - Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan - Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayan pada segmen UMKM - Merekrut dan mengembangkan pegawai yang profesional pada lingkungan kerja yang sehat - Mengembangkan nilai-nilai syariah universal - Menyelenggarakan operasional perbankan sesuai standar perbankan yang sehat 3. Prinsip Operasional BSM BSM Cabang Warung Buncit melakukan kegiatan operasionalnya mengacu kepada prinsip syariah yang terkandung dalam al- qur‟an dan hadis Rasulullah SAW. 2 Wawancara Pribadi dengan Ridwan. Jakarta, 14 Maret 2011. a. Mudhârabah adalah akad kerja sama antara dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. b. Musyârakah syirkahsyarikahserikatkongsi adalah bentuk umum dari usaha bagi hasil dimana dua orang atau lebih menyumbangkan pembiayaan dan manajemen usaha, dengan proporsi bisa sama atau tidak. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan antara para mitra, dan kerugian akan dibagikan menurut proporsi modal. c. Murâbaha adalah transaksi jual beli barang antara bank dan nasabah. 3 merupakan akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Penjual harus memberi tahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Jual beli ini dapat dilakukan untuk pembelian secara pesanan. d. Salam adalah akad jual beli barang pesanan yang pembelian barangnya diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan di muka secara penuh. e. Istishna adalah akad jual beli barang antara pemesan dengan penerima pesanan. Spesifikasi dan harga pesanan disepakati di awal akad dengan pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan. 3 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007, h. 126.