Risiko Investasi Obligasi Syariah Sukuk

30 peringkat dengan tanda positif + nilainnya lebih tinggi dari peringkattanpa tanda dan peringkat dengan tanda negatif -.

2.3 Risiko Investasi Obligasi Syariah Sukuk

Sukuk berdasarkan sudut pandang investor, merupakan suatu aset finansial aset, yaitu: suatu sekuritas yang dapat memberikan pendapatan tetap sehingga dianggap berbobot risiko. Bagi investor yang selalu mengelak risiko, maka investasi dalam sukuk adalah instrumen yang paling tepat. Berikut ini beberapa risiko yang dihadapi oleh investor dalam investasi obligasi Fabozzi, 2000 yaitu: 1. Risiko Suku Bunga atau Risiko Tingkat Bunga Pada umunya harga sukuk bergerak berlawanan arah terhadap perubahan suku bunga.Apabila suku bunga naik, harga sukukakan turun, dan sebaliknya. Bagi investor yang merencanakan untuk menyimpan sukuk sampai jatuh tempo, perubahan harga sukuk sebelum maturitas tidak menarik perhatiannya akan tetapi bagi investor yang ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo, suatu kenaikan suku bunga setelah membeli sukuk berarti adalah capital loss yang direalisasikan. Risiko tersebut disebut interest rate risk atau disebut juga price risk. Kenaikan tingkat bunga pasar menyebabkan menurunnya harga sukuk karena sebesar apapun tingkat bunga pasar mengalami peningkatan, pemegang sukuk tetap hanya akan menerima tingkat bagi hasil yang sudah ditetapkan. 2. Reinvestment Risk Risiko Reinvestasi 31 Menurut Moeljadi 2006:109 Risiko tingkat reinvestasi merupakan “risiko penurunan suku bunga yang akan menyebabkan penurunan pendapatan dari portofolio obligasi”. Kenaikan suku bunga akan merugikan pemegang sukuk, karena menurunkan nilai sukuk. Demikian juga jika ada penurunan suku bunga, maka para pemegang sukukakan mengalami penurunan pendapatan. Risiko suku bunga berhubungan dengan nilai sukuk, sedangkan risiko reinvestasi berhubungan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh bagi hasil. Pemegang sukuk jangka panjang akan menghadapi risiko suku bunga, namun tidak menghadapi risiko tingkat investasi. Pemegang sukuk jangka pendek, tidak akan menghadapi risiko suku bunga sehingga nilai bagi hasil tetap stabil, namun akan menghadapi risiko investasi dan pendapatan akan berfluktuasi dengan perubahan suku bunga. 3. Default Risk Risiko Bangkrut atau Risiko Kredit Risiko kredit yaitu risiko bahwa emiten akan tidak mampu memenuhi pembayaran bagi hasil dan pokok pinjaman, sesuai dengan kontrak. Sukuk perusahaan mempunyai default risk yang lebih besar daripada sukuk pemerintah. Tidak bagi masyarakat umum untuk melihat besar kecilnya risiko ini.Cara terbaik untuk melihat risiko ini adalah dengan terus memonitor peringkat yang diberikan oleh perusahaan efek.Di Indonesia badan tersebut dikenal dengan Pemeringkat Efek Indonesia PEFINDO.Obligasi yang paling aman diberi peringkat AAA dan yang paling tidak aman atau paling banyak risikonya diberi peringkat D. 4. Risiko Inflasi 32 Menurut Tandelilin 2010:48 peningkatan inflasi secara secara relative merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal.Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun. Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan, maka dari itu risiko ini juga disebut sebagai risiko daya beli. 5. Risiko Kurs Valuta Asing Orang Indonesia yang membeli sukuk di negara lain dapat mengalami kerugian perbedaan kurs valuta asing foreign exchange risk. 6. Marketability Risk Risiko Likuidasi Yakni risiko yang mengacu pada seberapa mudah investor dapat menjual sukuknya, sedekat mungkin dengan nilai dari sukuk tersebut.Cara untuk mengukur likuiditas adalah dengan melihat besarnya spead selisih antara harga permintaan dan harga penawarannya yang dipasang oleh perantara pedagang efek.Semakin besar spead tersebut, makin besar risiko likuiditas yang dihadapi. 7. Event Risk Seringkali kemampuan emiten untuk membayar bagi hasil dan pokok pinjaman tanpa terduga berubah karena, bencana alam dan pengambilalihan.

2.4 Faktor-faktor Keuangan Yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh rasio likuiditas, profitabiltas, aktivitas, leverage, dan frim size terhadap return saham: studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45

1 5 70

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Current Ratio, dan Price Eraning Ratio Terhadap Return Saham

0 3 84

Analisis Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan

0 6 118

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan MaturitasTerhadap Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 13 107

Cover Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Abstract Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Chapter I Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Chapter II Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Reference Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

1 1 4

Appendix Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 11