Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan perdagangan sudah terjadi sejak zaman kuno silent trade atau perdagangan yang membisu karena komunikasi dengan bahasa dilakukan terutama di daerah Mediteranian. Inti berdagang adalah mencari keuntungan dengan membeli lebih murah dan menjual dengan harga yang lebih mahal. Agama Islam menegaskan, menghalalkan berdagang dan mengharamkan riba. Mencari untung dalam kegiatan perdagangan di dalam konsep Islam tidak terbatas pada keuntungan materi saja tetapi juga keuntungan yang bersifat nonmateri serta keuntungan dalam kehidupan dunia dan akhirat. 1 Terkait dengan kegiatan perdagangan, Banten merupakan salah satu propinsi yang potensi perdagangannya cukup bagus. Banten adalah sebuah propinsi di pulau ujung barat pulau Jawa, Indonesia. Propinsi ini dulunya merupakan bagian dari Propinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang No.23 tahun 2000. Wilayahnya mencakup sisi Barat dari Utara Propinsi Jawa Barat, yaitu Serang. Lebak, Pandeglang, Tanggerang, Kota 1 H Dochak latief, “Perdagangan yang Islami”, artikel diakses pada tanggal 3 Maret 2008 dari http:suara merdeka-nasional.htm Cilegon, Kota Serang. Ibukota dari Banten ini adalah Serang. 2 Kondisi perekonomian di Banten setiap tahunnya selalu mengalami kemajuan, karena kondisi perekonomian suatu wilayah dapat tercermin dari total produksi barang dan jasa yang dihasilkan dari aktivitas ekonomi yang tergambar dalam besaran nilai PDRB Produk Domestik Regional Bruto yang dimiliki wilayah tersebut. Nilai PDRB Propinsi Banten pada tahun 2005 sebesar Rp 84,62 triliun, atau mengalami peningkatan sebesar 14,80 dari tahun sebelumnya. Bila dilihat berdasarkan nilai konstan tahun 2000, nilai PDRB Propinsi Banten mencapai Rp 58,11 triliun atau meningkat 5,88 dari tahun sebelumnya Rp 54,88 triliun. Dilihat berdasarkan nilai pembentukan PDRB Propinsi Banten tahun 2005, sektor industri memberi kontribusi mencapai 49,75 atau senilai Rp 42,1 triliun, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran 17,11 Rp 14,5 triliun, sektor pertanian 8,33 Rp 7,21 triliun, bangunan 2,73 Rp 2,31 triliun serta terkecil sektor pertambangan 0,10 Rp 0,88 triliun. Berdasarkan wilayah kabupatenkota maka sumbangan terbesar nilai PDRB dihasilkan Kota Tangerang34,17 atau RP 30,02 triliun, diikuti Kabupaten Tangerang 27,31 triliun atau Rp 23,99 triliun, Kota Cilegon 14,69 atau Rp 12,9 triliun, dan terkecil dari Kabupaten Lebak5,54 atau RP 4,87 triliun. Struktur perekonomian pada masing-masing kabupaten di Propinsi Banten memiliki karakteristik tersendiri, dimana pada wilayah Banten bagian selatan 2 Propinsi Banten, dalam Wikipedia Indonesia: Ensiklpedia Bebas berbahasa Indonesia, artikel diakses pada tanggal 10 Juni 2008 dari http:id.wikipedia.orgwikipropinsi banten. Lebak dan Pandeglang didominasi oleh sektor pertanian, sedangkan di wilayah Bagian Utara Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang, Kota Cilegon lebih didominasi sektor industri dan perdagangan. Kegiatan usaha perdagangan di Banten ini menempati urutan kedua terbesar dalam sumbangannya terhadap pembentukan PDRB. Aktivitas perdagangan yang dilakukan meliputi kegiatan perdagangan dalam negeri dan kegiatan ekspor dan impor. Pada tahun 2005 di Propinsi Banten terdapat sebanyak 246 pusat kegiatan perdagangan yang tersebar di seluruh kabupatenkota. Jumlah pusat pedagangan terbanyak berada di Kabupaten Tangerang 110 unit dan di Kota Tangerang 75 unit. Kegiatan ekspor-impor umumnya dilakukan melalui dua pelabuhan yaitu di daerah ini yaitu Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Cigading. 