Latar Belakang Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan MaturitasTerhadap Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

12 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal di suatu negara seringkali dijadikan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal capital market merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang obligasi, ekuitas saham, instrumen derivative maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lainnya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi Darmadji,et al.2001:1. Pasar modal di Indonesia memiliki berbagai macam pilihan sekuritas untuk berinvestasi,salah satu sekuritas yang diperdagangkan tersebut adalah obligasi. Obligasi adalah surat berharga dalam bentuk sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman investor dengan yang diberi pinjaman emiten. Obligasi merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada emiten dengan janji membayar bunga secara periodik selama periode tertentu. Padahal dalam Islam bunga merupakan riba yang jelas diharamkan. Untuk itu, dalam perkembangannya ada alternatif pengganti obligasi yang berbasis bunga riba yaitu obligasi syariah atau dikenal dengan nama sukuk. 13 Sukuk ditawarkan dengan ketentuan yang mewajibkan emiten untuk membayar kepada pemegang sukuk sejumlah pendapatan bagi hasil dan membayar kembali pokok dana sukuk pada tanggal pembayaran kembali namun akadnya bukan utang-piutang melainkan investasi. Sebelum ditawarkan, sukuk harus diperingkatkan oleh suatu lembaga atau agen pemeringkat obligasi rating agency. Agen pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya adalah sekuritas sukuk sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu sukuk bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi pokok pinjaman.Sehingga pemodal bisa menggunakan jasa agen pemeringkat obligasi tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat sukuk. Proses peringkatan ini dilakukan untuk menilai kinerja perusahaan, sehingga rating agency dapat menyatakan layak atau tidaknya sukuk tersebut diinvestasikan. Kualitas suatu sukuk dapat dimonitor dari informasi peringkatnya rating. Sejak tahun 1995, surat utang khususnya yang diterbitkan melalui penawaran umum wajib untuk diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar di Bapepam. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat sekuritas utang, yaitu PT. PEFINDO Pemeringkat Efek Indonesia dan PT Kasnic Credit Rating Indonesia. Namun dalam penelitian sekarang lebih mengacu pada PT. PEFINDO. Aspek penilaian obligasi yang dilakukan PT. PEFINDO berdasarkan pada 3 aspek yaitu aspek keuangan, aspek industri dan aspek bisnis. Namun belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai aspek mana yang lebih diutamakan dalam 14 pemeringkatan. Tujuan penelitian ini adalah menguji salah satu aspek tersebut yaitu aspek keuangan. Aspek keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan variabel leverage, profitabilitas dan likuiditas. Alasan dipilihnya variabel-variabel tersebut adalah karena variabel tersebut sering digunakan investor dalam mengukur atau menilai kinerja perusahaan. Investor harus melihat banyaknya penggunaan hutang oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Untuk pengukuran hutang perusahaan menggunakan Leverage. Leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Proksi rasio hutang yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratioDER yaitu rasio yang digunakan untuk perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage hutang ekstrim yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban hutang tersebut Fahmi, 2014:75. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar sumber pendanaan perusahaan yang didanai oleh utang sehingga kondisi tersebut menyebabkan perusahaan dihadapkan pada kemungkinan default risk atau peringkat sukuk yang rendah Herwidi, 2005. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Profitabilitas di ukur dengan ROA Return on Asset yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan aset yang dipergunakan Hanafi dan Halim, 15 2003:27. Semakin tinggi profitabilitas yang diukur dengan ROA maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki dan penerbit obligasi dikelompokkan pada ketegori peringkat investasi investment grade Manurung, etal.2009. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan utang lancarnya juga bisa mempengaruhi peringkat obligasi yang diperoleh. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset untuk memenuhi kewajibannya atau membayar utang jangka pendeknya Kasmir, 2008. Likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio rasio lancar. Current ratio digunakan karena merupakan indikator terbaik untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya dapatdiubah menjadi kas dengan cepat untuk melunasi utang perusahaan. Menurut Gitman 629:2006, semakin tinggi tingkat current rasio di suatu perusahaan, maka semakin tinggi likuiditasnya dan semakin baik pula peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut. Brigham, et al.2006 menyatakan umur obligasi berpengaruh pada peringkat sukuk. Waktu jatuh tempo maturitas adalah jangka waktu sejak diterbitkannya obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi dan mewajibkan emiten untuk membayar kembali dana sukuk tersebut. Semakin lama sukuk tersebut jatuh tempo maka semakin banyak resiko yang akan dialami oleh investor dan melemahkan peringkat sukuk suatu perusahaan, maka karena itu banyak investor yang memilih sukuk yang singkat jatuh temponya. 16 Selain kejadian tersebut, berikut ini dapat dilihat gambaran suatu data empiris mengenai hubungan variabel-variabel independen dengan peringkat sukuk di Bursa Efek Indonesia. Tabel 1.1 Data Debt to Equity Ratio dan Peringkat Sukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan Nama Obligasi Syariah Sukuk DER PeringkatSukuk 2012 2013 2014 2012 2013 2014 BBMI Sukuk Subordinasi Mudharabah I Tahap II Bank Muamalat 2008 4.48 4.97 4.35 A+ sy A sy A sy Sukuk Subordinasi Mudharabah Berkelanjutan I Tahap II Bank Muamalat 2012 4.48 4.97 4.35 A+ sy A sy A sy PPLN Sukuk Ijarah PLN IV Tahu 2010 Seri A 2.50 2.92 2.66 AA+ sy AAA sy AAA sy Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 Seri B 2.50 2.92 2.66 AA+ sy AAA sy AAA sy Sumber: www.idx.co.idData diolah Berdasarkan Tabel 1.1 yang menjelaskan data debt to equity ratio tersebut dapat dilihat indikasi perbedaan. Pada tahun 2012 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah memilki DER sebesar 4,48 dan mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi 4,97 dan peringkat sukuknya mengalami penurunan dari A+ sy menjadi A sy . Sedangkan pada PT PLN yang menerbitkan sukuk ijarah juga mengalami kenaikan pada tahun 2013 yaitu sebesar 2,92 yang sebelumnya pada tahun 2012 sebesar 2,50 terjadi kenaikan peringkat yang dari AA+ sy menjadi AAA sy . Hal yang terjadi pada PT PLN ini tidak sesuai 17 dengan pendapat yang dikemukakan oleh Herwidy 2006 yang menyatakan semakin tinggi DER pada suatu perusahaan seharusnya makin rendah peringkat sukuk pada perusahaan tersebut. Tabel 1.2 Data Return on Asset dan Peringkat Sukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan Nama Obligasi Syariah Sukuk ROA Peringkat Sukuk 2012 2013 2014 2012 2013 2014 BBMI Sukuk Subordinasi Mudharabah I Tahap II Bank Muamalat 2008 8.80 5.50 12.10 A+ sy A sy A sy Sukuk Subordinasi Mudharabah Berkelanjutan I Tahap II Bank Muamalat 2012 8.80 5.50 12.10 A+ sy A sy A sy PPLN Sukuk Ijarah PLN IV Tahu 2010 Seri A 5.53 4.44 2.94 AA+ sy AAA sy AAA sy Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 Seri B 5.53 4.44 2.94 AA+ sy AAA sy AAA sy Sumber: www.idx.co.id Data diolah Pada Tabel 1.2 yang menjelaskan data return on asset, terlihat PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah mengalami penurunan pada tahun 2013 dimana pada tahun 2012 sebesar 8,80 menjadi 5,50. Peristiwa ini mengakibatkan peringkat sukukperusahaan menjadi turun yaitu A+ sy ke A sy . Pada PT PLN yang menerbitkan sukuk ijarah mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu 4,44 menjadi 5,53 dan terjadi kenaikan pada 18 peringkat sukuk. Hal yang terjadi pada PT Muamalat Indonesia tbk ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Manurung, etal.2009, karena semakin rendahnya return on asset pada perusahaan PT Muamalat Indonesia Tbk semakin rendah juga peringkat obligasinya. Tabel 1.3 Data Current Ratio dan Peringkat sukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan Nama Obligasi Syariah Sukuk CR Peringkat Sukuk 2012 2013 2014 2012 2013 2014 BBMI Sukuk Subordinasi Mudharabah I Tahap II Bank Muamalat 2008 89.70 69.60 270.30 A+ sy A sy A sy Sukuk Subordinasi Mudharabah Berkelanjutan I Tahap II