B. Prosedur Sistem Electronic Data Capture dan Otorisasi oleh Bank
Terhadap Pedagang Merchant atas Suatu Transaksi Studi pada PT.
Bank BNI, Tbk Medan
Dalam hal prosedur sistem EDC pada suatu merchant, merchant dalam hal ini harus melaksanakan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh Bank.
Prosedur merupakan serangkaian aktivitas, tugas-tugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan dan proses-proses, yang dijalankan
melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat.
81
Sesuai dengan isi Pasal 1313 KUH Perdata bahwa perjanjian merupakan hubungan hukum yang dibuat oleh dua pihak atau lebih. Para pihak dalam hal ini
menjalin kerjasama antara satu dengan yang lain untuk berbagai tujuan. Penelitian yang dilakukan dalam hal penyediaan EDC yang dilakukan antara Bank dengan
pedagang merchant terdiri dari dua pihak yaitu 1.
Pihak yang mengajukan penawaran untuk membuat kontrak kerjasama penyediaan mesin EDC adalah Bank. Petugas marketing Bank dalam
hal ini diberikan kewenangan untuk mewakili Bank tersebut untuk menemui calon prospek. Sedangkan,
2. Pihak yang ditawari offeree adalah pihak terhadap siapa kontrak tadi
ditawarkan. Dalam hal ini yang menjadi offeree adalah para pelaku usaha merchant yang dianggap telah memenuhi syarat oleh bank.
81
Id.wikipedia.orgwikiprosedur, diakses pada 16032015 jam 9.22 wib
Keikutsertaan pedagang merchant dalam perjanjian kerjasama dengan Bank selain wajib memenuhi kriteria aktivitas usaha suatu pedagang merchant sebagai
penyedia mesin EDC yaitu merupakan perusahaan perorangan atau usaha yang
berbadan hukum, aktivitas usaha dan omzet penjualan telah memenuhi persyaratan dari Bank, memiliki izin-izin usaha lengkap yang masih berlaku,
memiliki lokasi atau tempat usaha yang strategis milik sendiri atau sewa minimal
1 satu tahun, memiliki saluran telepon, memiliki rekening di Bank, pedagang
merchant harus pula memenuhi persyaratan umum yang meliputi :
82
Persyaratan dokumen
a Fotokopi dokumen legalitas: Surat Domisili Usaha, SIUP, TDP, NPWP
dan Akta perusahaan beserta perubahannya khusus untuk Badan Usaha b
Fotokopi KTP pemilik usaha atau pengurus perusahaan c
Asli Surat Kuasa apabila penandatangan perjanjian kerjasama merchant diwakilkan
d Fotokopi bukti kepemilikan atau sewa tempat usaha yang masih berlaku
e Melengkapi formulir merchant yang disediakan oleh bank
f Menandatangani perjanjian kerjasama merchant
EDC bisa ditempatkan dimanapun, bersifat mobile dengan jaringan GPRS dan fixed line.
83
Pada satu sisi, perkembangan teknologi informasi dengan segala bentuknya memberikan berbagai kemudahan, kecepatan, dan kelancaran sistem
82
Hasil wawancara dengan Ade Chandra, Marketing Manager Cards and Business Merchant, PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Medan, 12 Maret 2015
83
Hasil wawancara dengan Ade Chandra, Marketing Manager Cards and Business Merchant, PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Medan, 12 Maret 2015
pembayaran. Namun pada sisi lain hal ini juga menimbulkan ketergantungan, misalnya ketergantungan sistem transfer dan elektronik terhadap keandalan
infrastruktur jaringan komunikasi. Apabila terjadi gangguan operasional, maka berpotensi memperlambat
mekanisme settlement dana sehingga menimbulkan risiko likuiditas, yaitu risiko yang terjadi karena pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajiban pada
waktunya sehingga memengaruhi likuiditas pihak lain.
84
Pihak merchant yang semestinya sudah menerima pembayaran, karena adanya gangguan, tidak
mendapatkan likuiditas
yang dibutuhkan.
Kenyataan demikian
dapat menimbulkan kerugian pada banyak pihak.
Setiap transaksi langsung masuk ke rekening merchant. Bank selalu melakukan check atas seluruh transaksi yang terjadi. Dalam arti kata, dicheck baik
jumlah biaya yang dikeluarkan terutama biaya yang menjadi beban merchant kemudian fasilitas yang mereka gunakan baik cicilan ataupun penukaran poin atau
redeem poin, kemudian dicheck juga waktu pembayaran sesuai dengan kontrak atau tidak. Ada yang transaksi hari ini, dibayar dua hari ke depan. Ada yang
transaksi hari ini, 24 jam dibayar satu hari ke depan. Jadi otorisasi dari bank adalah langsung ke rekening milik merchant. Dengan demikian pihak Bank tidak
melakukan check per transaksi. Semua transaksi otomatis sudah masuk ke rekening penampung rekening merchant. Bank hanya melihat pada mekanisme
transaksinya saja.
