G. Sistematika Penulisan
Pengolahan data menjelaskan bagaimana suatu data dianalisis atau diolah, dan teknik memberikan gambaran terperinci, penulisan ini disusun bab demi bab yang
menunjukan bagaimana perbandingan konsep dan pelaksanaan jaminan pada akad pembiayaan mudhârabah dan musyârakah di Bank Syariah Mandiri Cabang Warung
Buncit. Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori dan konsep, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab ke dua berisi pandangan ulama tentang kedudukan jaminan pada akad mudhârabah dan musyârakah, yang mencakup teori yang digunakan dalam penelitian.
Teori yang digunakan yaitu pengertian pembiayaan mudhârabah dan musyârakah, landasan hukum pembiayaan mudhârabah dan musyârakah, jenis-jenis pembiayaan
mudhârabah dan musyârakah, rukun dan syarat pembiayaan mudhârabah dan musyârakah, pandangan ulama tentang kedudukan jaminan pada akad mudhârabah
dan musyârakah.
Bab ke tiga merupakan konsep penerapan jaminan pada akad mudhârabah dan
musyârakah. Bab ini berisi karakteristik pembiayaan akad mudhârabah dan musyârakah, konsep penerapan jaminan dalam akad mudhârabah dan musyârakah
menurut hukum positif, konsep penerapan jaminan dalam akad mudhârabah dan musyârakah menurut hukum islam.
Bab ke empat tentang perbandingan konsep dan implementasi jaminan pada akad pembiayaan mudharabah dan musyarakah di Bank Syariah Cabang Warung
Buncit.. Mengangkat pembahasan dari perbedaan, persamaan jaminan pada akad pembiayaan mudhârabah dan musyârakah, juga analisis perbandingan konsep dan
implementasi jaminan pada akad pembiayaan mudhârabah dan musyârakah di Bank
Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit. Bab ke lima adalah bagian penutup yang berisi kesimpulan hasil analisis dan
saran-saran yang bermanfaat.
BAB II PANDANGAN ULAMA TENTANG KEDUDUKAN JAMINAN PADA AKAD
MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH A.
Pengertian Pembiayaan Mudhârabah dan Musyârakah
Secara teknis, mudhârabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama shâhibul mâl menyediakan seluruh 100 modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudhârabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si
pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
1
Dalam mengaplikasikan mudhârabah, penyimpanan atau deposan bertindak sebagai shâhibul mâl pemilik modal dan bank sebagai mudhârib pengelola. Dana
tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan mudhârabah. Dalam pembiayaan mudhârabah, hasil usahanya akan dibagi berdasarkan nisbah yang
disepakati.
2 1
Ahmad Al-Syarbasi, Al- Mu’jam Al-Iqtishad Al-islam, Beirut: Daar Al-„Alamil Kutub, 1987 dalam
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah; Dari Teori ke Praktek, Jakarta: 2001, cet. ke-1, h.95. Lihat juga Nrjjatullah Siddiqi, Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil Dalam Hukum Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Prima
Yasa, 1996, h. 15-18.
2
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Bandung: Al- Ma‟arif, 1987, h. 73.