3 Jenis kegiatan perdagangan yang mempunyai potensi yang sangat bagus, salah satunya adalah perdagangan hasil bumi atau hasil perkebunan seperti karet, kopi, kopi, kelapa sawit, cengkeh, melinjo, cokelat, dan aren. Dukungan daerah- daerah yang ada di Banten yang mempunyai potensi sangat bagus dalam perdagangan hasil bumi atau perkebunan khususnya cengkeh adalah Cibaliung, Taman Sari, Pandeglang, Ciomas, Pasar Padarincang dan daerah sekitar pantai seperti Anyer, Labuan, dan Sirih. Desa Padarincang yang terletak di Kecamatan Padarincang adalah salah satu wilayah yang ada di Kabupaten Serang dan merupakan salah satu bagian daerah 3 Sistem Informasi Baseline Economic Survey “ Ringkasan Eksekutif KPUJ Proponsi Banten: Kondisi Perekonomian Wilayah” , artikel diakses pada tanggl 10 Juni 2008 dari http:sipuk-bank sentral republik indonesia-mht. yang ada di Propinsi Banten yang mempunyai potensi yang cukup bagus khususnya dalam bidang hasil bumi atau hasil perkebunan seperti karet, kopi, melinjo, cokelat, kopra, dan cengkeh. Kabupaten Serang sendiri merupakan salah satu daerah yang mempunyai tingkat PDRB yang baik, karena setiap tahun nilai PDRB Kabupaten Serang selalu mengalami kenaikan. Di bawah ini adalah tabel PDRB Kabupaten Serang atas dasar harga konstan 2000 menurut lapangan usaha tahun 2005-2006 jutaan rupiah. Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2006 Jutaan Rupiah No Lapangan Usaha 2005 r 2006 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pertanian Pertambangan Industri pengolahan Listrik, gas, dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Jasa-jasa 1.144.135,54 676.161,94 4.716,59 327.433,58 529.745,59 882.279,56 257.767,55 293.571,59 584.581,52 1.177.990,71 587.521,46 4.999,29 324.897,68 563.027,93 940.335,99 282.443,49 316.203,61 638.263,66 Produk Domestik Regional Bruto 7.973.370,70 8.357.679,63 Catatan: Angka Sementara r Angka Perbaikan Dari tabel di atas bisa terlihat kenaikan nilai PDRB Kabupaten Serang tahun 2005-2006. Pada tahum 2006 Nilai PDRB Kabupaten Serang mencapai jumlah Rp 8.357.679,3 atas dasar harga konstan tahun 2000 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2005 yang hanya sebesar Rp 7.973.370,70. 4 Cengkeh di Desa Padarincang ini merupakan salah satu komoditas andalan dalam kegiatan perdagangan hasil perkebunan. Pada musim cengkeh hampir sebagian pedagang memfokuskan komoditas barang dagangannya pada jual-beli cengkeh. Karena selain harga cengkeh yang tinggi pada musimnya juga keuntungan dari perdagangan cengkeh ini lebih menjanjikan memberikan keuntungan bagi para pedagangan hasil perkebunan yang ada di Desa Padarincang. Pada bulan Juni-Agustus di Desa Padarincang merupakan bulan musim cengkeh, pada saat itu para pedagang di desa tersebut sedang giat mengumpulkan modal untuk persiapan selama musim cengkeh. Harga cengkeh dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu cengkeh basah dan cengkeh kering. Harga cengkeh yang berlaku pada bulan Juni 2008 untuk jenis cengkeh basah yaitu Rp. 15.000kg dan untuk jenis cengkeh kering yaitu Rp. 48.000kg. Ketika musim cengkeh telah 4 Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang,”Serang dalam Angka Tahun 2006” tiba, tingkat pendapatan yang diperoleh masyarakat secara tidak langsung mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena harga cengkeh yang tinggi sehingga masyarakat di desa ini pun mendapatkan keuntungan dari kegiatan berdagang cengkeh. Desa Padarincang dijadikan sebagai tempat untuk melakukan penelitian skripsi dikarenakan desa ini merupakan desa yang mempunyai kegiatan perekonomian yang lebih baik jika dibandingkan dengan desa-desa lainnya yang ada di daerah Kecamatan Padarincang. Desa ini juga sudah dikenal oleh desa-desa lain sebagai tempat yang mempunyai potensi yang bagus untuk perdagangan hasil perkebunan, karena banyak warga masyarakat yang berasal dari desa lain yang menjual hasil perkebunannya ke desa ini. Selain itu, di desa ini terdapat sebuah pasar tradisional yang bernama Pasar Padarincang yang setiap hari selalu ramai dengan kegiatan perdagangan sehingga mendukung masyarakat yang ada di desa ini untuk melakukan kegiatan berdagang. Dalam berdagang cengkeh, terdapat banyak cara untuk cengkeh bisa sampai ke pedagang besar yang ada di desa ini. Karena cengkeh yang diperoleh para pedagang tidak hanya berasal dari masyarakat Desa Padarincang akan tetapi juga berasal dari pedagang-pedagang dari daerah lain. Oleh karena itu penulis merasa tertarik ingin mengetahui lebih jauh tentang bagaimana distribusi cengkeh yang ada di desa ini. Dari uraian di atas, maka penulis bermaksud untuk membuat skripsi dengan tema “POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN CENGKEH pada DESA PADARINCANG KABUPATEN SERANG BANTEN”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah