2. Bank yang akan bertindak sebagai penerbit wajib memperoleh izin sebagai
Penerbit dari Bank Indonesia
3. Lembaga Selain Bank yang akan bertindak sebagai Penerbit wajib
memperoleh izin dari Bank Indonesia jika: a.
Dana float yang dikelola telah mencapai nilai tertentu; atau b.
Dana float direncanakan akan mencapai nilai tertentu
4. Lembaga Selain Bank akan menyediakan fasilitas transfer dana melalui
uang elektronik yang diterbitkan. Untuk itu, Lembaga Selain Bank tersebut wajib memenuhi persyaratan sebagai penerbit uang elektronik
yang memiliki fasilitas transfer dana.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara untuk
memperoleh izin sebagai penerbit, termasuk ketentuan mengenai nilai Dana Float diatur di dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
4. Pengertian Pedagang
Merchant
Pedagang atau merchant adalah orang perorangan, badan usaha atau badan hukum yang menjalankan usaha di bidang penjualan barang danatau jasa yang
dapat menerima pembayaran dengan menggunakan Kartu Kredit atau Kartu Debit.
60
Secara umum, pedagang dapat diartikan sebagai orang yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri untuk
memperoleh suatu keuntungan. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta
60
http:www.bnicardcenter.co.idAplikasi-MerchantJoint- MerchantKetentuanUmum.aspx, diakses pada tanggal 25 Desember 2014. Pukul 19.10 WIB.
mengartikan bahwa pedagang yaitu orang yang berjualan. Dari pengertian yang diberikan oleh W.J.S. Poerwadarminta dapat dilihat bahwa setiap orang yang
melakukan penjualan barang-barang pokok kebutuhan sehari-hari baik
kebutuhan-kebutuhan primer atau pun sekunder dapat disebut sebagai pedagang.
Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia,
baik sendiri
maupun bersama-sama
melalui perjanjian
penyelenggaraan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
61
Menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1948 tentang Pemberantasan Penimbunan Barang Penting, Pedagang adalah orang atau badan yang membeli,
menerima atau menyimpan barang penting dengan maksud untuk dijual, diserahkan, atau dikirim kepada orang atau badan lain , baik yang masih
berwujud barang penting asli, maupun yang sudah dijadikan barang lain . Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 16 8 PBI2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 1112PBI2009 tentang Uang Elektronik Electronic Money, maka yang dimaksud dengan Pedagang
merchant adalah penjual barang danatau jasa yang menerima transaksi pembayaran dari Pemegang. Dalam hal ini pemegang adalah pihak yang
menggunakan uang elektronik. Menurut Keputusan Menteri No. 23MPMKep1998 tentang lembaga-
lembaga usaha perdagangan dalam Pasal 1 butir 2, pedagang adalah perorangan
61
Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
atau badan usaha yang melakukan kegiatan perniagaanperdagangan secara terus-menerus dengan tujuan memperoleh laba. Pengertian pedagang ini dapat
dikaitkan juga dengan orang yang menjalankan perusahaan bedrijf, sehingga menjadi pengertian yang lebih luas.
62
Menurut H.M.N. Purwosutjipto, pedagang adalah mereka yang melakukan perbuatan perniagaan Daden van kool Dhandel sebagai pekerjaannya sehari-
hari.
63
Sebelum berlakunya S.1938-276 pada 17 juli 1938, definisi yang berkaitan dengan pedagang dapat ditemui di dalam Bab I Buku Kesatu Pasal 2
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Dalam Pasal 3 menyebutkan definisi mengenai perbuatan perniagaan. Perbuatan perniagaan pada umumnya adalah
perbuatan pembelian barang-barang untuk dijual lagi. Disini perlu dicatat
bahwa:
a. Yang dimaksud dengan “perbuatan perniagaan” dalam pasal ini hanya
“perbuatan pembelian” saja, sedang perbuatan “penjualan” tidak termasuk di dalamnya, karena penjualan merupakan tujuan dari perbuatan pembelian
itu. Mengingat
barang yang
dibeli untuk
dijual lagi.
b. Pengertian “barang” dalam pasal ini berarti “barang bergerak”, tidak
termasuk barang tetap.
62
H. Abdul Muis, Hukum Persekutuan dan Perseroan, Fakultas Hukum USU, Medan, 2006, hlm.131
63
H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jilid 1 Pengetahuan Dasar Hukum Dagang, Djambatan, Jakarta, 1999 , hlm.10
5. Klasifikasi Pedagang