84
Aulia Pohan, Op.cit., hlm.74
Kewajiban Bank sebagai pihak yang menyewakan adalah melayani mekanisme penyediaan EDC serta bank wajib untuk mensosialisasikan
penggunaan EDC ke kasir sesuai ketentuan yang berlaku, memperbarui sistem EDC,
melakukan perbaikan-perbaikan
koneksi jaringan,
melakukan penambahan alat-alat.
85
Selain itu, Bank Indonesia sebagai regulator di bidang layanan keuangan digital, memberikan kewajiban kepada Bank untuk
menyelesaikan perbaikan mesin EDC dalam hal pemakaian personal identification number PIN untuk transaksi dengan kartu kredit. Semua transaksi
dengan kartu tidak boleh menggunakan tanda tangan lagi sebagai verifikasi.
86
Pada prinsipnya ada 4 empat metode agar seseorang pihak terikat dengan suatu kontrak baku. Keempat metode tersebut yaitu :
87
1. dengan penandatanganan kontrak
2. dengan pemberitahuan melalui dokumenbrosursurat -surat
3. dengan menunjuk kepada syarat-syarat umum dalam dokumen tertentu
4. dengan pemberitahuan atau pengumuman pada papan pengumuman
Menurut ketentuan dalam KUH Perdata, pihak yang menyewakan berkewajiban:
1. untuk menyerahkan barangnya untuk dinikmati oleh si penyewa yaitu
pelaku usaha merchant,
85
Hasil wawancara dengan Ade Chandra, Marketing Manager Cards and Business Merchant, PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Medan, 12 Maret 2015
86
Republika.co.idberitakoranfinancial03102014ncuzkd4-bank-perbarui-mesin-edc , diakses tanggal 25032015 jam 21.21 WIB
87
W M Kleyn, Compendium Hukum Belanda, Gravenhage, Yayasan Kerjasama Ilmu Hukum Indonesia, Belanda, 1978, hlm.143
2. memelihara barang yang disewakan sedemikian hingga itu dapat dipakai
untuk keperluan yang dimaksudkan,
3. memberikan kepada si penyewa kenikmatan tenteram dari barang yang
disewakan selama berlangsungnya persewaan, sedangkan kewajiban dari merchant se
ndiri ialah membayar “harga sewa”. Jadi barang diserahkan tidak untuk dimiliki seperti halnya dalam jual-beli, tetapi hanya untuk
dipakai dan dinikmati kegunaannya. Dengan demikian maka penyerahan hanya bersifat menyerahkan kekuasaan belaka atas barang yang disewa
itu.
Pembayaran harga sewa menjadi makna dari perjanjian kerjasama sewa- menyewa yang dilakukan antara Bank dan Pedagang merchant. Dengan
disepakatinya harga sewa dan dipenuhinya pelaksanaan pembayaran harga sewa sesuai dengan apa yang telah disepakati, maka dengan demikian telah tercapai
pula hak dan kewajiban para pihak. Seperti yang dikemukakan oleh Wirjono Prodjodikoro di dalam bukunya
yang berjudul Asas-Asas Hukum Perjanjian, bahwa dengan pembayaran harga sewa maka pelaksanaan perjanjian dalam arti yang sebenarnya, yaitu bahwa
dengan pembayaran ini tercapailah tujuan perjanjian secara yang tergambar dalam alam pikiran kedua belah pihak pada waktu membentuk persetujuan.
Pembayaran sebagai salah satu wujud pemenuhan prestasi akan menghapus eksistensi perikatan vide Pasal 1381 KUH Perdata. Salah satu fungsi
sistem keuangan adalah fungsi pembayaran. Sistem keuangan menyediakan
mekanisme pembayaran
atas transaksi
barang dan
jasa-jasa.
