Pedagang Menengah Pengkategorian Pedagang dan Pola Distribusi Perdagangan Cengkeh di Desa

oleh pedagang besar yaitu antara 3-5 orang. Karyawan-karyawan ini sebagian besar berasal dari Desa Padarincang, Desa Curugdahu, dan Kampung Cibojong. Tidak ada syarat khusus untuk menjadi karyawan pedagang besar, yang terpenting jika ingin menjadi karyawan pedagang tersebut harus rajin masuk kerja setia hari dan bersikap jujur ketika menimbang hasil perkebunan dari pelanggan. Para karyawan yang direkrut biasanya mendapatkan bonus dari pedagang besar, dan alasan mereka diberi bonus ada dua alasan. Pertama, yaitu karena pedagang mendapatkan keuntungan yang besar dari hasil penjualan cengkeh dan yang kedua sawah yang dimiliki pedagang besar sudah dipanen. Besarnya bonus yang yang diterima setiap karyawan yaitu antara Rp.25.000-Rp. 50.000orang. Pedagang besar memberikan bonus dengan tujuan supaya para karyawan lebih giat lagi bekerja. Sebagai bentuk perhatian kepada karyawan, pedagang dalam parta besar seyiap tahun selalu memberikan Tunjangan Hari Raya THR kepada karyawannya. THR tersebut diberikan kepada karyawan seminggu menjelang hari lebaran. Bentuk THR yang diberikan yaitu berupa sarung, baju koko, kaos, dan kebutuhan pokok sehari-hari.

2. Pedagang Menengah

Pedagang cengkeh kategori menengah umunya pengalaman berdagangnya masih sedikit jika dibandingkan dengan pedagang dalam partai besar. Banyakanya pengalaman mereka dalam berdagang hasil perkebunan yaitu antara kurun waktu 10-20 tahun. Pengetahuan mereka tentang berdagang hasil perkebunan kebanyakan berasal dari orang tuanya dan keluarganya. Alasan mereka berdagang hsil perkebunan yaitu karena keuntungan yang didapat dari berdagang hasil perkebunan cukup besar. Jenis-jensi hasil perkebunan yang didagangkan pedagang tingkat menengah yaitu cengkeh, biji melinjo, dan kopra. Pedagang tingkat menengah biasanya tidak hanya berprofesi sebagai pedagang hasil perkebunan, akan tetapi mereka juga mempunyai pekerjaan sampingan sebagai pedagang kebutuhan pokok sehari- hari di daerahnya. Alasan mereka berdagang sembako yaitu untuk menutupi kekurangan modal ketika berdagang hasil perkebunan. Selain itu, pedagang tingkat menengah pun ada yang berdagang hasil pertanian seperti pete, jengol, dan kelapa dimana hasil pertanian tersebut dijual ke daerah Jakarta. Besarnya modal untuk berdagang yaitu antara Rp 30.000.000 Rp 35.000.000 modal tersebut tidak termasuk modal untuk brdagang hasil pertanian dan berdagang kebutuhan pokok sehari-hari. Apabila pedagang menengah mengalami kekurangan modal, maka diantara mereka ada yang meminjam kepada pedagang yang lebih besar yang menjadi mitra bisnis mereka selama ini, tetapi ada juga yang mengambil kekurangan modalnya dari toko sembako yaang mereka miliki. Untuk pedagang menengah selain mereka mendapatkan cengkehnya dari Desa Padarincang dan Sadatani, mereka juga mendapatkan cengkeh di daerah pegunungan seperti ke Mandalawangi yang ada di daerah Pandeglang. Adapun jumlah cengkeh yang biasanya mereka dapatkan ketika musim cengkeh yaitu antara 1-2 ton akan tetapi jika musim cengkeh sudah selesai maka jumlah cengkeh yang mereka dapatkan dari pelanggan pun antara 100- 500 kwintal. 37 Alur distribusi cengkeh yang ada di tingkat pedagang menengah dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 4.2 Pola Distribusi Cengkeh di Tingkat Pedagang Menengah Dari gambar 4.2 di atas dapat kita ketahui bagaimana pola distribusi cengkeh yang ada di pedagang tingkat menengah. Cengkeh yang berasal dari masyarakat, petani cengkeh, dan pedagang kecil dijual ke pedagang tingkat menengah, setelah itu oleh pedagang tingkat menengah dijual kembali ke pedagang besar dan kemudian oleh pedagang besar dijual kembali ke bandar cengkeh. Alasan dari para pelanggan menjual cengkehnya ke pedagang tingkat menengah seperti H. Samitra dan Hj. Mumu diantaranya yaitu: pertama 37 Wawancara Pribadi dengan H. Mumu dan H. Samitra di Desa Padarincang pada Tanggal 27-28 Agustus 2008 Masyarakat Pedagang menengah Pedagang besar Bandar cengkeh Petani cengkeh Pedagang kecil karena kedua pedagang tersebut selalu memberikan harga cengkeh yang sesuai dengan harga di pasaran, kedua uang dari hasil menjual cengkeh bisa langsung dibelanjakan untuk membeli kebutahan pokok sehari-hari ke toko sembako yang dimiliki kedua pedagang ini, selain itu kedua pedagang ini setiap tahun selalu memberikan THR kepada para pelangganya. Pedagang tingkat menengah pun memiliki karyawan yang membantu mereka dalam berdagang, jumlah karyawan yang mereka miliki yaitu 1-2 orang. Karyawan mereka berasal dari Desa Citasuk dan Turalak. Tidak ada persyarartan khusus untuk menjadi karyawan mereka, yang penting orang yang ingin menjadi karyawannya haruslah fisiknya kuat untuk mengangkat benda-benda yang berat dan rajin masuk kerja. Jika penjualan cengkeh mendapatkan keuntungan, maka karyawan pun diberikan bonus uang tunai antara Rp 15.000-Rp 30.000orang. Hal itu dilakukan supaya karyawan lebih semangat lagi untuk bekerja. Selain memberikan bonus, para pedagang ini pun selalu memberikan Tunjangan hari Raya THR kepada karyawannya,. THR tersebut diberikan di tempat mereka berdagang. Adapun bentuk THR yang diberikan kepada para karyawan yaitu berupa uang tunai, sarubg, baju, dan kebutuhan pokok sehari-hari.

3. Pedagang Kecil