dibuang orang tuanya; anak yang mengalami masalah dalam cara pengasuhan, seperti anak yang terlibat dalam tindak kekerasan baik secara
fisik, sosial, maupun psikologis, anak yang mengalami eksploitasi ekonomi dan seksual bahkan anak yang diperdagangkan; anak yang kebutuhan dasarnya
tidak terpenuhi, seperti anak yang kurang gizi dan anak yang sudah tidak bersekolah atau putus sekolah. Hal seperti inilah yang banyak terjadi pada
anak-anak jalanan.
32
Parsudi Suparlan mengatakan bahwa adanya orang gelandangan di kota bukanlah semata-mata karena berkembangnya sebuah kota, melainkan karena
tekanan-tekanan ekonomi dan rasa tidak aman sebagai warga desa yang kemudian terpaksa harus mencari tepat yang diduga dapat memberikan
kesempatan bagi suatu kehidupan yang lebih baik di kota .
Anak jalanan dilihat dari penyebab intensitasnya mereka berada di jalanan memang tidak dapat
disamaratakan. Dilihat dari sebabnya, sangat dimungkinkan tidak semua anak- anak berada di jalan karena sebab tekanan ekonomi keluarga, namun juga
perlu diperhatikan variable-variabel lain yang mendukung anak-anak hidup di jalanan, seperti kekerasan dalam keluarga, perpecahan dalam keluarga, atau
pengaruh dari lingkungan sosialnya.
33
3. Penanganan Anak Jalanan Untuk menangani permasalahan anak jalanan, yang dibutuhkan
tidaklah hanya dengan memasukkan anak jalanan ke dalam lembaga-lembaga yang menaungi permasalahan anak jalanan saja ataupun dengan memberinya
32
Citra Pujianti, Pemberdayaan Anak Jalanan, Jurnal Ilmiah Jakarta: FPSI, h. 3.
33
Subhansyah, Aan T, dkk Anak Jalanan di Indonesia, Dekripsi Persoalan dan Penangan Yogyakarta: YLPS Humana, 1996, h. 78.
bentuan secara financial yang hanya akan membuat anak jalanan semakin ketergantungan dengan belas kasihan para dermawan.
Adanya rumah singgah bagi anak-anak jalanan juga merupakan salah satu cara pemberdayaan anak jalanan. Rumah singgah dapat berfungsi sebagai
tempat pemusatan sementara yang sifatnya nonformal, tempat dimana anak- anak dapat dan belajar untuk memperoleh informasi, pengetahuan, wawasan,
serta pembinaan diri awal sebelum menuju kedalam proses pembinaan yang lebih lanjut. Secara umum tujuan dibentuknya rumah singgah adalah
membantu anak jalanan dalam mengatasi masalah-masalah dan menemukan alternatif untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya.
34
Menurut Tata Sudrajat, selama ini beberapa pendekatan yang biasa dilakukan oleh LSM dalam penanganan anak jalanan, yaitu: street based,
centre based, dan community based. a. Street Based
Model penanganan anak jalanan di tempat anak jalanan itu berasal atau tinggal, kemudian para street educator datang kepada mereka: berdialog,
mendampingi mereka bekerja, memahami dan menerima situasinya, serta menempelkan diri sebagai teman.
b. Centre Based Yakni pendekatan atau penanganan anak jalanan di lembaga atau panti.
Anak-anak yang masuk dalam program ini ditampung dan diberikan pelayanan di lembaga atau panti seperti pada malam hari diberikan
34
Arief Achmad, Rumah Singgah Sebagai Tempat Alternatif Pemberdayaan Anak Jalanan, Jurnal Fajar Jakarta: LPM UIN, 2002, h. 1.
makanan dan perlindungan, serta perlakuan yang hangat dan bersahabat dengan pekerja sosial.
c. Community Based Yakni model penanganan yang melibatkan seluruh potensi masyarakat,
terutama keluarga atau orang tua anak jalanan. Pendekatan ini bersifat prevemtif, yakni mencegah anak agar tidak masuk dan terjerumus dalam
kehidupan di jalanan.
35
35
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, h. 201.
37
BAB III PROFIL LEMBAGA
A. Sejarah Pendirian Lembaga
Sebagai Instansi yang bertanggung jawab terhadap permasalahan anak jalanan, Kementerian Sosial dan pemerintah daerah telah berhasil memecahkan
permasalahan anak jalanan, akan tetapi belum maksimal. Untuk meningkatkan keberhasilan dalam pemecahan masalah baik secara kulitas maupun kuantitas,
maka disusunlah program baru dalam bentuk Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Street Children SDC.
