Latar Belakang Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama Electronic Data Capture Antara Bank Dengan Pedagang (Merchant) Menurut Kuh Perdata Dan Pbi Nomor 16/8/Pbi/2014 (Studi Pada Pt. Bank Negara Indonesia, Tbk Medan)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman telah menuntut berbagai jenis bidang usaha untuk memudahkan para pelanggannya customer melakukan transaksi perbankan dalam rangka mendukung efisiensi dan kepraktisan dalam berbagai kegiatan yang dilakukan bidang usaha tersebut. Hal ini diikuti juga dengan tersedianya bermacam-macam produk perbankan yang ditawarkan perusahaan perbankan untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan masyarakat di era yang semakin modern ini. Melihat hal-hal tersebut, beberapa lembaga perbankan maupun lembaga bukan bank mulai menawarkan jasa penyediaan mesin penangkap data elektronik atau selanjutnya disebut Electronic Data Capture EDC yang merupakan sebuah sistem pembayaran nontunai berbentuk uang elektronik e-money. Dalam perkembangan teknologi informasi, layanan produk-produk bank tidak lagi menggunakan layanan konvensional saja, tetapi layanan itu kini dapat dilakukan menggunakan fasilitas teknologi informasi. Layanan-layanan penarikan dana, baik penarikan karena fasilitas kredit maupun fasilitas lain dari bank seperti pemanfaatan Electronic Data Capture EDC dapat menggunakan teknologi dengan sarana kartu, termasuk pembelian-pembelian yang dilakukan oleh nasabah. Dilihat dari sejarah transfer uang, maka sejak manusia mulai mengenal uang, telah terbentuk beberapa cara pengiriman uang. Mulai dari cara yang 1 sederhana, yakni dengan membawa sendiri atau menyuruh orang lain membawa uang pemindahan fisik atau visual, sampai dengan sistem pemindahan uang non fisik atau nontunai yang canggih-canggih saat ini. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah pula memberikan kontribusi secara langsung terhadap perkembangan metode-metode transfer ini. Dalam sejarah hukum secara universal, hukum yang berkenaan dengan uang, termasuk kiriman uang ini memegang peranan kunci dalam hukum bisnis. 1 Dengan semakin majunya teknologi informasi, transaksi pembayaran non tunai terlihat pada ketersediaan jasa pembayaran nontunai baik yang dilakukan bank maupun lembaga selain bank, yang mau tidak mau dituntut untuk mengikuti dan menggunakan teknologi ini sebagai bagian dari sistem pelayanannya yang dikenal dengan transaksi perbankan elektronik electronic banking. Perkembangan teknologi akan mengubah secara radikal sistem transaksi perbankan, yang pada akhirnya mengubah budaya perbankan. 2 Transaksi-transaksi konvensional melalui paper, cepat atau lambat harus ditinggalkan. Oleh karena itu, pada akhirnya transaksi perbankan akan sangat tergantung pada perkembangan teknologi. Tegasnya, transaksi perbankan elektronik electronic banking merupakan tumpuan harapan dari seluruh transaksi perbankan di masa mendatang. 3 Jenis alat pembayaran elektronik ini ada berbagai macam seperti kartu kredit, kartu debet dan yang baru-baru ini berkembang adalah e-money yang 1 Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern Buku Kedua, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm. 87 2 Try Widiyono, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia, PT. Ghalia Indonesia, Bogor, 2006, hlm. 195 3 Ibid., hlm. 195 biasanya dalam bentuk kartu penyimpan dana stored value card. Di Indonesia alat pembayaran seperti ini telah diatur dalam sebuah Peraturan Bank Indonesia PBI nomor 142PBI2012 tentang Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu APMK dan PBI nomor 168PBI2014 tentang Uang Elektronik E-Money. Dalam penggunaan sistem elektronik ada dua hal mendasar yang perlu diperhatikan. Pertama, teknologi merupakan hasil temuan manusia yang tentunya akan mempunyai kelemahan-kelemahan dalam sistem teknisnya. Kedua, teknologi selain memiliki kelemahan dalam sistem teknisnya juga mempunyai ketidakpastian dalam segi jaminan kepastian hukum. 4 Pada perkembangannya, transaksi perbankan akan menggunakan sistem teknologi informasi sehingga hal tersebut akan mengakibatkan menurunnya transaksi-transaksi melalui konter bank. Kegiatan-kegiatan yang dulu dilakukan oleh cabang bank, kini cukup diwakili oleh mesin penangkap data elektronik, yang selanjutnya disebut Electronic Data Capture EDC atau sarana perintah lain, misalnya call banking, SMS banking, internet banking, dan lain sebagainya. Jadi, orang tidak perlu lagi datang dan antri pada konter bank, kecuali pada saat tertentu. Dalam penggunaan kartu untuk pembayaran, ada beberapa pihak yang berperan dalam transaksi. Nasabah sebagai pemegang kartu cardholder, pedagang merchant sebagai pihak yang dapat menerima pembayaran purchase dengan kartu kredit, kartu debit dan kartu prepaid serta juga memiliki hubungan 4 Editorial Jurnal Hukum Bisnis, E-commerce Meningkatkan Efisiensi. Jurnal Hukum Bisnis. Vol. 18. Maret 2002. hlm. 4 dengan sebuah bank, yaitu bank yang mengadakan kerjasama dengan pedagang acquirer, dapat memproses transaksi uang elektronik dan bertanggung jawab atas penyelesaian pembayaran kepada pedagang. Pada acquirer inilah merchant memiliki akun yang akan „menampung‟ uang dari pemegang kartu cardholder. Selanjutnya, kartu yang digunakan nasabah untuk bertransaksi dengan uang elektronik biasanya diterbitkan oleh bank penerbit, atau disebut sebagai issuer atau issuing bank. Salah satu dari beberapa sistem pembayaran nontunai yang belum lama digunakan adalah mesin penangkap data elektronik atau selanjutnya disebut Electronic Data Capture EDC. Mesin Electronic Data Capture EDC merupakan salah satu produk pembayaran berbentuk uang elektronik e-money yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk pembayaran elektronik lainnya seperti phone banking, internet banking, kartu kredit, dan kartu debit atau Anjungan Tunai Mandiri ATM. Terkait dengan sistem pembayaran nontunai ini, baik lembaga bank maupun lembaga bukan bank yang menerapkannya tentu tidak terlepas dari keberadaan pedagang merchant yang menjalankan kegiatan bisnisnya. Para pihak dalam hal ini harus membuat suatu kontrak terlebih dahulu yang telah disepakati untuk dapat menjalin hubungan kerjasama. Bahkan belum lama ini beberapa bank BUMN menjalin kerjasama untuk mulai menerapkan Single EDC Link yang mana satu mesin EDC dapat digunakan untuk beberapa bank. Ini bertujuan untuk meningkatkan kemudahan dan kenyamanan pedagang merchant dan para nasabah customer melakukan transaksi perbankan. Electronic Data Capture EDC merupakan sebuah mesin yang dapat digunakan untuk bertransaksi secara nontunai yang belakangan mulai sering dijadikan metode pembayaran di beberapa merchant. Namun sistem pembuktiannya dianggap menjadi kelemahan mesin ini. Banyaknya penggunaan uang elektronik ternyata jauh lebih rentan terhadap kesalahan atau penipuan dibandingkan dengan cara warkat paper based. Di dalam pengadaan mesin EDC pada merchant dapat diberikan kepada siapa saja yang memiliki kemampuan untuk itu melalui perjanjian kerjasama antara penyedia jasa keuangan di satu pihak dan pedagang merchant di lain pihak. Setelah melalui negosiasi dengan penawaran offer dan penerimaan acceptance, perjanjian tersebut disepakati, maka lahirlah hak dan kewajiban pada masing-masing pihak yang mengikatkan diri dalam suatu kontrak, yang dalam hal ini ialah antara pedagang merchant dan bank. Selama proses itu tidak menghadapi masalah dalam arti kedua pihak saling melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan maka persoalan tidak akan muncul. Biasanya persoalan baru timbul jika salah satu pihak melalaikan kewajiban-kewajiban yang ada dalam kontrak yang diperjanjikan. Namun pada umumnya dalam suatu perjanjian yang dilakukan oleh para pihak yang berkontrak tidak luput dari hambatan-hambatan di dalam pelaksanaan kontrak yang diperjanjikan yang suatu waktu dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak tertentu. Berpatokan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata yang di dalamnya mengatur tentang penyelenggaraan perjanjian kerjasama dan PBI 168PBI2014 tentang Uang Elektronik Electronic Money, dari situ maka akan terlihat aspek tanggung jawab dari pelaku usaha khususnya merchant sebagai penjual barang atau jasa yang menerima pembayaran, prinsipal sebagai pengelola sistem pembayaran elektronik, bank penerbit yang bertindak sebagai pelaku usaha, dan acquirer sebagai pelaku kerjasama dengan pedagang serta menganalisa bagaimana KUH Perdata mengatur tentang perjanjian kerjasama. Dengan uraian diatas tersebut, maka dipilihlah skripsi dengan judul “TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA ELECTRONIC DATA CAPTURE EDC ANTARA BANK DENGAN PEDAGANG MERCHANT MENURUT KUH PERDATA DAN PBI NOMOR 168PBI2014 STUDI PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA, Tbk MEDAN ”

