Tujuan Penelitian Peringkat Penerbitan Obligasi Syariah Sukuk

21 2. Apakah return on asset berpengaruh positifterhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah current ratio berngaruh positifterhadap peringkat sukukpada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah maturitas berpengaruh negatif terhadap peringkat sukuk Pada Perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh debt to equity ratio terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh return on asset terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh current ratio terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh maturitas terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Investor 22 Sebagai informasi tambahan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan jika ingin berinvestasi di instrumen obligasi syariah Sukuk perusahaan. 2. Bagi Peneliti Sebagai wadah pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh debt to equity ratio, return on asset, current ratio dan maturita sterhadap peringkat sukuk pada Perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagi Pihak Lain Sebagai sumbangan pikiran dan informasi bagi pihak yang ingi melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai debt to equity ratio, return on asset, current ratio dan maturitas terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia. 23 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Teori Tentang Obligasi Syariah Sukuk 2.1.1 Pengertian Obligasi Syariah Sukuk Obligasi bond merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati oleh pihak yang bersangkutan Jogiyanto, 2003:11. Menurut Moechdie, et al.2012:299 Obligasi adalah salah satu jenis hutang. Secara umum obligasi adalah surat tanda hutang jangka panjang. Menurut konvensi yang berlaku di Indonesia, surat hutang dengan tenor di atas 5 lima tahun disebut obligasi, meskipun beberapa surat hutang bertenor 3 tiga tahun yang diterbitkan perusahaan pembiayaan dipasarkan dan dicatat sebagai obligasi. Kebanyakan obligasi yang di Indonesia bertenor 5 lima tahun dan paling panjang adalah 30 tiga puluh tahun. Menurut Tandelilin 2010 dalam Pandutama 2012, dari sudut pandang perusahaan, obligasi perusahaan menyatakan hutang perusahaan kepada 24 pemegangnya, sedangkan dari sudut pandang investor, obligasi perusahaan merupakan suatu investasi yang berbeda dengan saham biasa. Saham biasa menyatakan klaim kepemilikan pada suatu perusahaan, sedangkan obligasi menyatakan klaim kreditur pada suatu perusahaan. Kupon obligasi yang diterima pemodal secara periodik dan pokok obligasi pada saat jatuh tempo, dapat dikatakan bahwa obligasi merupakan suatu pendapatan tetap. Investasi pada obligasi relatif lebih aman dibanding dengan investasi saham, karena pemegang obligasi memiliki hak pertama atas asset perusahaan jika perusahaan tersebut mengalami likuidasi.Hal tersebut terjadi karena perusahaan telah memiliki kontrak perjanjian untuk melunasi obligasi yang telah dibeli oleh pemegang obligasi. Dalam islam, istilah obligasi lebih dikenal dengan shukuk. Shukuk merupakan bentuk jamak shukkum yang artinya surat pengakuan utang, cek bak. Kata shukuk sendiri artinya dokumen atau piagam akte. Dalam istilah perbankan syariah maknanya surat berharga yang diterbitkan sesuai prinsip syariah. Istilah Sukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak dalam bahasa arab yang berasal dari kata ”sakk” yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan www.wikipedia.or.id. Sukuk merupakan sertifikat bernilai sama yang mewakili bagian tak terpisahkan dalam kepemilikan suatu aset berwujud, manfaat atau jasa, atau kepemilikan dari aset suatu proyek atau aktivitas investasi tertentu, yang terjadi setelah adanya penerimaan dana sukuk, penutupan pemesanan dan dana yang diterima dimanfaatkan sesuai dengan tujuan penerbitan sukuk. 25 Obligasi syariah merupakan obligasi yang ditawarkan dengan ketentuan yang mewajibkan emiten untuk membayar kepada pemegang obligasi syariah sejumlah pendapatan bagi hasil dan membayar kembali dana obligasi syariah pada tanggal pembayaran kembali dana obligasi syariah. Pendapatan bagi hasil dibayarkan setiap periode tertentu 3 bulan, 6 bulan atau setiap tahun. Besarnya pendapatan bagi hasil dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah pemegang obligasi syariah dengan pendapatan yang dibagi hasilkan, yang besarnya tercantum dalam laporan keuangan konsolidasi emiten triwulan yang terakhir diterbitkan sebelum tanggal pembayaran pendapatan bagi hasil yang bersangkutan. Pembayaran pendapatan bagi hasil kepada masing-masing pemegang sukuk akan dilakukan secara proporsional sesuai dengan porsi kepemilikan sukuk yang belum dibayar kembali.

2.1.2 Karakteristik Obligasi Syariah Sukuk

Ada beberapa kriteria persyaratan yang harus dipenuhi oleh emiten, yaitu: 1. Aktivitas utama core business yang halal, tidak bertentangan dengan substansi Fatwa No.20DSN-MUIIV2001. Fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah islam diantaranya adalah: a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang, usaha lembaga keuangan konvensional ribawi, termasuk perbankan dan asuransi konvensional. b. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman haram. 26 c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat. 2. Peringkat Investment Grade: a. Memiliki fundamental usaha yang kuat b. Memiliki fundamental keuangan yang kuat c. Memiliki citra yang baik di publik 3. Keuntungan tambahan jika termasuk korporasi atau institusi syariah yang terdaftar dalam komponen Jakarta Islamic Index. Tabel 2.1 Perbandingan Obligasi Syariah Sukuk dengan Obligasi Konvensional Deskripsi Obligasi Syariah Obligasi Konvensional Penerbit Pemerintah, korporasi Pemerintah, korporasi Sifat Instrumen Sertifikat kepemilikanpenyertaan atas suatu asset Instrumen Pengakuan Hutang Penghasilan Imbalan, bagi hasil, margin Bunga kupon, capital gain Jangka Waktu Pendek-menengah Menengah-panjang Underlying Asset Perlu Tidak Perlu Price Market Price Market Price Investor Islami, konvensional Konvensional Penggunaan Dana Hasil Penerbitan Harus sesuai syariah Bebas Sumber: Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah

