Fungsi Landreform Dalam Perkembangan Pembangunan Hukum Di

melakukan pembinaan kepada penerima, seperti memberikan penyuluhan, modal, teknologi, koperasi dan lain sebagainya.

F. Fungsi Landreform Dalam Perkembangan Pembangunan Hukum Di

Indonesia Mencermati kebijakan ekonomi pertanahan bahwa dalam rangka pembangunan ekonomi pertanian muncul kembali prinsip-prinsip landreform, yaitu pemanfaatan dan penggunaan tanah yang adil, hal ini sangat terkait tentunya dengan pengaturan penguasaan dan pemilikan tanah. Artinya untuk mewujudkan keadilan dalam pemanfaatan dan penggunaan tanah perlu adanya pembatasan luas maksimum penguasan tanah. Dengan adanya ketentuan tersebut maka aksesibilitas rakyat petani dalam memiliki tanah akan terbuka lebar, yang pada akhirnya akan terwujud keadilan dalam arti pemerataan penguasaan sumber daya alam tanah dalam kaitannya. Dalam penggunaan tanah secara produktif, hal ini berkaitan erat dengan ketentuan larangan absentee sebagaimana yang tercantum dalam pasal 10 UUPA dan Pasal 3 PP No. 224 Tahun 1961. Dalam ketentuan tersebut menghendaki hak-hak atas tanah yang telah diberikan dengan sesuatu hak yang benar-benar dapat berhasil guna. Untuk menghasilkan hak tersebut pemegang hak atas tanah diwajibkan untuk mengerjakan tanahnya secara aktif, dengan disertai larangan pemilikan tanah secara absentee. Demikian juga dengan penggunaaan tata ruang wilayah sebagai dasar kebijakan pemanfaatan dan penggunaan tanah merupakan wujud, bahwa pada asasnya penggunaan tanah harus dilakukan secara berencana. Ira Sumaya : Analisis Hukum Landreform Sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Studi Pada Kegiatan Redistribusi Tanah Di Kota Medan Priode 2007-2008, 2009 Berkaitan dengan pembangunan disektor pertanian, kebijakan pembangunan dimaksud diarahkan pada pengembangan sistem ketahanan pangan, kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka menjamin ketahanan pangan, dengan memperhatikan peningkatan pendapatan para petani serta meningkatkan produksi yang diatur dengan undang-undang dan berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Departemen Pertanian. Dari penjelasan kebijakan pembangunan pertanian tersebut mempunyai keterkaitan yang erat dengan program landreform, sebab tujuan dari program landreform sesungguhnya adalah untuk meningkatkan penghasilan dan taraf hidup para petani terutama petani kecil dan petani penggarap tanah, sebagai landasan atau prasyarat untuk menyelenggarakan pembangunan ekonomi untuk menuju masayarakat yang adil dan makmur 112 . Dari uraian tersebut terlihat jelas bahwa adanya keterkaitan yang erat antara pembangunan hukum dengan pembangunan ekonomi. Dalam kebijakan ekonomi dimaksud diperlukan adanya peraturan perundang-undangan yang merupakan alat dalam mewujudkan pembangunan ekonomi dimaksud. Hukum dan peraturan adalah sarana untuk mencapai segala kebijakan di bidang ekonomi. Dengan demikian pembangunan hukum dalam hal ini digunakan sebagai alat atau sarana mewujudkan pembangunan ekonomi dimaksud. Dengan kalimat lain bahwa dalam melakukan pembangunan ekonomi tersebut diperlukan adanya suatu aturan yang menjadi dasar pelaksanaan pembangunan ekonomi. Hal ini merupakan konsekuensi dari wujud 112 Boedi Harsono, Loc.Cit, hlm. 353. Ira Sumaya : Analisis Hukum Landreform Sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Studi Pada Kegiatan Redistribusi Tanah Di Kota Medan Priode 2007-2008, 2009 supremasi