88
Pengertian pembayaran dalam hukum kontrak berbeda halnya dengan istilah penyerahan sejumlah uang. Menurut Niewenhuis
89
, pembayaran dalam hukum kontrak adalah pemenuhan prestasi yang diwajibkan dalam hubungan
kontraktual. Disebu
tkan “waktu tertentu” di dalam Pasal 1548 KUH Perdata maksudnya adalah untuk mengemukakan bahwa pembuat undang-undang
memang memikirkan pada perjanjian sewa-menyewa dimana waktu sewa ditentukan, misalnya untuk enam bulan atau satu tahun. Di dalam Pasal 1579
KUH Perdata disebutkan bahwa pihak yang menyewakan tidak dapat menghentikan sewanya dengan menyatakan kehendak memakai sendiri barang
yang disewakan, kecuali jika telah diperjanjikan sebaliknya. Perjanjian kerjasama dalam hal sewa-menyewa yang dilakukan antara
Bank dengan merchant dalam hal penyediaan mesin EDC, tidak ada ditentukan kapan waktu berakhirnya perjanjian sewa-menyewa. Maka sudah tentu para pihak
berhak menghentikan sewa itu setiap waktu asal ia mengindahkan cara-cara dan jangka waktu yang diperlukan untuk pemberitahuan pengakhiran sewa menurut
ketentuan yang telah ditentukan oleh Bank. Pengakhiran perjanjian dapat diakhiri oleh salah satu pihak dengan
menyampaikan pemberitahuan
tertulis kepada
pihak lainnya
dengan mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dan Pasal 1267 KUH Perdata.
88
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Keempat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004, hlm.2
89
Lihat Ahmadi Miru, Op.cit., hlm.19. J H Niewenhuis, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Terjemahan Djasadin Saragih, Surabaya, 1985
Pengakhiran perjanjian oleh Bank dapat dikelompokkan menjadi 2 dua cara, yaitu:
1. Pengakhiran sementara dapat dilanjutkan ke permanen
2. Pengakhiran permanen tanpa proses pengakhiran sementara
Adapun dasar pertimbangan Bank untuk mengakhiri perjanjian kerjasamadengan merchant antara lain :
1. Merchant tidak aktif dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Bank
2. Merchant tidak menunjukkan aktivitas usaha yang baik selama jangka
waktu tertentu 3.
Merchant didugaatau terbukti melakukan kejahatan kartu atau fraud 4.
Merchant sengaja melakukan pelanggaran yang mengakibatkan kerugian bagi cardholder atau Bank
5. Adanya rekomendasi dari Asosiasi Kartu Kredit Indonesia AKKI,
Mastercard International danatau VISA Card International Merchant juga berhak mengakhiri perjanjian kerjasama voluntary close
dengan Bank atas inisiatif sendiri sesuai jangka waktu yang layak dengan memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditetapkan oleh Bank. Demikian pula
sebaliknya, Bank dapat mengakhiri perjanjian kerjasama apabila merchant tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya atas apa yang telah diperjanjikan
sebelumnya. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi merchant saat ingin mengakhiri kerjasama penyediaan EDC, yaitu :
90
90
Hasil wawancara dengan Ade Chandra, Marketing Manager Cards and Business Merchant, PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Medan, 12 Maret 2015
1. Menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Bank sekurang-kurangnya
30 tiga puluh hari kalender sebelum tanggal yang dikehendaki. 2.
Merchant memberitahukan alasan ingin memutus perjanjian kerjasama 3.
Ditandatangani oleh pihak merchant yang berwenang dan ada stempel toko
merchant. Yang
menandatangani adalah
wajib orang
menandatangani perjanjian pada awal pembuatan kontrak. 4.
Surat diberikan ke Bank untuk dicheck keabsahannya. 5.
Lalu diproses untuk penutupan rekening atas mesin EDC Akibat dari pengakhiran perjanjian yang dilakukan para pihak yaitu :
1. Merchant wajib mengembalikan seluruh peralatan yang dipinjamkan oleh
Bank dalam keadaan lengkap dan baik 2.
Mencabut seluruh marka penerimaan kartu OpenClose sign, Sign Table dan Sticker dan mengembalikannya kepada Bank.
3. Merchant tetap bertanggungjawab atas seluruh nominal transaksi
Chargeback yang mungkin ada sampai dengan 120 seratus dua puluh hari kalender terhitung sejak tanggal penutupan merchant sebagaimana
diatur dalam ketentuan pengakhiran perjanjian baik oleh Bank ataupun merchant.
4. Dalam hal masih terdapat kewajiban yang belum diselesaikan oleh salah
satu pihak pada saat pengakhiran perjanjian, para pihak yang bersangkutan tetap terikat untuk menyelesaikan seluruh kewajibannya sebagaimana
ditentukan dalam Ketentuan Kerjasama Merchant BNI beserta ketentuan
lainnya yang berkaitan, sampai dengan terpenuhinya danatau
diselesaikannya kewajiban tersebut.
C. Hambatan-Hambatan dan Upaya Para Pihak saat Melakukan