2.1.3 Jenis Obligasi Syariah Sukuk

Academy for International Modern Studies AIMS mengklasifikasikan jenis sukuk sebagai berikut: 1. Sukuk mudharabah 2. Sukuk musyarakah 27 3. Sukuk ijarah 4. Sukuk murabahah 5. Sukuk salam 6. Sukuk istishna 7. Sukuk hybrid Di samping itu, AIMS juga membagi sukuk menjadi empat kelompok berdasarkan aset atau proyek yang menjadi dasar transaksinya, sebagai berikut: 1. Sukuk yang mewakili kepemilikan pada aset berwujud sebagian besar berupa transaksisale and lease back atau direct lease. 2. Sukuk yang mewakili kemanfaatan atau jasa mendasarkan pada transaksi sub lease atau penjualan jasasale of service. 3. Sukuk yang mewakili bagian ekuitas dalam usaha atau portofolio investasi tertentu berdasarkan akad musyarakah atau mudharabah 4. Sukuk yang mewakili piutang atau barang yang diterima di masa depan berdasarkan murabahah, salam, atau istishna. Atas dasar proyek atau aset yang mendasarinya tersebut di atas, sukuk dapat juga dikelompokkan menjadi dua yaitu sukuk yang dapat diperdagangkan dan sukuk yang tidak dapat diperdagangkan. Sukuk yang dapat diperdagangkan tradable sukuk adalah sukuk yang mewakili aset berwujud atau porsi kepemilikan dari usaha atau portofolio investasi tertentu. Contohnya:sukuk ijarah, sukuk mudharabah, atau sukuk musyarakah. Sementara sukuk yang mewakili piutang dalam bentuk uang maupun barang tidak dapat diperdagangkan non-tradable sukuk. Contohnya : sukuk salam, sukuk istishna, atau sukuk murabahah. 28 Di Indonesia, fatwa DSN MUI baru mengatur beberapa jenis Obligasi Syariah yaitu Obligasi Syariah Mudharabah fatwa Nomor 33DSN- MUIIX2002, Obligasi Syariah Ijarah fatwa Nomor 41DSN-MUIIII2004 dan Obligasi Syariah Mudharabah Konversi fatwa Nomor 59DSN- MUIV2007. Jenis-jenis sukuk yang dimungkinkan untuk diterbitkan berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.14 tentang Akad-Akad yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal adalah sukuk Mudharabah dan sukuk Ijarah.

2.2 Peringkat Penerbitan Obligasi Syariah Sukuk

Peringkat sukuk merupakan peringkat yang menyatakan mutu sukuk yang mencerminkan kemungkinan gagal bayar Bringham dan Houston 2006:373 yang disebut dengan risiko kredit. Peringkat obligasi berdasarkan definisi Peringkat PEFINDO adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Peringkat SukukBerdasarkan PEFINDO idAAA sy Efek Utang dengan peringkat idAAA sy merupakan Efek Utang yang didukung oleh kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. idAA sy Efek Utang dengan peringkat idAA sy memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif dibandingkan ekuitas Indonesia lainnya. idA sy Efek Utang dengan Peringkat idA sy memiliki dukungan kemampuan Obligor yang kuat dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan idBBB sy Efek Utang dengan peringkat idBBB sy didukung oleh kemampuan obligor yang memadai relatif dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai 29 dengan yang diperjanjikan, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan. idBB sy Efek Utang dengan peringkat idBB sy menunjukkan dukungan kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan. Sambungan Tabel 2.2 Peingkat Sukuk Berdasarkan PEFINDO idB sy Efek utang dengan peringkat idB sy menunjukkan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi kewajiban finansialnya. idCCC sy Hutang dengan peringkat ini rentan terhadap non-payment, dan tergantung pada bisnis yang menguntungkan dan kondisi keuangan bagi obligor untuk memenuhi hutang jangka panjangnya. idD sy Keamanan hutang pada peringkat ini dalam gagal bayar, atau gagal memenuhi kewajiban, terjadi secara otomatis pada kewajiban non- payment yang pertama kali. Pengecualian dibenarkan bila pembayaran bunga lewat dari tanggal jatuh tempo yang dilakukan dalam masa tenggang. Sumber: www.pefindo.com Dari peringkat AA sy ke B sy dapat dimodifikasi dengan penambahan tanda plus + atau minus - untuk menunjukkan kekuatan relatif dari kategori dalam peringkat, atau disebut sebagai rating outlook. Peringkat sukuk dengan tanda positif + menandakan peringkat tersebut dapat ditingkatkan, sedangkan peringkat sukuk dengan tanda negatif - menandakan peringkat tersebut dapat diturunkan. Tetapi peringkat dengan tanda negatif - nilainya lebih rendah dari peringkat tanpa tanda dan peringkat dengan tanda positif +. Sebaliknya, 30 peringkat dengan tanda positif + nilainnya lebih tinggi dari peringkattanpa tanda dan peringkat dengan tanda negatif -.

2.3 Risiko Investasi Obligasi Syariah Sukuk

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh rasio likuiditas, profitabiltas, aktivitas, leverage, dan frim size terhadap return saham: studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45

1 5 70

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Current Ratio, dan Price Eraning Ratio Terhadap Return Saham

0 3 84

Analisis Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan

0 6 118

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan MaturitasTerhadap Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 13 107

Cover Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Abstract Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Chapter I Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Chapter II Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Reference Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

1 1 4

Appendix Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 11