Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Oleh karena itu ajaran Islam telah memerintahkan kepada manusia agar senantiasa saling tolong-menolong diantara sesama muslim. Itulah konteks Al- Qur’an dalam kesalehan sosial, Perubahan sosial yang serba cepat sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi IPTEK telah mempengaruhi masyarakat pada umumnya, tidak semua masyarakat dapat beradaptasi dengan perubahan sosial tersebut. Mereka cenderung terpuruk karena tidak dapat mengikuti perubahan tersebut. Salah satunya adalah faktor ekonomi yang mana semua harga bahan pokok sudah sangat sulit dijangkau dan mengakibatkan ekonomi keluarga tidak berjalan semestinya. Pendapatan keluarga kurang memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keadaan ekonomi yang semakin tidak stabil banyak membuat orang tua lupa akan peran mereka sebagai pengasuh dan pemberi kasih sayang. Menurut Sharlow, pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. 5 Artinya ialah mendorong mereka untuk menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi sendiri apa yang harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang ia hadapi sehingga mereka mempunyai kesadaran penuh dalam membentuk masa depanya. Pemberdayaan keluarga anak jalanan melalui kegiatan “parenting skill” menekankan pentingnya suatu proses edukatif dalam mengasuh anak. Pemberdayaan keluarga melalui kegiatan “parenting skill” merupakan alternatif 5 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003, h. 53. dalam menanggulangi masalah anak jalanan. Pemberdayaan mempunyai makna harfiah membuat seseorang berdaya. Istilah lain untuk pemberdayaan adalah penguatan empowerment. Pemberdayaan pada intinya adalah pemanusiaan, yakni mendorong orang untuk menampilkan dan merasakan hak-hak asasinya. Di dalam pemberdayaan terkandung unsur pengakuan dan penguatan posisi seseorang melalui penegasan terhadap hak dan kewajiban yang dimiliki dan seluruh tatahnan kehidupan. 6 Pemberdayaan mengutamakan usaha sendiri dari orang yang diberdayakan untuk meraih keberdayaanya. Payne mengemukakan bahwa suatu proses pemberdayaan empowerment, pada intinya ditujukan guna membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang berkaitan dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkunganya. 7 Pemberdayaan anak jalanan melalui kegiatan “parenting skill” merupakan suatu upaya untuk mengajak orang tua anak jalanan untuk tidak membolehkan anaknya turun ke jalanan. Upaya pengurangan jumlah anak jalanan melalui pemberdayaan keluarga anak jalanan di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Sosial Development Centre for Street Children SDC dilakukan salah satunya dengan mengadakan program pemberdayaan keluarga dan terdapat kegiatan “Parenting Skill”. Kegiatan tersebut dilakukan guna memberikan bekal 6 Tata Sudrajat, Anak Jalanan: Dari Masalah Sehari-hari Sampai Kebijakan, Rumah yang Hilang: Kumpulan Karangan tentang Anak Jalanan Jakarta: YKAI, 1996, h. 55. 7 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Jakarta: FEUI, 2001, h. 32. kepada orang tua dalam menghadapi kondisi ekonomi sulit agar tidak menjadikan anak sebagai korban. Kegiatan ini merupakan sebuah tantangan bagi Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Sosial Development Centre for Street Children SDC untuk dapat merubah pola pikir orang tua anak jalanan yang sudah bersifat “matrealisme”. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan memfokuskan dan memperdalam kajian dengan judul “Efektivitas Kegiatan Parenting Skill dalam Pemberdayaan Keluarga Anak Jalanan di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Sosial Development Centre for Childreen SDC”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan penulis dalam hal waktu dan agar terfokusnya pemikiran maka dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan pada Efektifitas Kegiatan Parenting Skill dalam pemberdayaan keluarga anak jalanan di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children SDC. Adapun pembatasan tersebut diantaranya berupa pengukuran efektivitas menurut Cambel J.P dimana dalam hal ini dapat dilihat dari keberhasilan kegiatanprogram, ketepatan sasaran, kepuasan terhadap kegiatanprogram, dan pencapaian tujuan menyeluruh. Disamping itu, penulis juga membatasi masalah hanya dalam hal pemberdayaan keluarga anak jalanan yang memiliki ekonomi menengah kebawah, serta anak jalanan yang bekerja turun ke jalan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Penelitian pada kegiatan Parenting Skill ini penulis batasi hanya pada kegiatan di tahun 2014.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah umum dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana efektifitas kegiatan parenting skill dalam pemberdayaan keluarga anak jalanan di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children? ” Rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut: a. Bagaimana keberhasilan kegiatan parenting skill di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children? b. Bagaimana keberhasilan sasaran kegiatan parenting skill di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children? c. Bagaimana kepuasan terhadap kegiatan parenting skill di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children? d. Bagaimana pencapaian tujuan menyeluruh kegiatan parenting skill di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui efektifitas kegiatan parenting skill dalam pemberdayaan keluarga anak jalanan di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children. Adapun tujuan penelitian ini secara khusus yaitu: a. Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan parenting skill di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children. b. Untuk mengetahui keberhasilan sasaran kegiatan parenting skill di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children. c. Untuk mengetahui kepuasan penerima manfaat terhadap kegiatan parenting skill di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children. d. Untuk mengetahui pencapaian tujuan menyeluruh kegiatan parenting skill di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan peneliti dari penelitian ini antara lain: a. Secara teoritis, yaitu pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat menambah wawasan tentang ilmu pemberdayaan keluarga anak jalanan melalui kegiatan parenting skill. b. Secara akademis, dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi perpustakaan Universitas, perpustakaan Fakultas, serta sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya. c. Secara praktis, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan sebagai evaluasi kritis dalam pengembangan keluarga anak jalanan baik kelompok maupun perorangan yang dilakukan oleh lembaga social yang peduli atas nasib mereka.

D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggambarkan setting sosial secara lengkap mengenai langkah-langkahkegiatan parenting skill yang dilakukan oleh lembaga Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Centre for Children SDC. Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan bahwa metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati. 8 Penelitian ini berupaya menggambarkan secara sistematis mengenai berbagai komponen atau faktor-faktor yang terkait seperti 8 Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000, h. 3.