Departemen Sosial sebagai instansi pemerintah yang berkompeten terhadap penanganan permasalahan sosial anak jalanan mengembangkan suatu konsep
pelayanan yang komprehensif dan berkelanjutan bagi jalanan. Perwujudan dari konsep tersebut adalah Social Development Center for Children atau Pusat
Pengembangan Pelayanan Sosial Anak yang diresmikan oleh Ibu Negara Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 23 Nopember 2006. SDC
beralamatkan di Jl. Panti Sosial PPA Bambu Apus Jakarta Timur.
1
Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak didirikan untuk menjawab kebutuhan akan kesejahteraan anak anak jalanan dengan segala
permasalahanya. Adapun permasalahan yang dihadapi anak jalanan diantaranya kurangnya pemenuhan kebutuhan dasar seperti pendidikan,
perlindungan, kasih sayang, kesehatan, makanan, minuman, dan pakaian. Akhir-akhir ini dijumpai masalah yang lebih serius seperti tracfiking,
1
Wawancara pribadi dengan Dra. Kokom Komalawati M,Si, Bambu Apus 28 April 2014
eksploitasi seks komersial dan berbagai tindak kekerasan. Jika ditelusuri secara mendalam, fenomena anak jalanan secara garis besar sebagai akibat dari dua
hal mendasar; problema sosial sosiologis karena orang tua yang kurang perhatian kepada anak-anaknya sehingga mereka para anak mencari perhatian
di luar rumah yakni jalanan sebagai pelarian atau kompensasinya. Kedua, problema sosial ekonomi yang didominasi oleh masalah kemiskinan, sehingga
benyak orang tua atau keluarga yang tidak mampu menyediakan kebutuhan dasar anak termasuk kebutuhan untuk mendapat pendidikan secara layak,
kurangtidak tersedianya fasilitas bermain bagi anakanak di tempat tinggal yang padat dan kumuh.
2
Hal hal yang dikemukakan diatas antara lain menyebabkan program pemberian pelayanan dan bimbingan bagi anak jalanan sangat penting untuk
dilakukan sebab dipundak anak anak itu juga masa depan bangsa akan dipikulkan. Kita harus mengantisipasi kehancuran masa depan mereka dan
terjadinya lost generation karena kesalahan generasi sebelumnya.
B. Landasan Hukum
Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak dalam pelaksanaan pelayanan sosial kepada anak jalanan memiliki beberapa landasan hukum yang
digunakan yaitu : 1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 28B ayat 2 dan Pasal 34
2. Undang Undang RI No. 6 tahun 1974 tentang Ketentuan ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial
3. Undang Undang RI No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak
2
Wawancara pribadi dengan Vivi Marlina, AKS, Bambu Apus, 30 April 2014
4. Undang Undang RI No.1 tahun 2000 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No.182 tentang Pelarangan Pengadilan Anak dan Tindakan Segera
Penghapusan Bentuk Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak 5. Undang Undang RI No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
C. Visi dan Misi
Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak SDC Bambu Apus Jakarta
memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:
Visi: Menjadikan anak Indonesia yang mandiri dan normatif secara sosial dan
ekonomi. Misi:
1. Menyelenggarakan perlindungan untuk anak jalanan.
2. Menyelenggarakan bimbingan fisik, mental, sosial dan pelatihan
keterampilan serta pendidikan.
3. Pembinaan keluarga, resosialisasi dan penyaluran dengan memakai sistem rujukan ke lembaga lain.
3
D. Tujuan dan Fungsi Lembaga
1. Tujuan
a. Terciptanya kesamaan visi dan misi antara penyelenggara pelayanan
sosial anak jalanan dalam panti
3
Brosur Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children
b. Terselengaranya pelayanan sosial anak jalanan dalam panti secara
profesional 2.
Fungsi Lembaga
Sebagai asrama boarding house bagi anak jalanan, sekaligus sebagai institusi yang menjalankan kelanjutan proses pelayanan yang telah diberikan
oleh lembaga atau rumah singgah- rumah singgah yang ada, sebagai asal perujuk penanganan anak jalanan.
4
E. Kebijakan dan Program Lembaga
1. Kebijakan
Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak dalam hal kebijakan yang ditempuh diarahkan pada upaya memberikan perlindungan untuk
kepentingan terbaik bagi anak sesuai dengan Undang Undang RI Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak
2. Program Lembaga
Dalam hal pelaksanaan program pelayanan yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak, selain program pemenuhan
kebutuhan dasar yang meliputi pengasramaan, makan, kesehatan, perlengkapan, pendidikan serta keterampilan ada beberapa program lain
diantaranya adalah:
a. Pendekatan Awal
Kegiatan yang mengawali keseluruhan proses pelayanan sosial yang dilaksanakan dengan penyampaian informasi program pelayanan
4
Brosur Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children