Kebijakan Hukum Landreform Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat

G. Kebijakan Hukum Landreform Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat

Tujuan umum kebijakan pertanahan adalah terwujudnya suatu kondisi kemakmuran rakyat sebagaimana yang diamanatkan oleh Pasal 33 ayat 3 UUD 1945, TAP MPR IX2001 dan UUPA 1960 melalui pengelolaan pertanahan secara berkeadilan, tranparan, partisipatif dan akuntabel serta berkesinambungan. Adapun kemudian yang menjadi salah satu tujuan khususnya adalah terwujudnya suatu kondisi dimana setiap warga negara mendapat akses yang adil atas tanah, khususnya golongan ekonomi lemah baik diperkotaan maupun dipedesaan 114 . Dasar kebijaksanaan pertanahan adalah Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang dijabarkan lebih lanjut dalam UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- pokok Agraria, yang lebih dikenal sebagai Undang-Undang Pokok Agraria UUPA. Pada Pasal 2 ayat 1 UUPA ditegaskan lagi bahwa bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat. Terhadap asas “negara menguasai” tersebut, maka dalam hubungan antar negara dan masyarakat, kedudukan masyarakat tidak dapat di-subordinasi-kan di bawah negara, karena justru negara menerima kuasa dari masyarakat untuk mengatur tentang peruntukan, persediaan dan penggunaan tanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas. Kewenangan mengatur oleh negara 114 Kerangka Kebijakan Nasional Pertanahan, www.google.com. Ira Sumaya : Analisis Hukum Landreform Sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Studi Pada Kegiatan Redistribusi Tanah Di Kota Medan Priode 2007-2008, 2009 pun dibatasi, baik oleh UUD 1945 maupun relevansinya dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu sebesar-besar kemakmuran rakyat 115 . UUPA sangat berpihak kepada kepentinngan golongan ekonomi lemah. Berbagai ketentuan dan upaya yang diamanatkan di dalamnya secara tegas ditujukan untuk mengangkat taraf hidup rakyat golongan ekonomi lemah tersebut. Demikian juga tentang kewajiban-kewajiban dari setiap subjek hak atas tanah dan pengaturan tanah adat yang bertentangan sifatnya dengan UPPA. Pasal 11 ayat 2 UUPA : ”Perbedaan dalam keadaan masayarakat dan keperluan hukum golongan rakyat dimana perlu dan tidak bertentangan dengan kepentingan dengan kepentingan nasional diperhatikan dengan menjamin perlindungan terhadap kepentingan golongan ekonomi lemah”. Penjelasan Umum III 2 UUPA : ”Didalam menyelenggarakan kesatuan hukum itu Undang-Undang Pokok Agraria tidakmenutup mata terhadap masih adanya perbedaan dalam keadaan masayarakat dan keperluan hukum dari golonga-golongan rakyat”. ”Yang dimaksud dengan perbedaan yang didasarkan atas golongan rakyat misalnya perbedaan dalam keperluan hukum rakyat kota dan rakyat pedesaan, pula rakyat yang ekonominya kuat dan rakyat yang lemah ekonominya. Maka ditentukan ....... bahwa dijamin perlindungan terhadap kepentingan golongan yang ekonominya lemah”. Penjelasan Pasal 11 ayat 2 UUPA : ”Pasal ini memuat prinsip perlindungan kepada golongan ekonomi lemah terhadap yang kuat. Golonganekonomilemah itu bisa warga negara asli maupun keturunan asing”. 115 Yuswanda A.Temenggung, Kebijakan Pertanahan Dalam Pengembangan Agribisnis, Makalah Pada Seminar Nasional Pulang Kampus Alumni Fakultas Pertanian Universitas Mataram di Mataram tanggal 23-24 Februari 2008, hlm. 4-5. www.Google.com Akses : 2 Februari 2009. Ira Sumaya : Analisis Hukum Landreform Sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Studi Pada Kegiatan Redistribusi Tanah Di Kota Medan Priode 2007-2008, 2009 Penjelasan Umum II 6 UUPA : ”...... perlu diadakan perlindungan bagi golongan warga negara yang lemah terhadap sesama warga-warga yang kuat kedudukan ekonominya. ... maka jual beli, penukaran, penghibahan, pemberian dengan wasiat dan perbuatan- perbutan lain yang dimaksudnkan untuk memindahkan untuk memindahkan hak milik serta pengawasannya diatur dengan Peraturan Pemerintah, ketentuan inilah yang merupakan alat untuk melindungi golongan-golongan yang lemah yang dimaksud itu”. Pasal 13 UUPA : 1 Pemerintah beruisaha agar supaya usaha-usaha dalam lapangan agraria diatur sedemikian rupa, sehingga meninggikan produksi dan kemakmuran rakyat..... serta menjamin bagi setiap warga negara Indonesia derajat hidup yang sesuai dengan martabat manusia, baik bagi diri sendiri maupun keluarganya. 2 Pemerintah mencegah adanya usaha-usaha dalam lapangan agararia dari organisasi-organisasi dan perseorangan yang bersifat monopoli swasta. 3 Usaha-usaha pemerintah dalam lapangan agraria yang bersifat monopoli hanya dapat diselenggarakan dengan udnang-undang. 4 Pemerintah berusaha untuk memajukan kepastian dan jaminan sosial termasuk bidang perburuhan dalam usaha-usaha dilapangan agraria 116 . Penjelasan Umum II 6 UUPA : ”... pemerintah berkewajiban untuk mencegah adanya organisasi dan usaha- usaha perseorangan dalam lapangan agraria yang bersifat monopoli swasta..., bukan saja usaha swasta tetapi juga usaha-usaha pemerintah yang bersifat monopoli harus dicegah jangan sampai merugikan rakyat banyak”. Pejelasan Umum II 7 UUPA : ”... perlu dibarengi pula dengan pemberian kredit, bibit dan bantuan lainnya dengan syarat-syarat yang ringan, sehingga pemiliknya tidak akan terpaksa bekerja dalam lapangan lain, dengan menyerahkan penguasaan tanahnya kepada oranng lain” 117 . 116 Lihat Pasal 11,Penjelasan Pasal 11 dan Pasal 13 UUPA 117 Lihat Penjelasan Umum III 2, II 6 dan II 7 UUPA Ira Sumaya : Analisis Hukum Landreform Sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Studi Pada Kegiatan Redistribusi Tanah Di Kota Medan Priode 2007-2008, 2009

1. Kerangka Kebijakan Nasional Pertanahan