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama Electronic Data Capture Antara Bank Dengan Pedagang (Merchant) Menurut Kuh Perdata Dan Pbi Nomor 16/8/Pbi/2014 (Studi Pada Pt. Bank Negara Indonesia, Tbk Medan)

4 133 110

Tinjauan Yuridis Terhadap Pengikatan Jaminan Kredit Modal Kerja Dan Pelaksanaannya (Studi Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Cabang Medan)

2 56 170

Tinjauan Yuridis Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Uang Tunai Di Bank Di jamin Oleh Perusahaan Asuransi (Studi Pada Bank Tabungan Negara Medan)

0 57 109

Tinjauan Yuridis Peralihan Kredit Kepemilikan Rumah Yang diagunkan Tanpa Persetujuan Bank (Studi di Bank Tabungan Negara Cabang Pemuda Medan)

8 70 133

Tinjauan Yuridis Tentang Kasus Permohonan Pernyataan Pailit PT. Bank IFI Terhadap PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk

0 37 156

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA PENERBIT DAN PEDAGANG A. Perjanjian Pada Umumnya 1. Pengertian Perjanjian dan Dasar Hukum Perjanjian - Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama Electronic Data Capture Antara Bank Dengan Pedagang (Merchant) M

0 1 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama Electronic Data Capture Antara Bank Dengan Pedagang (Merchant) Menurut Kuh Perdata Dan Pbi Nomor 16/8/Pbi/2014 (Studi Pada Pt. Bank Negara Indonesia, Tbk Medan)

0 0 13

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama Electronic Data Capture Antara Bank Dengan Pedagang (Merchant) Menurut Kuh Perdata Dan Pbi Nomor 16/8/Pbi/2014 (Studi Pada Pt. Bank Negara Indonesia, Tbk Medan)

0 0 13

Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Perjanjian Kredit Tanpa Agunan (Studi Pada Pt. Bank Sumut Cabang Rantau Prapat)

0 0 9

Tinjauan Yuridis Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Uang Tunai Di Bank Di jamin Oleh Perusahaan Asuransi (Studi Pada Bank Tabungan Negara Medan)

0 0 8