Deskripsi Data Penelitian Deskripsi Data

Gambar 1 Histogram dan Polygon distribusi Frekuensi Hasil Kelas Eksperimen Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dari gambar diatas dapat dilihat frekuensi absolut tertinggi berada pada rentang 64-67, dan frekuensi absolut terendah berada pada rentang 40 –47 dan 56-63. Berdasarkan nilai Kelas Eksperimen menggunakan metode diskusi diperoleh data, bahwa rata-rata nilai Kelas Eksperimen adalah 65,65. Rata- rata Kelas Eksperimen termasuk kategori baik. Kategori nilai rata-rata tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Konversi Skor Angka 100 Angka 10 Huruf Keterangan 80 – 100 8,0 – 10,0 A Baik Sekali 60 – 79 6,0 – 7,9 B Baik 40 – 59 4,0 – 5,9 C Cukup 20 – 39 2,0 – 4,9 D Kurang – 19 0,0 – 1,9 E Gagal 2 4 6 8 10 12 40-47 48-55 56-63 64-71 72-79 80-86 a. Data Kelas Kontrol Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol Nilai Frekuensi Absolut Komulatif Relatif 20-30 6 6 16,7 31-41 8 14 22,2 42-52 1 15 2,78 53-63 7 22 19,4 64-74 10 32 27,8 75-85 4 36 11,1 Jumlah 36 100 Dari tabel distribusi frekuensi di atas, data dapat dibuat kedalam bentuk histogram sebagai berikut: Gambar 2 Histogram dan Polygon distribusi Frekuensi Hasil Kelas Kontrol Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 2 4 6 8 10 12 20-30 31-41 42-52 53-63 64-74 75-85 Dari gambar diatas dapat dilihat frekuensi absolut tertinggi berada pada rentang 64 –67, dan frekuensi absolut terendah berada pada rentang 42-52. Berdasarkan nilai yang diperoleh data, bahwa rata-rata nilai Kelas Kontrol adalah 52,80. Rata-rata Kelas Kontrol termasuk kategori cukup. Kategori nilai rata-rata tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Konversi Skor Angka 100 Angka 10 Huruf Keterangan 80 – 100 8,0 – 10,0 A Baik Sekali 60 – 79 6,0 – 7,9 B Baik 40 – 59 4,0 – 5,9 C Cukup 20 – 39 2,0 – 4,9 D Kurang – 19 0,0 – 1,9 E Gagal Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Belajar IPA Siswa Statistik Kelas Posttest Pretest Jumlah Siswa 36 36 Nilai Terendah 40 20 Nilai Terbesar 85 80 Rata-rata 65,65 52,80 Median Me 66,7 59,1 Modus Mo 69,1 67,16 Varians 156,5 362,9 Simpangan Baku s 12,5 19,4

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis

1. Uji Normalitas Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dari hasil uji normalitas data, untuk hasil Posttest diperoleh nilai L hitung atau L o sebesar 0,0931 dan pada tabel harga kritis L t untuk n = 36 pada taraf signifikasi = 0,01 adalah 0,171 karena L h = 0,0931 X t = 0,171 , maka sampel pada hasil Posttest berdistribusi normal. Sedangkan untuk hasil Pretest diperoleh nilai L hitung atau L o sebesar 0,1553 dan pada tabel harga kritis L t untuk n = 36 pada taraf signifikasi = 0,01 adalah 0,171 karena karena L h = 0,1553 L t = 0,171, maka sampel pada hasil Pretest berdistribusi normal Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Variabel N Α L hitung L tabel Keterangan Kelas Eksperimen 36 0,01 0,0931 0,171 Data sampel Berasal Dari Populasi Berdistribusi Normal Kelas Kontrol 35 0,01 0,1553 0,171 Data sampel Berasal Dari Populasi Berdistribusi Normal 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas yang digunakan uji Fisher. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai varians hasil Kelas Eksperimen adalah 12,5 dan varians hasil KelasKontrol adalah 19,4 sehingga diperoleh nilai F hitung = 1,55 dengan taraf signifikasi  = 0,05 untuk dk pembilang= 34 dan dk penyebut = 34, didapat F tabel = 1,76 karena F hitung = 1,55 F tabel = 1,76 maka H o diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa varians kelas tersebut homogen. Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Varians F hitung F tabel Keterangan Kelas Eksperimen KelasKontrol 156,5 362,9 1,55 1,76 Populasi memiliki varians yang Homogen

3. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan uji normalitas data populasi yang menunjukan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan uji homogenitas varians yang menunjukan bahwa kedua populasi memiliki varians yang homogen maka untuk melakukan pengujian hipotesis akan digunakan uji t. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesisnya yang diungkapkan dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak. Berdasarkan hasil uji prasyarat ternyata pengujian hipotesis dapat dilakukan, sebab sejumlah persyaratan yang ditentukan untuk pengujian hipotesis, seperti uji normalitas dan uji homogenitas dari data yang diperoleh telah dapat dipenuhi. Pengujian uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut: a. Menentukan Uji Statistik       2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n S n S n S total       2 36 36 9 , 362 1 36 5 , 156 1 36       70 5 , 1270 5 , 5477   70 18179  = 259,7 S total = 7 , 259 = 16,1 t = 2 1 2 1 1 1 n n S X X total   36 1 36 1 1 , 16 80 , 52 05 , 65    27 , 27 , 1 , 16 25 , 12   54 , 1 , 16 25 , 12  3 , 37 25 , 12  = 0,32 Maka nilai t hitung = 0,32 Untuk mencari t tabel karena hipotesisnaya satu ekor maka untuk menentukan t tabel = t 1- db,. Dengan db = n 1 +n 2 -2 = 36+35-2 = 69 dan taraf signifikan  = 0,05 didapat 1-0,05 = 0,95. Jadi t tabel adalah 0,167 Maka nilai t tabel = 0,167 b. Melakukan pengambilan kesimpulan Karena didapat t hitung t tabel 0,32 0,167, maka H o ditolak atau H a diterima. Artinya, rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diajar menggunakan Metode diskusi berpengaruh terhadap pembelajaran IPA di kelas III.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Metode diskusi bukanlah hal baru dalam teori pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar KBM sebab merupakan konsekuensi logis dari proses pembelajaran di sekolah. Hampir tidak terjadi proses belajar mengajar tanpa adanya keaktifan belajar siswa. Persoalannya terletak pada kadar keaktifan belajar siswa, ada yang kadarnya rendah, ada pula yang kadar keaktifannya tinggi. Diskusi menuntut adanya kadar keaktifan belajar siswa yang optimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal pula. Diskusi adalah salah satu metode pembelajaran agar siswa dapat berbagi pengetahuan, pandangan, dan keterampilan. 1 Tujuan diskusi adalah untuk mengeksplorasi pendapat atau pandangan yang berbeda dan untuk mengidentifikasi berbagai kemungkinan. Penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran memungkinkan adanya keterlibatan siswa dalam proses intersksi yang lebih luas. Metode diskusi juga digunakan dalam rangka pembelajaran kelompok atau kerja kelompok yang didalamnya melibatkan beberapa orang siswa untuk menyelesaikan pekerjaan, tugas atau permasalahan. Sering pula metode ini disebut sebagai salah satu metode yang menggunakan pendekatan CBSA atau ketrampilan proses. Kegiatan diskusi ini dapat dilaksanakan dalam kelompok kecil 3-7 peserta kelompok sedang 8-12 peserta kelompok besar 13-40 peserta. Ataupun diskusi kelas. 1 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009, hal 141