Bank Muamalat 2012 89.70 69.60 270.30 A+ sy A sy A sy PPLN Sukuk Ijarah PLN IV Tahu 2010 Seri A 92.10 94.40 97.81 AA+ sy AAA sy AAA sy Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 Seri B 92.10 94.40 97.81 AA+ sy AAA sy AAA sy Sumber: www.idx.co.id Data diolah Pada Tabel 1.3 yang menjelaskan data current ratio terlihat PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah mengalami kenaikan pada tahun 2014 menjadi 270,30 yang sebelumnya 69,60 pada tahun 2013 namun peringkat sukuk tidak berubah. PT PLN mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi 94,40 yang sebelumnya 92,10 pada tahun 2013 dan mengakibatkan peringkat naik dari AA+ sy menjadi AAA sy . Hal ini sesuai 19 dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gitman 629:2006, karena jika current ratio pada perusahaan PT PLN mengalami kenaikan seharusnya peringkat sukuknya juga harus naik. Menurut teori Bringham, etal. 2009 : 373 , peringkat sukuk dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, yaitu faktor keuangan dan faktor non keuangan. Faktor keuangan terdiri dari rasio-rasio yaitu debt to equity ratio, return on asset dan current ratio. Semakin baik rasio-rasio keuangan tersebut semakin tinggi peringkat sukuk di suatu perusahaan.Ada pula faktor non keuangan yang mempengaruhi peringkat sukuk, yaitu maturitas masa jatuh tempo, jaminan aset dan ukuran perusahaan. Namun pada penelitian ini dipilihlah variabel maturitas, agar mengetahui sejauh mana variabel tersebut mempengaruhi peringkat sukuk di suatu perusahaan.Berikut data empiris maturitas: Tabel 1.4 Data Maturitas dan Peringkat Sukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan Nama Obligasi Syariah Sukuk Maturitas Tahun Peringkat Sukuk 2012 2013 2014 2012 2013 2014 BBMI Sukuk Subordinasi Mudharabah I Tahap II Bank Muamalat 2008 6 5 4 A+ sy A sy A sy Sukuk Subordinasi Mudharabah Berkelanjutan I Tahap II Bank Muamalat 2012 9 8 7 A+ sy A sy A sy PPLN Sukuk Ijarah PLN IV Tahu 2010 Seri A 6 5 4 AA+ sy AAA sy AAA sy 20 Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 Seri B 9 8 7 AA+ sy AAA sy AAA sy Sumber: www.idx.co.id Data diolah Pada Tabel 1.4 terlihat PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah memiliki maturitas yang masih panjang yaitu 10 tahun pada 2012 dan semakin dekat masa jatuh temponya terjadi penurunan peringkat menjadi A sy yang sebelumnya pada tahun 2012 peringkat A+ sy . Namun PT PLN yang menerbitan sukuk ijarah juga memiliki maturitas selama 6 tahun lagi pada tahun 2013 dan semakin hari semakin dekat dengan waktu jatuh temponya terjadi kenaikan peringkat menjadi AAA sy yang 2012 peringkatnya AA+ sy . Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Brigham, et al . 2009. Fenomena ini menunjukan beberapa penelitian yang tidak sesuai dengan pendapat ahli sehingga penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah mengenai “Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Maturitas terhadap peringkat Sukuk pada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia“. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap peringkat Sukuk Pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia? 21 2. Apakah return on asset berpengaruh positifterhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah current ratio berngaruh positifterhadap peringkat sukukpada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah maturitas berpengaruh negatif terhadap peringkat sukuk Pada Perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh rasio likuiditas, profitabiltas, aktivitas, leverage, dan frim size terhadap return saham: studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45

1 5 70

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Current Ratio, dan Price Eraning Ratio Terhadap Return Saham

0 3 84

Analisis Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan

0 6 118

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan MaturitasTerhadap Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 13 107

Cover Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Abstract Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Chapter I Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Chapter II Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Reference Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

1 1 4

Appendix Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 11