Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat Propinsi Banten, “Daftar
Isian Potensi Desa 2006”data berasal dari Kantor Kepala Desa Padarincang
B. Gambaran Umum Perdagangan di Desa Padarincang
Desa padarincang merupakan salah satu desa yang mempunyai tingkat perekonomian yang cukup baik, karena di desa ini terdapat sebuah pasar
tradisional yang bernama pasar Padarincang. Sehingga dengan adanya pasar dapat lebih membantu masyarakat di desa ini untuk mendapatkan penghasilan dari
kegiatan berdagang. Masyarakat di desa ini banyak yang bermata pencaharian sebagai pedagang baik pedagang pakaian, pedagang bahan kebutuhan pokok
sehari-hari, pedagang buah-buahan, dan pedagang hasil bumi atau perkebunaan seperti cengkeh, lada, kopi, kopra, biji melinjo, gagala, kapol, dan hasil
perkebunan yang lainnya. Mata pencaharian penduduk di Desa Padarincang yaitu bekerja petani,
pedagang, baik pedagang kebutuhaan pokok sehari-hari maupun pedagang hasil perkebunan seperti cengkeh, biji melinjo, biji cokelat, kopra, biji kopi, biji pinang
dan gagala, guru, dan karyawan swasta dan karyawan di pabrik-pabrik. Selain itu, Desa Padarincang juga selalu didatangi pedagang dari daerah-daerah lain untuk
mengadu nasibnya di desa ini, karena banyak juga masyarakat yang tinggal di Desa Padarincang yang bukan asli penduduk Desa Padarincang. Banyak para
pendatang di Desa Padarincang yang juga ikut melakukan kegiatan ekonomi, sehingga desa ini dari waktu ke waktu selalu mengalami peningkatan jumlah
penduduk dan dari tahun ke tahun jumlah pedagang di desa ini juga semakin meningkat. Para pendatang di desa pada umumnya berasal dari daerah yang tdiak
jauh dari Desa Padarincang, mereka berasal dari daerah Ciomas, Barugbug, Citasuk, Cisaat, dan daerah jauh seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pasar tradisional yang ada Di Desa Padarincang sangat ramai jika hari Senin dan Kamis, karena pada hari itu para pedagang dari berbagai daerah datang untuk
menjual barang dagangannya ke masyarakat yang ada di Desa Padarincang. Selain itu banyak pula pembeli yang bukan hanya berasal dari Desa Padarincang
akan tetapi berasal dari daerah lain yang juga membeli kebutuhan primer dan sekunder di pasar ini. Inilah salah satu hal yang membuat daerah Padarincang
lebih terkenal jika dibandingkan dengan daerah yang lain, yaitu karena kegiatan perekonomian dari masyarakat Padarincang selalu hidup hampir setiap hari.
BAB IV PERDAGANGAN CENGKEH DI DESA PADARINCANG
A. Pengkategorian Pedagang dan Pola Distribusi Perdagangan Cengkeh di Desa
Padarincang
1. Pedagang Besar
Pedagang cengkeh dalam partai besar yang ada di desa ini pada umumnya adalah para pedagang yang menjalani bisnis hasil perkebunan
antara kurun waktu 20-50 tahun. Pengetahuan mereka tentang berdagang hasil perkebunan berasal dari masyarakat Desa Padarincang, kerabat, dan ada juga
yang merupakan usaha turun-temurun dari keluarganya. Alasan mereka berdagang hasil perkebunan dikarenakan keuntungan yang diperoleh dari
berdagang cukup besar dan bisa membantu memperbaiki kedaaan perekonomian mereka. Hasil perkebunan yang mereka dagangkan antara lain:
biji melinjo, biji kopi, biji pinang, biji cokleat, kapol, gagala, cengkeh, dan kopra. Hasil perkebunan tersebut merka dapatkan dari para pelanggan mereka
yang berasal dari berbagai daerah seperti: Desa Padarincang, Desa Kadubuereum, Ciomas, Barugbug, Cikoneng, Wangun, dan Calung. Jumlah
cengkeh yang mereka dapatkan dari pelanggan jika sedang musim cengkeh yaitu antara 1-5 ton dalam satu kali transaksi akan tetapi jika tidak sedang
musim cengkeh maka jumlah cengkeh yang bisa mereka peroleh dari pelanggan jumlahnya antara 1-2 ton dalam satu kali transaksi. Cengkeh yang