Profil Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit

a. Mudhârabah adalah akad kerja sama antara dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. b. Musyârakah syirkahsyarikahserikatkongsi adalah bentuk umum dari usaha bagi hasil dimana dua orang atau lebih menyumbangkan pembiayaan dan manajemen usaha, dengan proporsi bisa sama atau tidak. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan antara para mitra, dan kerugian akan dibagikan menurut proporsi modal. c. Murâbaha adalah transaksi jual beli barang antara bank dan nasabah. 3 merupakan akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Penjual harus memberi tahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Jual beli ini dapat dilakukan untuk pembelian secara pesanan. d. Salam adalah akad jual beli barang pesanan yang pembelian barangnya diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan di muka secara penuh. e. Istishna adalah akad jual beli barang antara pemesan dengan penerima pesanan. Spesifikasi dan harga pesanan disepakati di awal akad dengan pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan. 3 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007, h. 126. f. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Ijarah serupa dengan kegiatan leasing dalam system keuangan tradisional. 4 4. Produk dan Jasa Produk dan jasa di BSM Cabang Warung Buncit yaitu penghimpunan dana, pembiayaan dan pelayanan jasa. 5 a. Giro wadiah adalah simpanan pihak ketiga pada bank syariah perorangan atau badan hukum, dalam mata uang rupiah atau valuta asing dengan prinsip syariah, penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek, bilyet giro atau pemindah-bukuan lainnya. b. Tabungan mudhârabah adalah jenis simpanan pada bank syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Tabungan ini merupakan simpanan yang berprinsip mudhârabah bagi hasil yang dapat dipergunakan oleh bank dengan imbalan bagi hasil bagi si penyimpan dana. 4 Ibid., h. 70 5 Wawancara Pribadi dengan Ridwan. Jakarta, 14 Maret 2011. c. Deposito mudhârabah merupakan suatu kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama selaku pemilik dana shâhibul mâl menyediakan dana, dan pihak kedua selaku pengelola dana mudhârib bertanggung jawab atas pengelolaan dana. Untuk itu pihak bank akan memberitahukan kepada pihak deposan mengenai nisbah dan tata cara pemberian keuntungan dan perhitungan pembagian keuntungan serta risiko yang dapat timbul dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka hal tersebut dicantumkan dalam akad. Periode penyimpanan dana ditentukan berdasarkan periode bulanan. Bank dapat memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan deposito kepada pemilik dana. Deposito mudhârabah hanya dapat ditarik sesuai dengan jangka waktu yang disepakati dimuka. Prinsip Jasa Fee Based Services adalah suatu prinsip penetapan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha lain bank syariah yang lazim dilakukan terdiri dari: a. Kafalah: akad pemberian jaminan yang diberikan suatu pihak kepada pihak lain sebagai pemberi jaminan yang bertanggung jawab atas pembayaran kembali suatu utang yang menjadi hak penerima jaminan. b. Hiwalah: akad pemindahan piutang nasabah muhil kepada bank muhal’alaih dari nasabah lain muhal. Muhil meminta muhal’alaih untuk membayarkan terlebih dahulu piutang yang timbul dari jual beli. Pada saat piutang tersebut jatuh tempo, muhal akan membayar kepada muhal’alaih. Muhal akan memperoleh imbalan sebagai jasa pemindahan piutang. c. Wakalah: akad pemberian kuasa dari dari pemberi kuasa muwakhil kepada penerima kuasa wakil untuk melaksankan tugas taukil atas nama pemberi kuasa. d. Rahn: akad penyerahan barang harta marhun dari nasabah rahin kepada bank murtahin sebagai jaminan sebagian atau seluruh utang.

B. Perbedaan Akad Mudhârabah dan Musyârakah

Mudhârabah dan musyârakah atau yang sering dikenal dengan istilah profit and loss sharing PLS adalah dua model perkongsian yang direkomendasikan dalam Islam karena bebas dari sistem riba. Mudhârabah biasanya diterapkan pada produk- produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana mudhârabah diterapkan pada: a. tabungan berjangka, tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, deposito biasa; b. deposito spesial special investment, dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya mudharabah saja atau ijarah saja. Adapun pada sisi pembiayaan, mudhârabah diterapkan untuk : a. pembiayaan modal kerja, seperti pembiayaan modal kerja perdagangan dan jasa; b. investasi khusus, disebut juga dengan mudhârabah muqayyadah, dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahib al-mal bank. 6 Pada prinsipnya musyârakah tidak jauh berbeda dengan mudhârabah karena keduanya merupakan sistem perkongsian kemitraan antara dua belah pihak atau lebih untuk mengelola suatu usaha tertentu dengan pembagian keuntungan sesuai porsi nisbah yang disepakati bersama pada awal perjanjian akad. Mudhârabah dan musyârakah memiliki perbedaan pada beberapa hal, yaitu: 1. dalam aqad mudhârabah, shâhibul mâl menyediakan seluruh dana yang dibutuhkan mudhârib, sedang dalam musyârakah kedua belah pihak ikut andil dalam pemodalan equity participation. 2. dalam manajemen mudhârabah, shâhibul mâl tidak diperkenankan melakukan intervensi dalam bentuk apapun selain hak pengawasan untuk mengantisipasi terjadinya penyelewengan, sedang dalam musyârakah masing-masing pihak dapat turut dalam manajemen. 7 6 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktek, h. 97. 7 Ibid., h. 97 3. mudhârabah bagi hasil porsi nisbah ditentukan pada awal akad yang diberikan setelah proyek atau usaha yang dijalankan mudhârib selesai dijalankan, sedang dalam musyârakah porsi nisbah bagi hasil yang diperoleh sangat ditentukan oleh besar kecilnya modal yang dikeluarkan dan frekuensi keikutsertaan dalam proses manajemen. 4. mudhârabah kerugian ditanggung oleh shâhibul mâl selama kerugian tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian dari pihak mudharib, sedang dalam musyârakah kedua pihak sama-sama menanggung kerugian tersebut.

C. Aplikasi Pembiayaan Mudhârabah dan Musyârakah di Bank Syariah Mandiri

Cabang Warung Buncit Adapun aplikasi pembiayaan mudhârabah dan musyârakah di BSM Cabang Warung Buncit adalah sebagai berikut: Ketika nasabah mengajukan pembiayaan mudhârabah atau musyârakah pada BSM Cabang Warung Buncit maka pihak bank akan menanyakan tentang kepemilikan rekening di bank tersebut. Apabila nasabah belum mempunyai rekening maka nasabah diharuskan membuka rekening tabungan. Nasabah diharuskan mengisi formulir pembukaan rekening dan melampirkan photo copy Kartu Tanda Penduduk dan setoran awal sebesar 80 ribu. 8 8 Wawancara Pribadi dengan Ridwan. Jakarta, 14 Maret 2011.