hukum yang hendak ditegakkan dinegeri ini, yang mengandung makna bahwa segala tindakan atau prilaku manusia didasarkan pada hukum, termasuk prilaku manusia didalam melakukan kegiatan dibidang ekonomi juga tidak luput dari aturan-aturan yang mendasarinya 113 . Dalam kaitannya dengan hukum agraria yang mengambil objek pengaturannya pada prekonomian dalam hal ini adalah Pemanfaatan Sumber Daya Alam SDA oleh manusia, maka dapat dikatakan bahwa Hukum Agraraia merupakan salah satu dari hukum ekonomi. Apalagi jika dikaitkan dengan dijadikannya Pasal 33 UUD 1945 sebagai pardigma yuridis, maupun filosofis dalam sistem prekonomian Indonesia sebagai dasar dari pembentukan UUPA, maka semangkin jelas bahawa hukum agraria sesungguhnya adalah hukum yang mengatur masalah ekonomi. Dalam keterhubungan dalam masalah tersebut Munir Fuady anatara lain menyatakan, bila ditelaah ketentuan-ketentuan dalam UUPA ada sebagian aturan hukum agraria yang bergerak di bidang ilmu ekonomi sehingga lebih tepat jika disebut hukum ekonomi agraria. Selanjutnya dikatakan bahwa ketentuan-ketentuan yang berkaitan denga landreform merupakan contoh pengaturan dibidanng ekonomi. Dengan memperhatikan pendapat tersebut diatas ketentuan tersebut sebagai suatu sarana dalam rangka pengaturan, penguasaan dan pemilikan tanah, dalam arti terwujudnya pemerataan sumber daya alam yang berupa tanah dapat dikatakan sebagai salah satu lingkup dari hukum ekonomi Indonesia. Oleh karena itu dalam rangka dengan hukum ekonomi yang dimaksud. 113 Herawan, Loc.Cit, hlm. 109. Ira Sumaya : Analisis Hukum Landreform Sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Studi Pada Kegiatan Redistribusi Tanah Di Kota Medan Priode 2007-2008, 2009 Landreform pembangunan hukum ekonomi tentunya peraturan-peraturan landreform tersebut kiranya mempunyai signifikansi merupakan suatu sarana yang ditujukan untuk mewujudkan keadilan dalam arti pemerataan sumber penghidupan petani berupa tanah, yang pada akhirnya akan terdapat pula pemerataan hasilnya, dengan mengacu kepada pembagian hukum ekonomi CFG. Sunaryati Hartono, maka ketentuan landreform tersebut termasuk dalam pengertian baik hukum ekonomi pembangunan maupun hukum ekonomi sosial. Oleh karena itu kedepan masalah pengaturan, penguasaan dan pemilikan tanah landreform perlu dilakukan secara sungguh-sungguh, baik pada tataran legislasi maupun pada tataran implementasi. Untuk mewujudkan hal tersebut peranan pemerintah pada setiap tahap sangat diperlukan. Hal ini menjadi sebab masalah tanah di Indoenesia tidak dapat diserahkan begitu saja melalui mekanisme Pasar land market yang tunduk pada hukum permintaan dan penawaran, melainkan peranan besar pemerintah untuk mencegah hal tersebut justru sangat diperlukan. Hal ini tentunya sangat berkaitan erat dengan ketentuan Pasal 33 UUD 1945 merupakan landasan konstitusional pembangunan ekonomi Indonesia, telah mengatur dengan jelas bahwa masalah ekonomi khususnya yang menguasai hajat hidup orang banyak diperlukan campur tangan pemerintah sebagai organisasi tertinggi dari rakyat yang diberikan kekuasaan atas bumi, air dan kekayaan alam untuk digunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Ira Sumaya : Analisis Hukum Landreform Sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Studi Pada Kegiatan Redistribusi Tanah Di Kota Medan Priode 2007-2008, 2009

G. Kebijakan Hukum Landreform Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat