BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG ELECTRONIC DATA CAPTURE
A. Pengertian dan Dasar Hukum Electronic Data Capture EDC
Electronic Data Capture EDC merupakan media yang memproses atau mengirimkan kode otorisasi secara electronic system dari bank penerbit. Mesin
akseptasi transaksi kartu kredit dan debit yang ditempatkan di merchant dan diterbitkan oleh bank ataupun lembaga bukan bank. Penggunaan EDC ini sangat
bermanfaat, baik dari sisi konsumen maupun merchant. Dari sisi konsumen, mereka diberi kemudahan bertransaksi tanpa harus membawa uangcashless, serta
terhindar dari uang palsu. Sementara dari sisi merchant, transaksi tercatat secara otomatis, pembukuan lebih rapi, serta tidak perlu menyediakan uang kembalian.
Mesin EDC menggunakan sistem komputerisasi yang dirancang untuk mengumpulkan data dalam format elektronik untuk digunakan manusia.
Keberadaan EDC perlahan mulai menggantikan sistem pembayaran berbasis pada penggunaan kertas dan mempercepat proses transaksi yang dilakukan antara
merchant dengan pelanggannya.
18
Meskipun kehadiran alat pembayaran ini masih relatif baru namun uang elektronik cukup mendapat tempat di masyarakat Selama kurang lebih satu
setengah tahun sejak pertama terbit pada April 2007, jumlah uang elektronik telah mencapai 430 ribu. Berbeda pada awal penerbitannya, uang elektronik saat ini
tidak hanya diterbitkan dalam bentuk chip yang tertanam pada kartu atau media
18
http:en.wikipedia.orgwikiElectronic_data_capture diakses tanggal 24012015 jam 19:20 wib
50
lainnya chip based, namun juga telah diterbitkan dalam media lain yaitu suatu media yang saat digunakan untuk bertransaksi akan terkoneksi terlebih dulu
dengan server penerbit server based. Begitu pula dari sisi penggunaannya, hampir dari seluruh uang elektronik yang diterbitkan tidak lagi bersifat single
purpose namun sudah multi purpose sehingga dapat diterima di banyak merchant
yang berbeda.
Layanan jaringan Electronic Data Capture EDC, memungkinkan masyarakat untuk melakukan transaksi pembelanjaan atau konsumsi di counter
merchant secara elektronik menggunakan kartu debit atau kartu kredit maupun kartu tunai voucher elektronik.
Sebagai suatu sistem pembayaran nontunai, hal ini ada diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 168PBI2014 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 1112PBI2009 Tentang Uang Elektronik Electronic Money. Di dalam Pasal 1 angka 15 PBI Nomor 1682014
memberikan pengertian tentang layanan keuangan digital, yang selanjutnya disingkat LKD adalah kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan keuangan
yang dilakukan melalui kerjasama dengan pihak ketiga serta menggunakan sarana dan perangkat teknologi berbasis mobile maupun berbasis web dalam rangka
keuangan inklusif. Pihak ketiga yang dimaksud disini adalah agen LKD yang bekerjasama dengan Penerbit dan bertindak untuk dan atas nama Penerbit dalam
memberikan LKD.
65
Pengaturan LKD menjadi bagian dari PBI Uang Elektronik dalam rangka membuka poin layanan keuangan khususnya bagi unbanked dan
65
Lihat Pasal 1 angka 16 Peraturan Bank Indonesia Nomor 168PBI2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 1112PBI2009 Tentang Uang Elektronik
Electronic Money.
underbanked, yang sesuai dan relatif aman diperlukan terobosan non konvensional. Terobosan dilakukan melalui Layanan Keuangan Digital LKD
yang pengaturannya dimasukkan dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai Uang Elektronik yang diterbitkan pada saat ini.
PBI ini bertujuan untuk memberikan panduan yang jelas penerbit uang elektronik yang bermaksud menyelenggarakan layanan jasa keuangan digital,
termasuk pihak ketiga yang berminat untuk membantu penerbit melayani masyarakat. Di samping itu, ketentuan ini sekaligus juga memberikan kepastian
bagi masyarakat untuk dapat juga menikmati akses jasa layanan keuangan secara aman.
66
B. Peran Bank Sentral dalam Sistem Pembayaran nontunai Electronic